bab 10. brothers

283 33 3
                                        

Acara tahlilan atas kepergian Nasya telah selesai dilaksanakan, semua yang hadir pun telah pergi, hanya tersisa beberapa orang memang memiliki hubungan lebih dekat dengan arash.

"Alhamdulillah acaranya sudah selesai sekali lagi terima kasih pak ustad, kak annisa sudah datang dan membantu, maaf arash sudah merepotkan kalian" ucap arash

Ustad Arifin yang mendengar itu hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapan arash.

"Jangan terlalu sering mengucapkan terima kasih, bukankah ka annisa sudah perna bilang, kalau kau dan tante Nasya sudah seperti keluarga sendiri, jadi kakak dan Abi sama sekali tidak merasa direpotkan" ucap Annisa tentu saja dengan senyum yang tidak lepas dari wajah cantiknya

"Arash bersyukur dikelilingi orang-orang baik seperti kalian" ucap arash.

Annisa dan ustad Arifin hanya tersenyum mendengar apa yang arash katakan.

"Alhamdulillah, karena ini sudah malam kami pamit, jika ada sesuatu kamu bisa hubungi saya"ucap ustad Arifin.

"Baik pak ustad" jawab arash

"Daren..."

Daren yang sedari tadi diam dan terus memandang Annisa, sedikit terkejut ketika mendengar namanya dipanggil.

"I..iya pak ustad" jawab Daren

"Jaga adikmu, assalamualaikum" ucap Arifin

Daren hanya mengangguk sebagai jawaban dari ucapan ustad Arifin, namun matanya masih tertuju kepada Annisa

"Waalaikumsallam" balas arash

Setelah kepergian ustad Arifin dan Annisa disana hanya tersisa Ryan dan sandi, melihat kedua sahabatnya masih disana arash mendekati mereka.

"Lu berdua enggak balik" tanya arash

"Mana tega kami ninggalin Lo sendiri disini" ucap Ryan dan sandi memberikan anggukan menyetujui ucapan Ryan.

"Ada ka daren yang nemenin gue, sebaiknya lu berdua pulang kasian nyokap sama adek lu" ucap arash kembali.

"Kalian tidak perlu khawatir, aku akan nginap disini nemanin arash, jadi kalian pulang aja" Daren ikut menimpali pembicaraan mereka.

"Baiklah, tapi lu harus ingat, kalau lu butuh sesuatu, lu bisa hubungi gue atau sandi" ucap Ryan

Hanya anggukan dan senyum diberikan arash sebagai jawaban dari ucapan Ryan.

"Kalau begitu gue sama sandi balik, assalamualaikum" ucap Ryan mewakili sandi

"Waalaikumsallam" ucap arash

Arash menarik nafas lelah karena apa yang terjadi hari ini benar-benar menguras tenaganya, ia butuh istirahat itu yang ia tahu.
______________________________________

Abimana yang kini berbaring diatas tempat tidur mewahnya hanya menatap ke langit-langit kamar, ia tidak benar-benar terlelap karena pikirannya masih terpusat pada arash. Ia masih belum bisa sepenuhnya menerima arash sebagai anaknya, tapi kenapa ia begitu tidak suka saat ada orang lain yang lebih dekat dengan anak itu, bahkan ia sangat marah saat mendengar ustad Arifin memikirkan tentang kebutuhan anak itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi denganku? Aku belum bisa menerima dia sepenuhnya tapi kenapa aku begitu tidak suka saat orang lain yang lebih dekat dengannya, ini aneh" monolog Abimana

"Sebaiknya aku mencoba untuk beristirahat saja"

Ia mencoba untuk memejamkan matanya mungkin ia bisa benar- benar tertidur
______________________________________

Arash yang sedang membaca Al-Qur'an dikamarnya, mengehentikan bacaan saat suara ketukan terdengar dari pintu kamarnya. Ia segera menutup Al-Qur'annya dan meletakannya diatas meja.

sandaran hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang