Xander menatap arash sejenak lalu terkekeh dan berkata.
"Aku memberitahukan tentang kebenaran, tapi kamu malah mencurigai ku, ini benar-benar luar biasa arash"
"Arash tidak mencurigai uncle, arash hanya bertanya" ucap arash
"Baiklah....kamu hanya bertanya, lalu apakah uncle harus menjawabnya?" Ucap Xander dengan suara pelan.
"Terserah pada uncle...uncle mau menjawabnya atau tidak, karena untuk arash ... pertanyaan itu sudah terjawab" ucap arash tenang lalu tersenyum kepada Xander dan membuat emosi xander sedikit terpancing.
Xander menatap tajam arash saat mendengar apa yang anak itu katakan.
"Kamu sudah mendapatkan jawaban hah...?" Ucap Xander dan menarik nafas dalam lalu berkata
"Lalu jawaban apa yang kau dapatkan"
Arash hanya diam dan membalas tatapan Xander.
"JAWAB AKU ARASH" teriak Xander seraya menatap arash marah dan kembali bertanya
"jawaban apa yang kau dapatkan"
"Untuk apa arash menjawab pertanyaan uncle, karena arash yakin uncle sendiri pun sudah mendapatkan jawabannya" jawab arash tenang.
Xander kembali menatap arash lalu tertawa keras dan berkata.
"Itu hanya sebagian kecil dari kebenaran yang aku katakan tentang ku, ayahmu dan Nasya ibumu ... Aku berani bertaruh jika aku mengatakan semuanya, kamu akan lebih terkejut dan mungkin akan membenciku dan juga ayahmu itu..."
Arash menatap Xander dengan tatapan penuh tanya.
"Maksud uncle...."
"Belum sekarang arash belum waktunya...tapi nanti ... saat waktunya sudah tepat... aku akan mengatakan segalanya " ucap xander lalu meninggalkan arash dengan menatapnya dengan penuh rasa penasaran.
"Ya... Allah... Rahasia apa lagi yang harus hamba ketahui..." Ucap arash dan menghela nafas lelah.
"Bu ... sebenarnya ada cerita apa diantara kalian..."
______________________________________Martin mengetuk pintu ruangan daren dengan terburu - buru dan tersenyum saat daren membuka pintu dan berdiri didepannya.
"Ikut saya keruang kerja tuan abimana"
"What's wrong" tanya daren.
"Jangan disini, kita bicarakn diruang kerja tuan abimana saja" ucap Martin.
Daren Hanya mengangguk dan mengikuti langkah Martin menuju ruang kerja ayahnya.
______________________________________Abimana yang tengah sibuk bergelut dengan laptop dan beberapa berkas yang ada dihadapannya, sedikit terkejut dengan kehadiran Martin dan daren yang masuk tanpa mengetuk pintu.
"Kenapa kalian tidak mengetuk pintu" ucap Abimana.
"urgent..." Ucap daren.
Abimana menatap daren penasaran dan membuat daren tidak nyaman lalu berkata.
"Don't look me like that, Martin asked me to come here"
"Ada apa Martin" ucap abimana.
"Saya sudah mengetahui dimana keberadaan tuan muda" ucap Martin.
"Really...?" Ucap daren
Martin mengangguk lalu berkata
"Seperti yang young master perintahkan, saya mencoba untuk menyadap hp anna dan ternyata benar dia menghubungi Mr. Xander dan akhirnya kita dapat mengetahui dimana keberadaan mereka" terang Martin.

KAMU SEDANG MEMBACA
sandaran hati
Randommenceritakan tentang kehidupan seorang remaja penuh suka, duka dan perjuangan, serta keadaan yang memaksanya untuk menjadi dewasa intinya baca aja deh, semoga kalian suka