Martin berhenti saat melihat arash terdiam menatap ke arah gerbang sekolah.
"Tuan muda..." panggil Martin Seraya menepuk halus pundak arash.
"Ha..." jawab arash saat merasakan tepukan halus dipundaknya.
"Ada apa ?" Tanya Martin pelan
"Uncle Xander..." ucap seraya menunjuk ke arah gerbang membuat Martin mengikuti arah tangan arash, namun dia tidak melihat siapapun disana.
"Kita ke mobil saja" ucap Martin lembut lalu berpamitan kepada kedua sahabat tuannya itu.
"Tapi uncle..."
"Tuan muda aku disini bersamamu, aku akan melindungi dari siapapun jadi kau tidak perlu takut" ucap Martin pelan untuk menyakinkan arash.
"Arash bukannya takut uncle, tapi tadi arash ngeliat uncle Xander ada disana" ucap arash lagi mencoba untuk menyakinkan Martin.
Martin menarik nafas dalam lalu menatap lembut arash dan berkata.
"Tidak ada siapapun disana tuan muda, mungkin itu hanya perasaanmu saja"
"Tapi..."
"Sebaiknya kita mobil, tuan abimana sudah menunggumu" ucap Martin memotong ucapan arash.
"Baiklah ..." ucap arash lalu berjalan menuju mobil Abimana.
"Hati - hati rash" ucap sandi saat arash meniggalkannya yang dibalas dengan anggukan.
______________________________________Xander tersenyum bahagia karena hari ini dia sudah melihat anak kesayangannya.
"Papa akan selalu berada disekitar mu Arashi dan aku tidak akan berhenti, sampai aku benar-benar bisa mendapatkanmu" ucapnya dengan senyum penuh kemenangan.
Ia menarik nafas dalam dan kembali membayangkan wajah arash yang berdiri mematung saat melihatnya.
"Aku akan kembali dan itu pasti..." ucapnya lagi, lalu berjalan meninggalkan sekolah arash.
______________________________________Martin membuka pintu mobil untuk arash dan Abimana segera menepuk tempat kosong disebelahnya agar arash duduk disana.
"Ada apa...?" Tanya abimana saat melihat arash yang hanya diam saja.
"Tuan muda melihat tuan Xander berdiri didepan gerbang sekolah" jawab Martin yang telah duduk dikursi kemudi.
"Kamu yakin...?" Tanya abimana sambil memberi Martin penuh tanya.
"Saya tidak melihatnya" jawab Martin.
"Tapi arash melihatnya yah dan arash yakin kalau itu uncle Xander" jawab arash.
Abimana membelai lembut kepala arash lalu berkata.
"Jika dia kembali dan mencoba untuk menyakitimu lagi, maka ayah akan jadi orang pertama yang berdiri didepanmu untuk melindungimu"
Arash tertegun mendengar ucapan Abimana, tanpa ia sadari ia tersenyum dan memeluk Abimana.
"Ayah..."
"Tenang lah..." ucap Abimana seraya membalas pelukan arash dan mengecup lembut kepalanya.
Arash menutup matanya untuk dapat merasakan kehangatan yang Selama ini sangat ia rindukan.
"Arash bukan takut jika uncle Xander akan menyakiti arash, arash hanya tidak inggin, dia melukai orang-orang yang sangat arash sayangi, terutama ayah dan kak Daren" monolog arash.
Martin tersenyum melihat adegan manis antara arash dan Abimana, ia segera menjalankan mobilnya meninggalkan sekolah arash.
______________________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
sandaran hati
Randommenceritakan tentang kehidupan seorang remaja penuh suka, duka dan perjuangan, serta keadaan yang memaksanya untuk menjadi dewasa intinya baca aja deh, semoga kalian suka