Abimana terdiam saat melihat mata arash menutup.
"Arash...Arashi bangun nak....bangun sayang...jangan tidur disini nak...buka matamu...ayah mohon buka matamu..." Ucapnya dengan parau dan pelan bahkan tanpa dia sadari air matanya mengalir di pipinya.
"Perasaan apa ini, kenapa dadaku terasa sesak dan hatiku terasa hancur" ucapnya dalam hati.
Nafasnya memburu bahkan ia tidak bisa mengambarkan perasaan apa yang sedang ia rasakan saat ini, marah, benci, hancur semuanya menyatu.
"Bramasta... akan ku habisi kau" teriaknya.
Daren dan xander hanya berdiri terpaku ditempat mereka saat melihat apa yang terjadi kepada arash. Perasaan mereka tidak kalah hancur dari Abimana.
"Tuhan jangan Kau ambil adikku...aku mohon jangan..." hanya kalimat itu yang terucap dari bibir daren.
"Aku tidak perna meminta kepadamu tuhan...tapi kali ini aku mohon jangan rengut dia, jangan bawa dia" ucap Xander dalam hatinya.
Abimana membawa arash dalam gendongannya, ia berdiri dan berjalan menuju mobil dengan perasaan hancur. Namun Xander menghentikannya.
"Kak... biarkan aku saja yang mengendongnya" ucapnya.
"Lenganku masih kokoh dan kedua tanganku masih mampu untuk mengangkatnya, jadi aku tidak membutuhkan bantuan siapapun" ucap Abimana tanpa melihat xander.
Xander membuka jalan untuk Abimana setelah mendengar ucapannya.
"Martin kita kerumah sakit" titahnya, ia menatap wajah damai arash sejenak dan melanjutkan langkah.
"Kau harus hidup...harus... jika tidak aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri" ucap Xander saat melihat Abimana menjauh bersama arash dalam gendongannya.
_____________________________________"Apakah disini kita akan aman" tanya Bram kepada Anton.
"Tentu..." Jawab Anton seraya tersenyum.
"Bagus" ucap Bram seraya menatap sekelilingnya.
"Aku rasa tempat ini bisa menjadi markas baru kita" ucapnya.
"Kita pikirkan itu sebaiknya kau berisitirahat terlebih dahulu dan aku akan kembali kesana untuk melepaskan Tania" ucap Anton.
"Baiklah..." Jawab Bram lalu berjalan menuju salah satu kamar yang ada ditempat itu.
Anton menatap punggung Bram dengan tatapan licik dan senyum penuh misteri.
______________________________________Arash telah berada dalam penanganan dokter terbaik dirumah sakit itu. Abimana dan yang lainnya menunggu dengan gelisah didepan ruang tindakan.
"Dad minumlah" ucap Daren dan menyerah sebotol air mineral kepada Abimana.
"Tidak...aku tidak haus"
"Dad tapi ini..."
"Jangan memaksaku Daren" ucap Abimana lalu menatap tajam Daren.
"We're worried about Arash, but I'm sure he'll be fine" ucap Daren
Ia menarik nafas dalam saat melihat abimana tidak memberikan respon apapun atas ucapannya.
"Tuan Abimana"
Abimana segera bangkit saat mendengar seorang dokter memanggilnya.
"Bagaimana dok" tanyanya
"Tenanglah dia anak yang kuat, kami akan segera memindahkannya keruang perawatan, kamu hanya tinggal menunggunya sadar"
Abimana menghembuskan nafas lega saat mendengar apa yang dokter itu katakan. Xander dan Daren juga melakukan hal yang sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/335241889-288-k103917.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
sandaran hati
Ngẫu nhiênmenceritakan tentang kehidupan seorang remaja penuh suka, duka dan perjuangan, serta keadaan yang memaksanya untuk menjadi dewasa intinya baca aja deh, semoga kalian suka