Bab 23

8.1K 414 43
                                    


Pergulatan panas mereka berlangsung lumayan lama sampai akhirnya Prilly terlelap dengan wajah penuh kepuasan. Tepat pukul 10 malam Prilly terbangun dalam kondisi masih telanjang tubuhnya hanya tertutupi selimut tebal.

Prilly tampak meringis saat merasakan nyeri pada sekujur tubuhnya terutama pada bagian pinggangnya. Entahlah, dua kali berhubungan intim dengan Ali ia merasa tubuhnya seperti candu pada kenikmatan yang pria itu berikan.

Prilly tidak ingin berpikiran jauh untuk saat ini ia hanya ingin menikmati hidupnya.

"Kau sudah bangun?" Prilly menoleh ketika mendengar suara Ali, pria itu baru keluar dari kamar mandi sepertinya Ali juga tertidur setelah pergulatan panas mereka tadi sore.

"Heum. Jam berapa sekarang?" Tanya Prilly sambil mencepol rambutnya. Wanita itu terlihat kesusahan mencepol rambutnya karena harus menahan selimut supaya tidak mengekspos tubuh polosnya.

"Jam 10." Jawab Ali.

Prilly tersentak kaget saat merasakan tangan dingin Ali bersentuhan dengan tangannya. Pria itu mengambil alih tugas tangannya untuk mencepol rambut panjangnya. Tanpa mengatakan apapun Ali terlihat begitu telaten mengikat tinggi rambut Prilly supaya wanita itu tidak terganggu dengan rambut panjangnya.

Prilly sendiri sibuk menenangkan detak jantungnya yang lagi-lagi seperti ingin mendobrak rongga dadanya.

"Bangun dan mandi setelah itu makan!" Titah Ali setelah melakukan pekerjaannya dengan baik. Pria itu berbalik menuju lemari sementara Prilly diam-diam menyentuh cepolan rambutnya.

Lumayan bagus.

"Kau mau kemana?" Tanya Prilly saat melihat Ali sedang memilih jasnya.

"Kerja."

"Malam-malam seperti ini?"

"Kenapa kalau malam? Justru saat malam malam seperti ini uang-uang itu akan menghampiriku." Ujar Ali setelah menarik satu stel pakaian warna navy yang akan ia kenakan malam ini.

"Fix kau mafia!" Ucap Prilly yang membuat gerakan tangan Ali sempat terhenti sebentar, pria itu kembali melanjutkan kegiatannya. Ali melepas handuk yang membelit di pinggangnya tepat didepan Prilly hingga refleks wanita itu memekik sambil menutup matanya.

Ali hanya melirik sinis reaksi Prilly yang menurutnya berlebihan, baru sore tadi mereka sama-sama menikmati ketelanjangan mereka dan sekarang Prilly justru bersikap berlebihan layaknya seorang gadis perawan. Apa wanita itu lupa jika keperawanannya sudah diambil oleh Ali?

"Yak! Kenapa kau telanjang di depanku, brengsek?" Marah Prilly masih menutup matanya.

"Sok suci!" Ejek Ali yang membuat Prilly segera membuka matanya lalu menatap Ali sengit. Untungnya pria itu sudah mengenakan celana lainnya meksipun masih bertelanjang dada setidaknya ini lebih baik daripada tadi.

"Kau bilang apa?"

"Sok suci!" Ulang Ali lagi sambil menyemprot parfum di tubuhnya. Biasanya pria itu mengenakan pakaiannya di walk in closet namun malam ini Ali justru memilih mengenakan pakaiannya didepan Prilly.

Mereka benar-benar tampak seperti suami istri sekarang.

"Bajingan sialan!" Maki Prilly yang membuat Ali menatapnya tajam melalui cermin yang ada didepannya, alih-alih takut wanita itu justru balik menantang Ali lewat tatapannya yang tak kalah tajam.

Sudahlah, lebih baik Ali segera membereskan dirinya lalu pergi jika meladeni wanita ini ia yakin sampai besok ia tidak akan bisa keluar dari kamar ini.

"Kau mau kemana?" Prilly kembali bertanya saat melihat Ali mulai mengancingkan kemejanya.

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang