AROMA

603 57 4
                                    

Byurrr!!!

Suara dua tubuh dengan tinggi lebih dari seratus delapan puluh centimeter yang jatuh berentetan ke dalam air menarik atensi semua kru dan model yang ada di sana. Pond yang sedang mengambil swafoto dengan Win, serta Joss yang sedang melakukan live instagram turun terkejut. Suara itu keras, disambut teriakan heboh para kru, membuat Win juga nyaris terjungkal jika Pond tidak menyelamatkannya.

"Dunk!!" Sura Pond terdengar keras di tengah kekacauan itu setelah tahu bahwa sahabatnya jatuh ke dalam air.

Para kru, termasuk Pond dan Joss segera bergegas mendekati tempat Dunk dan Joong jatuh, sementara Win bersusah payah untuk turut mencapai tempat itu dengan mengitari bebatuan besar dan berlari masih dengan kostum pemotretan terakhirnya.

Saat mereka sampai di sana, mereka tidak melihat Dunk maupun Joong. Keduanya tidak tampak sedikitpun, hanya ada kalung mutiara kecil-kecil yang diuntai panjang tersangkut di bebatuan, di tengah aliran air yang deras ke bawah sana. Kalung itu semula dipakai Dunk sebagai salah satu aksesoris yang akan mulai bisa dipesan di awal musim dengan harga termahal.

"Dunk!! Joong!!!" Joss berteriak keras-keras.

Tak ada sahutan. Mereka seperti kehilangan kedua model itu hanya dalam waktu tak sampai dari lima menit berselang.

"Kerahkan semua kru, panggil tim bantuan. Kita susuri sungai ini secepatnya!!" Pemimpin project segera memberi komando darurat.

Pond ingin mencari lebih jauh saat itu juga, tapi kru pemotretan menahannya dan memintanya untuk menyiapkan perbekalan dan menunggu tim bantuan yang lebih ahli terlebih dahulu.

"Kak Joss, bagaimana ini?" Win yang berhasil meraih kalung mutiara itu mendekati Pond dan Joss, sementara kalung itu dia sadorkan ke hadapan mereka.

"Tenang saja. Dunk bersama Joong. Kalian bisa mempercayai Joong, dia pasti selamat dan membantu menyelamatkan Dunk juga. Kita hanya harus menemukan mereka secepatnya, karena sungai ini mengalir menuju hutan yang masih belum benar-benar dipetakan!" Joss menjawab, meyakinkan keduanya untuk lebih tenang.

Pond mengangguk dengan setengah hati. Bahkan saat tangannya ditarik untuk segera kembali ke camp mereka, cowok itu masih menoleh dan berusaha untuk setidaknya menemukan tanda keberadaan sahabatnya.

Beberapa kru yang sudah lebih berpengalaman dengan medan yang gelap dan sulit langsung berjalan menyusuri tepi sungai. Mereka membawa pita merah dari tim penata busana untuk memberi tanda, tentu saja mereka juga membawa alat komunikasi yang sesuai, karena gawai tak akan lagi lebih berguna dibandingkan dengan api di dalam hutan yang gelap sana, menjelang malam pula.

***

"Hei, apakah kamu sudah merasa lebih baik?" Suara Joong adalah yang pertama Dunk dengar begitu dia bisa menerima gelombang suara dan mengolahnya untuk diterjemahkan kembali.

Lantas suara binatang malam membuatnya merinding seketika, teringat pada series bergenre horor yang terakhir dia tonton bersama teman-temannya sepulang kelas.

"Hei, Dunk! Buka matamu. Tidak apa-apa, aku ada di sini dan kamu akan baik-baik saja!"

suara Joong terdengar lagi, membuat Dunk entah mengapa cukup yakin untuk membuka mata. Dadanya terasa sesak dan air mata mengalir tanpa bisa dia cegah. Dunk benar-benar tak tahu apa alasannya, dia sama sekali tak bisa menjelaskannya tapi dia merasakan perasaan takut yang aneh. Bukan perasaan takut mati karena sadar baru saja tenggelam dan terseret arus sungai yang deras, tapi rasa takut lain yang Dunk sendiri tak tahu muncul dari mana.

Joong memeluk tubuh Dunk yang masih setengah basah, sementara cowok itu sudah tidak mengenakan apapun di separuh atas tubuhnya. Joong membuat api dan Dunk tak mau bertanya bagaimana caranya pemilik kulit dengan tone yang membuat iri itu bisa menyalakannya. Toh, Dunk tak tahu apakah Joong selalu membawa korek api atau pematik kemana saja dia pergi, atau mungkin dia adalah seseorang yang sesekali merokok sehingga membutuhkan api untuk menyalakan gulungan tembakau dan campurannya itu. Apa yang Dunk tahu begitu dia bangun adalah dia sudah berbaring di atas outer yang tadi dia pakai untuk pemotretan dan Joong memeluknya.

7 Concubine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang