Daren berdiri diam dipintu kamar adiknya, dia tersenyum saat melihat arash yang tengah mengaji dan terkagum saat mendengar suara indah arash mengalun menbaca setiap ayat dalam kita suci Al-Qur'an yang ada didepannya.
"Aku tidak tau ... Bagaimana ibu membesarkanmu ... Tapi kalau boleh jujur... Aku iri padamu ... Ibu berhasil membuatmu menjadi pribadi yang luar biasa" ucap Daren pelan lalu meninggalkan kamar arash.
______________________________________Abimana masih berada ditempat yang sama mencoba untuk kembali tenang dan menata emosinya kembali, ia merasa bersalah atas apa yang dia katakan pada arash.
"Tuah Abimana..."
Ia mengangkat kepalanya saat mendengar namanya dipanggil.
"Ada apa ?" ucapnya saat melihat berdiri martin didepannya.
"Ponsel terus berdering" ucap Martin seraya menyerahkan ponsel yang ia bawa kepada Abimana.
Abimana melihat ke arah Martin, lalu mengambil ponselnya dari tangan orang kepercayaannya itu, untuk menerima panggilan diponselnyaa yang kembali berdering tanpa melihat siapa yang menghubunginya.
"Bagaimana keadaan disana kak? Apakah semuanya baik-baik saja?"
"Kau ..." Ucapnya saat mendengar suara yang sangat dia kenali disebrang sana.
"Ya it's me, do you Miss me" ucap Xander mencoba memancing kembali emosi Abimana.
"Berhentilah menjadi parasit dalam keluargaku Xander" ucap Abimana suara tawa Xander membuat Abimana semakin marah.
"Never ... Aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkan sesuatu yang seharusnya menjadi milikku, atau kamu mau memberikannya secara sukarela padaku" ucap Xander.
Abimana menarik nafas dalam menenangkan emosinya kembali lalu berkata pelan dan dingin.
"Berhenti bermimpi X, jika dulu aku masih memberimu maaf karena hubungan yang ada diantara kita, maka sekarang aku tidak akan memberikan ampunan jika kamu berani menyentuh arashi_ku walau seujur rambutpun"
Xander tersenyum dingin diujung sana saat mendengar ucapan Abimana dan berkata.
"Itu adalah hal terbodoh yang perna kamu lakukan Abimana, memberikan ampunan dan menerimaku kembali kedalam keluarga kecilmu, seharusnya kamu tahu kalau kita tidak perna memiliki hubungan apapun walaupun ibuku dulu menikahi ayahmu"
"Kau..."
"Bersiaplah karena permainanku yang sebenarnya baru akan dimulai" ucap Xander memotong ucapan Abimana
"Tentu saja ... Aku selalu siap menjadi pemenang dalam setiap permainan bodohmu, mungkin kamu sudah lupa, jika aku berhasil memenangkan hati wanita yang kamu cintai bahkan sampai dia menutup matanya" sarkis Abimana.
"Diam lah..."
"Mulailah bermain untuk kekalahanmu ... Karena piala kemenangannya sudah berada ditangan ku dan akan selalu ada ditanganku" ucap Abimana lalu memutuskan panggilan itu tanpa menunggu jawaban yang akan Xander berikan.
______________________________________"BEDEBAH KAU ABIMANA" teriak Xander seraya melempar ponsel sampai hancur.
Nafasnya memburu sebagai tanda jika emosinya benar-benar naik.
"Aku akan menghancurkan mu sampai kau tidak akan mampu berdiri kembali Abimana dan itu pasti, dan piala yang sekarang berada ditanganmu akan berpindah padaku"
______________________________________"Perketat penjagaan untuk Daren dan arash, terutama arash... Dia pasti mengincarnya" titah Abimana pada Martin.
"Baik tuan..."

KAMU SEDANG MEMBACA
sandaran hati
Randommenceritakan tentang kehidupan seorang remaja penuh suka, duka dan perjuangan, serta keadaan yang memaksanya untuk menjadi dewasa intinya baca aja deh, semoga kalian suka