Kehilangan 3

216 30 8
                                    

Dunk tersentak merasakan sentuhan telapak tangan Joong di pundaknya.

Napasnya memburu sementara keringat meluncur di dahinya meski suhu kamar Joong sudah mencapai titik beku.

Jam tiga pagi dan dia melihat bekas serupa sisik di kaca yang berembun.

"Kamu memasuki ingatan selir agung ketujuh lagi?" Joong bertanya.

Dunk mengangguk.

"Apakah kaisar Naga baru saja datang ke sini?" tanyanya sambil mengatur napas.

Dunk meraih gelas yang ada di nakas, mencari air minum tetapi yang dia temukan hanyalah gelas berisi es. Permukaan gelas itu bahkan terasa sangat dingin. Untuk membuat suhu tubuhnya tidak menurun secara tak normal, Joong terus menjaga agar kulitnya dan kulit Dunk bersentuhan secara langsung meski hanya lewat telapak tangan.

"Ya. Tapi kamu tidak perlu khawatir. Aku sedang terluka parah, jadi tidak mungkin melawannya. Karena itulah Phuwin ... bukan, maksudku Yang mulia selir agung keenam, menciptakan pelindung di dalam ruangan ini. Maka seperti yang kamu lihat hasilnya, ruangan ini seperti di dalam istana es!" Joong menjelaskan, sekaligus menenangkan Dunk.

"Ya, ya, ya. Aku akhirnya melihat seluruh selir agung. Bahkan selir agung ketiga yang tidak muncul dalam koalisi anonim kami. Aku hanya tidak menyangka soal Phuwin. Ah, maksudku aku tahu dia selir agung juga tapi aku tidak menyangka soal ingatan selir agung ketujuh mengenai selir agung keenam. Dia benar-benar sekuat itu?" tanya Dunk sambil mengitari kamar Joong melalui tatapannya.

Joong hanya bisa mengangguk.

"Ini hanya kekuatan yang dia titipkan lewat Phuwin, jadi hanya bisa dipakai sekali. Ini juga yang menyelamatkan aku dalam pertarungan sebelumnya. Meskipun pada pertemuan pertama kami selir agung keenam terlihat seperti sedang menghakimiku, tetapi pada masa-masa berikutnya, dialah yang memberi selir agung ketujuh petunjuk untuk menyimpan ingatannya, dia juga yang berhasil membekukanku sehingga aku masih hidup sampai sekarang meski kehilangan lebih dari separuh kekuatanku." Joong meletakkan keningnya di kening Dunk.

"Dia membantu selir agung ketujuh sangat banyak, dia juga tahu aku berada di sana, di dalam diri selir agung ketujuh sejak awal. Apakah mungkin yang mulia Permaisuri, kakakmu, yang memintanya untuk membantu kita kabur dulu?" tanya Dunk.

Joong tertawa.

"Tidak, tidak. Kakakku dan selir agung keenam tidak pernah bertemu berdua secara langsung. Kekuatan selir agung keenam adalah kelemahan bangsa kami, dan karena benteng air, kakakku tidak bisa meninggalkan istananya tanpa kaisar Naga. Selir agung keenam sendiri tidak senang meninggalkan istananya karena hanya di sana sajalah kaisar Naga tidak bisa melakukan apapun tanpa izinnya, bahkan hanya untuk menatapnya. Aku yakin, dia bukan hanya tahu kamu akan lahir di sini sehingga selir agung ketujuh harus menyimpan ingatannya, tetapi sejak hari pertama aku dan dia bertemu, dia tahu aku akan memimpin pemberontakan dan membantumu kabur ke pulau peri hutan. Dia adalah permaisuri di masa depan, aku tidak akan meragukan kecerdikannya." Joong menyanggah sembari tertawa.

Dunk ikut tertawa, tetapi kemudian dia tersenyum dan menyentuh perutnya. Dia pikir, dia mungkin mengetahui alasan yang lebih dekat.

"Waktu itu, dia mengatakan 'ternyata, itu kamu' aku pikir karena dia telah bertemu dengan takdirnya di masa depan." Dunk berbisik.

Joong terdiam sejenak.

"Nah, benar juga. Dia mungkin jatuh cinta pada putra selir agung ketujuh bahkan sebelum putra mahkota itu lahir." ungkapnya.

Mereka berdua lalu tertawa bersama.

"Hei, Joong. Putraku ... apakah dia baik-baik saja setelah selir agung ketujuh wafat?" Dunk tiba-tiba bertanya.

7 Concubine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang