"Kak...kenapa?" Tanya arash saat melihat Daren yang masih saja diam.
"Engak ... Engak ada, kamu mau latihan kan?" Ucap Daren untuk mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain.
"Yah..." Jawab arash
"Pergilah...jangan membuat ustad Arifin menunggu" ucap Daren.
"Kakak mau..." Ucap arash seraya melihat ke arah Annisa yang tengah duduk manis di kursi teras, namun ucapannya dengan cepat dipotong Daren.
"Engak usah mikir aneh - aneh bocah" ucap Daren seraya menatap tajam arash.
"Kabur... Takut dimakan king_kong" ucap arash seraya berlari menjauh dari Daren.
"Arashi... Awas kau" teriak Daren.
______________________________________Alexander kini tengah tersenyum penuh bahagia saat melihat wajah khawatir dari Daren.
"Aku akan terus menjadi bayangan arash dan kalian tidak akan bisa menemukanku" ucapnya seraya terus melihat ke arah arash dari tempat persembunyiannya.
"Dan kau Arashi... Kau akan datang sendiri kepadaku, tapi jika itu tidak terjadi, maka aku sendiri yang akan mengambilmu" ucapnya kembali lalu melihat ke arah sebuah mobil yang baru saja tiba disana.
"Ah...Mario ... Abimana mengirimkan anak buahnya untuk menjaga pangeran kecilku" ucapnya lalu tertawa dan kembali berkata.
"Kelinci kecil seperti mario tidak akan bisa menghalangi langkahku... Mari bermain Abimana"
______________________________________Daren dan arash kini telah berada dalam mobil untuk pulang, arash menatap aneh kearah Daren yang terus tersenyum.
"Why u smiling like that? Are you ok?" Tanya arash.
"Shut up arash" jawab Daren
"Jangan bilang kakak senyum terus kayak gitu, hanya karena bisa ngobrol lebih lama sama ka Annisa?" Ucap arash dan dia mendapatkan jawaban dari senyum yang terkembang di bibir Daren.
"Dapat nomor handphonenya engak?" Tanya arash lagi dan ia tertawa saat Daren menjawabnya dengan sebuah gelengan dan berkata
"Lupa..."
Tawa arash semakin keras saat mendengar ucapan Daren.
"Puas... ketawanya" ucap Daren saat melihat arash tertawa.
"Arash ada nomor kak Annisa, tapi kakak Daren harus traktir arash makan, gimana? Mau engak?" Ucap arash.
"Serius?" Tanya Daren yang dijawab anggukan oleh arash
"Ok... Kita makan dicafe depan sana" ucap Daren antusias membuat mereka tidak menyadari jika ada yang sedang mengikuti mereka.
______________________________________Abimana terus memikirkan keadaan arash dan juga berdebatannya kecilnya dengan arash.
"Kenapa aku masih terus meragukannya? Tapi kenapa aku begitu menyayanginya" ucap Abimana.
Ia menarik nafas dalam dan kembali berkata.
"Apa aku harus melakukan test DNA seperti yang arash katakan, tapi bagaimana jika hasilnya menyatakan jika arash bukan anakku? Apa aku akan sanggup kehilangan dia?"
Abimana mengambil handphonenya berniat menelpon seseorang, namun terhenti saat sebuah pesan masuk.
"Brengsek..." Teriak Abimana saat setelah ia membuka pesan itu.
______________________________________"Kamu tunggu disini kakak ketoilet sebentar" ucap Daren saat mereka tengah menunggu makanan yang mereka pesan datang.
"Mau ditemani engak?" Goda arash.

KAMU SEDANG MEMBACA
sandaran hati
Aléatoiremenceritakan tentang kehidupan seorang remaja penuh suka, duka dan perjuangan, serta keadaan yang memaksanya untuk menjadi dewasa intinya baca aja deh, semoga kalian suka