"ayah..." Panggil arash saat Abimana berbalik hendak meninggalkannya.
"Arash ...ayah minta berhentilah memintaku untuk melakukan test DNA, biarkan semuanya tetap seperti ini" ucap abimana tanpa memandang arash.
"bukankah dengan test DNA kita bisa mengetahui kebenarannya" sanggah arash.
Abimana berbalik memandang arash lalu berkata.
"sekali lagi ayah katakan jangan lagi meminta untuk itu, kamu tetaplah dengan keyakinan mu dan biarkan aku dengan keraguanku"
"Ayah..." Panggil arash dengan suara yang terdengar seperti nyari menangis.
"Aku tidak perlu membuktikan apapun ... Karena aku yakin dengan apa yang aku yakini" ucap abimana memotong ucapan arash.
"Tapi arash yakin..."
"Sudah ayah katakan arash...ayah tindak akan melarang untuk menganggapku sebagai ayah kandungmu, tapi jangan memaksa untuk membuktikan apapun, mengerti" ucap Abimana lagi.
"Ayah..."
"CUKUP... Sudah aku katakan arash... kamu tetaplah dengan keyakinanmu dan biarkan aku dengan semua keraguanku" ucap Abimana tegas lalu berjalan perlahan mendekati arash dan berkata dengan suara pelan dan dingin.
"Aku tahu ini menyakitimu, maka cobalah untuk berteman lah dengan rasa sakit itu"
Arash hanya mampu menatap diam abimana yang memberinya tatapan tajam.
______________________________________Xander menatap penuh kemenangan ke arah layar ponselnya yang memperlihatkan foto pertunangan bersamanya Nasya.
"Aku akan membawanya kembali Nasya, karena disinilah seharusnya dia berada dan aku akan membuat rasa benci yang ada di hati Abimana semakin dalam hingga nanti saat semua kebenaran terbuka penyesalannyalah yang akan membunuhnya" ucap Xander.
Xander menutup matanya untuk menikmati suasana hatinya begitu bahagia.
______________________________________"Dad..." Panggil Daren saat melihat Abimana berjalan keluar dari kamar arash.
Abimana berhenti saat mendengar Daren memanggilnya.
"Bagaimana arash" tanya Daren.
"Dia sudah tidur" dusta abimana.
"Oh..."
"Kamu..."
"I had wanted to meet him" jawab Daren.
"Besok saja..." ucap abimana lalu berjalan meninggalkan Daren.
"What happened, kenapa ekspresi dad seperti itu" monolog Daren seraya menatap punggung ayahnya yang berjalan menjauh darinya.
____________________________________Daren dan abimana melihat ke arah arash yang baru saja tiba dimeja makan, namun ia langsung duduk disebelah Daren tanpa menyapa dan membuat mereka terheran.
"Rash..." Panggil Daren lembut saat melihat arash sibuk mengoleskan rotinya dengan selai cokelat.
"Ehm...." Jawab arash tak kalah lembut.
"Morning..." Ucap Daren membuat arash sontak menoleh ke arahnya, lalu meletakkan kembali roti yang akan ia makan dan mengaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Maaf...lupa... selamat pagi ayah...KA Daren" ucap arash diiringi kekehan kecil.
Abimana menatap heran ke arah arash yang terlihat biasa saja, seperti tidak terjadi apapun diantara mereka.
"Kenapa yah?" Tanya arash saat menyadari Abimana yang menatapnya lekat.
"Kamu..."
"Arash hanya melakukan apa yang ayah minta, membiarkan semua mengalir seperti air supaya tidak ada lagi ketegangan diantara kita, sampai nanti tangan Allah yang bekerja dan membuka semua kebenaran" ucap arash tenang, memotong ucapan Abimana.

KAMU SEDANG MEMBACA
sandaran hati
Randommenceritakan tentang kehidupan seorang remaja penuh suka, duka dan perjuangan, serta keadaan yang memaksanya untuk menjadi dewasa intinya baca aja deh, semoga kalian suka