Dunk terkejut bukan main lantaran permukaan dari bagian ujung pedang itu terasa dingin menyentuh bawah dagunya. Rasa dingin yang mengerikan dari pedang itu membuatnya terkesiap dan terjungkal. Punggungnya membentur sesuatu yang keras tapi sesuatu menyelamatkan kepalanya dari benturan.
"Kenapa kamu tidur ribut sekali, sih? Jika kepalamu menghantam lantai, kamu bisa saja berpindah alam!" Pond mengoceh dengan wajah kesal tapi mata dipenuhi tatapan kekhawatiran.
Dunk mencoba untuk tersenyum meski tingkahnya itu justru membuat Pond menjadi bingung. Degup jantungnya tak karuan, Dunk bisa merasakannya. Rasanya seperti ada yang mengajaknya berlari mengelilingi bumi tiga kali.
"Eh, kamu ngapain di kamarku?" Dunk bertanya sambil mencoba untuk bangkit dari posisinya yang tak nyaman.
Pond tak langsung menjawab, dia terlebih dahulu membantu Dunk bangun kemudian membantunya untuk duduk dengan nyaman di atas kasur.
"Aku sudah meneleponmu tiga kali tapi kamu sama sekali tak menjawab, aku mengirimkan pesan pribadi kamu juga tak membalas. Manager pusing, sudah menghubungimu berulang kali juga tapi kamu tak ada tanggapan. Jadi aku menyetir ke sini meskipun sekarang ada lingkaran besar di mataku!" Pond menjelaskan alasannya datang.
Dunk menggumamkan permintaan maafnya dan mengatakan bahwa dia ketiduran saat mencoba berkomentar di postingan sang sahabat. Mengenai bagaimana Pond bisa masuk ke dalam rumahnya bahkan nangkring di dalam kamarnya tanpa permisi, Dunk tidak bertanya lebih jauh lagi. Pond sudah seperti anak sendiri bagi kedua orang tua Dunk dan semua asisten rumah tangga di rumah keluarga Dunk memperlakukan cowok itu sama seperti cara mereka memperlakukan Dunk.
Mudahnya, rumah keluarga Dunk adalah rumah Pond juga dan begitu pula sebaliknya.
Dunk segera memeriksa gawainya, sayangnya benda itu mati total. Pond dengan peka menyodorkan gawai miliknya.
"Kali ini, kamu benar-benar dalam masalah, Dunk!" Pond memperingatkan.
Dunk hanya mencebil lalu masuk ke akun media sosial Pond dan terkejut saat menemukan bahwa sahabatnya itu baru saja mengikuti seorang aktor sekaligus penyanyi yang setahu Dunk minggu lalu belum mulai Pond ikuti.
"Tidak perlu bertanya soal itu dulu, fokus pada masalah yang mungkin nggak sengaja kamu buat saat nyaris tertidur!" Pond mengingatkan Dunk lalu membuka portal berita.
Model Terkenal Dunk dan model aktor pendatang baru, Joong Archen sedang menjalin hubungan?
Judul sebesar gajah itu menghiasi halaman utama portal berita online paling terkemuka di negara mereka, seolah tidak ada pemberitaan lain semacam berita politik atau ekonomi saja. Membuat Dunk membuka matanya lebih lebar dari pintu depan rumah.
"Bangsat! Siapa yang sudah membuat berita semacam ini?" tanyanya dengan asap imajiner mengepul di atas kepala.
"Jika kamu menanyakan itu kepadaku, lalu aku harus menanyakan jawabannya pada siapa? Mana mungkin aku tau kan? Yang lebih penting sekarang, pergilah ke kamar mandi, rapikan dirimu karena sebentar lagi pihak agensi pasti memintamu untuk menjelaskan detail masalah ini!" Pond menarik Dunk agar segera bangkit, lalu mendorongnya menuju ke kamar mandi.
Pond menutup pintu kamar mandi tapi Dunk kembali membukanya.
"Jangan menutup pintunya, ok. Berdiri saja di situ jika kamu tidak mau melihatku mandi!" Dunk berujar, mempertahankan pintu kamar mandinya yang tak pernah benar-benar ditutup dengan rapat lalu mulai menyalakan shower.
"Jadi, bagaimana awalnya aku bisa diberitakan seperti itu?" tanya Dunk.
Tangan halus dengan jemari yang terawat itu mengoper seluruh pakaian kotornya pada Pond untuk kemudian dijatuhkan ke dalam keranjang cucian yang persis berada di sebelah pemilik kaki jenjang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Concubine (END)
Fantasy(Warning: Boyslove, fantasi) Mimpi itu berulang, dan anehnya saat Dunk memposting apa yang dia lihat dalam mimpinya, dia menemukan bahwa ada orang lain yang juga mengalami mimpi yang sama persis. Setelah mimpi itu mulai muncul, perlahan dia merasaka...