bab.22

269 30 19
                                    

"tok...tok...tok..."

Xander mengetuk pintu mobil Abimana yang terparkir di parkiran sekolah arash.

"Hai kak ... menjemput arash.?" tanya xander saat sang empu menurunkan jendela mobilnya.

"Ehm...." Jawab Abimana

"Boleh aku ikut pulang sama kalian?" tanya xander

"Dimana mobilmu?" Ujar Abimana

"Aku tidak membawanya, tadi pagi aku berangkat sama Daren untuk menghindari macet" jelas xander

"Jadi apa boleh?" tanya xander lagi.

Abimana menganggukan kepalanya.

"Terimakasih ... Jadi aku tidak harus menelpon tukang ojek itu lagi" ucap Xander dan segera naik ke mobil Abimana.

"Arash tunggu...." Panggil Tania

Panggilan Tania membuat arash menghentikan langkah dan berbalik ke arah Tania. Suara Tania yang cukup keras tidak hanya membuat arash berhenti, tetapi juga menarik perhatian Xander dan Abimana.

"Kau sudah mau pulang" tanya Tania.

"Ya... Ayah sudah menungguku di parkiran" ucap arash seraya ke menoleh arah mobil Abimana.

"Aku cuma mau ngasih undangan ulang tahun aku nanti, kamu mau datang kan ?" Ucapnya.

"Insha Allah" ucap arash dengan tetap menundukkan pandangannya.

"Aku duluan dan terima kasih" pamit arash seraya tersenyum lalu meninggalkan Tania.

Tania menatap tak percaya saat arash tersenyum kepadanya.

"Kalian lihat girls dia tersenyum kepadaku....aahhh...." Teriaknya

Apa yang Tania lakukan tak lepas dari pandangan Abimana dan Xander, bahkan Xander menatap Tania dengan tatapan yang sangat mengerikan.

"Siapa gadis itu" tanya xander saat arash masuk dan duduk disamping Abimana.

"Tania... Teman kelas Arash, kenapa uncle ? " terang arash

"Kamu suka sama dia?" Tanya xander kembali.

"Enggak, Kenapa uncle nanya gitu?" Ucap arash.

"Tidak apa-apa, hanya penasaran"

"Memangnya ada apa dengan gadis itu ?dan kenapa kamu menanyakan semua yang seharusnya menjadi pertanyaanku" cerca Abimana.

"Aku hanya tidak suka padanya, tadi aku sudah bilang kalau aku hanya penasaran." Ucap Xander kembali.

Entah mengapa abimana tidak suka saat Xander bertanya kepada arash, ia merasa jika apa yang Xander lakukan itu seolah ingin mengantikan posisinya sebagai seorang ayah.

"Jalan..." Titah Abimana pada Martin.
______________________________________

Bram terus berpikir bagaimana caranya ia harus mewujudkan keinginan tania.

"Bos kenapa kau terus mondar mandir seperti itu" tanya seorang anak buah Bram.

"Aku sedang memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan kado ulang tahun untuk putriku" ucap Bram

"Kita rampok saja bos"

"Kau pikir aku semiskin itu, jika hanya sebuah barang aku bisa membelikanya, tapi dia menginginkan seorang untuk menjadi kado ulang tahunnya" jelas Bram.

"Kita culik saja dia" ucap Anton orang kepercayaannya Bram.

"Yah .. .  Kau benar" ucap Bram dengan senyum puas saat mendengar ide yang diberikan Anton.

sandaran hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang