Bab 18

8.3K 500 35
                                    


"Siapa wanita itu Al?" Alena tampak tidak senang karena sejak tadi tatapan Ali hanya fokus pada tangga dimana wanita gila itu menghilang. Alena masih sangat penasaran kenapa wanita itu bisa bergerak bebas dirumah Ali.

"Pergilah Alena! Hari ini mood gue benar-benar lagi buruk." Ali tidak memberikan jawaban yang memuaskan untuk Alena.

"Kamu kenapa sih Al? Aku baru tiba dari London dan langsung kemari untuk melepaskan rindu sama kamu tapi kenapa kamu malah ngusir aku seperti ini?" Omel Alena yang membuat kepala Ali semakin pusing.

Terdengar helaan nafas dari Ali, pria itu masih berusaha mengontrol dirinya supaya tidak lepas kendali pada wanita yang sudah lama menjadi sahabatnya itu. "Dan kamu lihat apa yang wanita sialan itu lakukan padaku?" Alena memperlihatkan wajahnya yang memar akibat tamparan Prilly.

Terlihat Ali menoleh namun bukannya iba ia justru tersenyum senang melihat cap tangan Prilly dikedua pipi Alena. Semakin bertambah saja nilai plus wanita itu dimatanya, melihat bagaimana keberanian Prilly hari ini Ali semakin yakin jika wanita itu memanglah cocok ia jadikan pasangannya.

"Kenapa kamu tertawa? Kamu senang melihatku seperti ini?" Marah Alena yang membuat senyuman Ali sontak lenyap. Ali menoleh menatap Gabriel yang sejak tadi berada diruangan kerjanya. Melalui gerakan kepalanya Ali meminta Gabriel untuk membawa Alena pergi dari sisinya.

Alena yang sedang meneriaki Ali tiba-tiba dikejutkan dengan tindakan Gabriel yang memaksa dirinya untuk berdiri. "Eh! Apa-apaan ini?" Alena terlihat berontak namun sayangnya tenaga Gabriel tak sebanding dengan dirinya.

Gabriel menyeret Alena keluar membiarkan wanita itu terus berteriak memaki dirinya. Sepeninggalan Alena suasana di dalam ruangan Ali berubah menjadi sepi. Pria itu tampak duduk termenung mengingat kembali pertemuannya dengan 'teman' dimasa lalunya.

"Kau terlihat sangat bahagia hm?" Ali tampak tak bereaksi apapun ketika lawan bicaranya mulai memancing emosinya.

Selalu seperti ini jika mereka bertemu padahal dulu mereka begitu akrab satu sama lain sampai kejadian dimana Anna terbunuh sosok teman itu berubah menjadi musuh bebuyutan.

"Katakan apa yang sebenarnya kau inginkan Jack!" Perintah Ali dengan wajah datarnya. "Aku tidak memiliki banyak waktu untuk melayani tingkah kekanakan mu ini." Tambah Ali yang membuat ekspresi Jack mantan temannya berubah murka.

Jack hampir saja melayangkan pukulan pada wajah menyebalkan Ali namun ia harus menahan diri jika ia nekat melakukan itu maka ia harus bersiap peluru-peluru anak buah Ali menembus kepalanya.

Jack juga bekerja di dunia hitam seperti Ali namun kekuasaan pria itu tak sebesar Ali yang memiliki orang tua angkat yang cukup berpengaruh di dunia hitam mereka maka tak heran jika tidak ada yang berani mengusik Ali karena selain terkenal dengan kekejamannya pria itu juga memiliki bekingan yang kuat.

"Aku hanya ingin memperingati mu tentang kematian Anna-ku." Jack kembali berusaha memancing emosi Ali. "Sampai kapan pun kau tidak akan bahagia Ali! Kau tidak akan bahagia karena sudah membunuh Anna!" Pekik Jack yang mulai kehilangan kendali pada dirinya.

Ali masih tampak tenang mengahadapi Jack yang begitu menggebu-gebu. "Aku tidak membunuh Anna! Aku tekankan sekali lagi Anna mati bukan karena aku tapi melainkan takdir jika memang kau ingin balas dendam silahkan bunuh aku sekarang!" Tantang Ali dengan wajah begitu tenang.

Jack begitu tertarik membunuh Ali namun sayangnya ia tidak akan melakukan itu karena ada hal lain yang lebih membuatnya tertarik sekarang. Seringaian licik Jack terlihat membuat Ali meningkatkan kewaspadaannya.

"Aku tidak tertarik membunuhmu tapi bagaimana jika nyawamu kau tukar dengan gundik yang kau pelihara dirumah mu itu hm?" Ejeknya yang nyaris membuat Ali melemparkan gelas di hadapannya namun ia menahan diri sampai kapanpun ia tidak akan membiarkan pria didepannya ini menang.

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang