Zifal saat ini sedang berdiri dengan salah satu kaki di angkat, hukuman dari kakak keduanya karena ia sudah membuat xela terjatuh, padahal gadis itu tersandung kakinya sendiri zifal hanya bisa mendumel sedari tadi sembari mendengarkan tawa dari sampingnya itu, keluarganya yang lain sibuk menghibur xela dan juga berbincang melupakan dirinya yang sudah pegal setengah mati dasar jergas anjing bisa-bisa kakaknya itu lebih percaya pada binatang satu itu daripada dirinya, untung ia sabar dan baik hati.Xela sesekali melihat zifal dan memandang rendah pemuda kecil yang menjadi penghambat rencananya itu zifal sendiri tak perduli ia sibuk memikirkan ingin memetik buah apa nanti di ruang rahasianya itu, tak sadar saja salah satu orang di sana melihat tatapannya itu.
"kakak kasihan adik, aku tak apa hanya tergores sedikit" ucap xela pelan yang membuat semuanya jadi memandangi zifal yang sudah goyang-goyang karena pegal.
" Biarkan ia bertanggung jawab dengan kesalahannya" ucap papanya dingin pria tua itu memang sedang tak ke kantor atau lebih tepatnya pulang cepat karena mendengar gadis kecilnya terjatuh pria itu segera pulang ke rumah, zifal jadi jijik mengingatnya, dih alay.
zifal tanpa sadar menyebikkan pipinya terlampau kesal, jujur saja dalam hati papa dan kakaknya zifal terlihat sangat menggemaskan dengan pipi bulat dan mata jernih itu, tapi mereka memilih abai akan hal itu.
hukumannya berlangsung selama satu jam, bayangkan saja berdiri satu jam dengan satu kaki ya walau ia sesekali berjongkok ketika semuanya sibuk dengan xela, tapi tetap saja melelahkan.
"Tuan muda apakah anda ingin secangkir teh untuk menghilangkan lelah?" maid itu bertanya dengan lembut, para maid tau jika tuan muda kecil mereka ini baru selesai di hukum.
zifal menggeleng dengan pelan lalu memasukki kamarnya dengan lesu, para maid hanya bisa menatap sendu punggung kecil itu walau hukuman hari ini tergolong sangat ringan daripada biasanya tapi tetap saja mereka tau tubuh kecil itu tak sekuat yang lainnya.
Setelah mengunci pintu kamarnya zifal langsung berguling-guling di kasur lalu mengusap tanda yang ada di ceruk lehernya itu dengan antusias.
Bukan silau yang melanda kali ini melainkan plafon kamar yang berbeda, kamarnya memiliki plafon yang berwarna putih kusam sedangkan ini berwarna putih bersih.
setelah itu zifal berdiri lalu turun dari kamarnya yang berada di lantai dua, ia akan main air di belakang sana, zifal bahkan sudah mengganti bajunya dengan baju lengan pendek dan celana pendek.
Zifal bahkan membawa keranjang kecil untuk memetik buah-buahan nantinya, ia akan melewatkan makan malam dan makan di ruang ini saja lagipula tak akan ada yang perduli tuh, kecuali para maid.
Ia berjalan dengan riang melupakan pegal-pegal tadi, pertama-tama memetik cherry serta blackberry, blueberry, mulberry,gooseberry, cloudberry, thimbleberry, dan masih banyak lagi hanya saja zifal tak kuat memetik serta memisahkan buah-buahan kecil itu jadi ia hanya memetik beberapa mungkin akan ia cemil nanti dan sisanya ia jadikan selai.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE
Historical Fictionalderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. [ Slow update ] [ bromance ] zifal seorang pemuda yang memutuskan untuk tak lagi memiliki hubungan kekeluargaannya tiba-tiba saja di kejutkan dengan sesuatu yang mustahil terjadi di...