Notif pesan terdengar dari ponsel Abimana dan Daren secara bersamaan dan mengalihkan perhatian mereka dari pembicaraan mereka sebelumnya. Mata Daren terkunci pada layar ponselnya saat membuka pesan yang ia terima, berbeda dengan Abimana yang terlihat sangat marah.
"Dad..." Ucap Daren setelah berhasil menormalkan kembali perasaannya
Abimana hanya mendeham pelan saat Daren memanggilnya.
"Ini sudah sore... Aku akan D menjemput arash, D takut uncle Xander ..."
"Pergilah" abimana memotong cepat ucapan Daren, entah kenapa hati kembali memanas saat mendengar Daren menyebutkan nama Xander.
"Ok ..." Ucap Daren bangkit meninggalkan ruangan Abimana.
______________________________________Daren kembali membuka pesan yang ia terima setelah keluar dari ruangan ayahnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Ada hubungan antara mama dan uncle Xander? kenapa orang ini mengatakan jika ini semua ada kaitannya dengan arash?"
Semua pertanyaan itu muncul dibenak Daren saat melihat Nasya dan Xander yang yang terlihat begitu mesra di foto yang dikirim ke ponselnya.
"Gue harus secepatnya mencari tahu, agar menemukan jawaban atas semua ini" ucap Daren menyakinkan dirinya.
______________________________________"Hello again my boy"
Arash mendengus kesal saat melihat Xander berada diarea parkir sekolahnya dengan memakai Hoodie dan topi yang entah dengan alasan apa.
"Kenapa uncle disini?" Tanya arash saat telah berada didekat Xander.
"Menurutmu ... Untuk apa papa disini?" Ucap Xander.
"Papa...?"
"Ya...." Jawab Xander karena arash mengulang kata papa.
"Kata itu terdengar tidak cocok keluar dari uncle, bukannya terdengar manis ... tapi lebih seperti sebuah lawakan" ucap arash seperti memancing emosi Xander.
Xander terkekeh seraya berjalan ke arah arash agar lebih dekat dengannya keponakannya itu, lalu menoleh sejenak ke arah Sandy yang berdiri setia disamping sahabatnya itu.
Xander menarik nafas dalam lalu berucap pelan seraya menatap lembut arash.
"Aku tau apa yang sedang kamu coba untuk lalukan arash, sebaiknya jangan ... Dan berhenti, Karena itu tidak akan berguna, papamu ini bukanlah preman kampung yang sering kamu hadapi saat kamu berada dikampungmu nak ..."
Ucapan Xander membuat sedikit rasa takut muncul dihati arash, ia menarik nafas dalam lalu kembali tersenyum dan berkata.
"Uncle..."
"Arash"
Suara Daren mengalihkan perhatian arash, lalu menoleh ke arah suara kakak berasal, ia tersenyum hangat saat melihat Daren yang tengah berjalan ke mendekat ke arahnya.
"Your brother here" ucap Xander lembut lalu membelai lembut pipi arash dan berjalan meninggalkan mereka disana.
Ucapan Xander membuat perhatian arash kembali padanya, Ia mematung saat mendengar suara Xander terdengar begitu lembut.
"Rash..." Sapa Daren namun adiknya itu tidak bergeming sedikitpun.
"Arash..." Ucap sandi seraya menepuk pundak arash karena pemuda itu mengabaikan kakaknya.
"Hah..." Ucap arash saat merasakan tepukan dipundaknya.
"Lu kenapa ...?" Tanya Sandy.
"Engak..." Jawab arash singkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
sandaran hati
Randommenceritakan tentang kehidupan seorang remaja penuh suka, duka dan perjuangan, serta keadaan yang memaksanya untuk menjadi dewasa intinya baca aja deh, semoga kalian suka