pagi-pagi sekali zifal sudah bangun dan melakukan berbagai aktifitas, pertama-tama anak itu membereskan rumah mereka rumah asli karena malam tadi mereka kembali ke rumah asli.
Zifal dan kedua saudaranya memutuskan untuk menyewa tukang untuk membangun rumah mereka jadi hal pertama yang harus mereka lakukan dari hasil diskusi ialah mendapatkan uang banyak agar dapat membangun rumah yang layak, memang rumah mereka sekarang cukup layak daripada rumah yang ada di desa-desa di bawah namun ketika musim dingin tiba nanti zifal tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi pada para saudaranya [ padahal zifal yang paling lemah ].
Kakak dan adiknya belum bangun mungkin kedua orang itu lelah menuruti perintah zifal semalaman, mencoba pakaian baru ini dan itu tanpa mengeluh sekalipun mereka ikut senang melihat wajah zifal yang begitu bahagia.
Anak itu menggunakan Hoodie keroppi terlihat sedikit kebesaran memang tapi hal itu membuat zifal nyaman, mereka akan menggunakan pakaian yang zifal dapat dari ruang jika di rumah dan brox serta tyaga akan mengganti pakaian mereka jika turun untuk menjual dagangan mereka nanti karena pakaian yang mereka gunakan tentu saja berbeda jauh dari zaman yang zifal masukki sekarang, dan zifal belum mendapat persetujuan untuk ikut ke kota.
Dengan telaten zifal mengiris jamur serta bumbu-bumbu yang lainnya, dan menggoreng ayam tepung yang sudah ia fermentasi di dalam ruang, zifal mencoba kaldu yang ia buat anak itu tersenyum senang ketika merasakan masakannya sendiri.
Zifal berlalu dari sana setelah menyiapkan makanan anak itu masuk kembali ke kamar, membangunkan kakak dan adiknya.
"tyaga bangun sarapan" tyaga mengusap matanya dan segera mengangguk cepat anak itu segera bangun dan berlalu ke belakang untuk cuci muka.
"Kakak ba-AAA" baru juga zifal ingin membangunkan kakaknya itu, ia sudah di tarik saja masuk ke dalam pelukan kakaknya, tubuh besar itu membuat tubuh ringkih zifal tak bisa berkutik anak itu mencebik kesal, sedangkan tyaga yang tadinya terkejut mendengar teriakkan kakaknya itu mendengus di depan pintu kamar melihat kejahilan kakaknya.
"kakak sesak" tak sampai beberapa Mili detik pelukan itu terlepas, brox bangun menatap zifal yang terduduk di pangkuannya.
"masih sesak?" suara serak basah khas baru bangun itu membuat zifal bergidik, manly sekali kakaknya ini.
"tidak, aku hanya bercanda hehe, kakak ayo bangun atau nanti sarapannya akan dingin " zifal menangkup pipi kakaknya itu sembari tersenyum membuat brox menghela nafas jujur pria itu paling tidak bisa main-main tentang kesehatan adiknya, brox menciumi wajah zifal dengan gemas setelah itu beranjak ke keluar dari kamar.
kembali lagi dengan zifal anak itu sudah duduk manis di sebelah adiknya menunggu brox di dapur, zifal terkekeh melihat tyaga yang sudah tak sabaran ingin makan, apalagi melihat ada jamur di dalam mangkuk itu, tyaga suka sekali jamur terlebih lagi jika kakaknya yang mengolah.
Mereka mulai makan setelah brox datang, tyaga dan brox selalu merasa seperti di surga setiap kali makan masakkan zifal, begitu nikmat makanan mahal di kota pun tak dapat menandingi kelezatan masakkan zifal.
mata tyaga berbinar ketika merasakan ayam yang lembut namun renyah di luar, seperti makanan mahal yang ada di kota yang tak pernah dapat ia beli, tyaga yakin masakkan kakaknya pasti lebih enak.
"kakak aku suka ini" zifal mengusap kuah sup yang terdapat pada pipi adiknya, pemuda itu selalu bahagia setiap kali melihat ekspresi adiknya saat makan, dan lihatlah pipi tyaga yang mulai membulat karena asupan gizi lengkap yang zifal berikan.
"makanlah yang banyak, suka ayam ini atau jamur?"
Tyaga bimbang ia suka keduanya."semuanya" cicit anak itu pelan sembari memasukkan sepotong kecil ayam ke dalam mulutnya.
Sungguh zifal tak dapat lagi menahan tawanya, pemuda itu mengecupi pipi bulat adiknya dan brox tersenyum melihat tingkah kedua adiknya, brox ingin suasana manis ini bertahan lama jika bisa selama-lamanya.
"nantikan masakkan kakak yang lain adikku sayang" ucap zifal sembari memberikan sepotong karage ke dalam mangkuk adiknya itu, zifal juga menambahkan potongan ayam ke mangkuk kakaknya, ia bukanlah orang yang pilih kasih.
"un, pasti"
....
Siang harinya brox pergi untuk mengambil kerang dan adiknya duduk di halaman belakang sembari mengiris lemon.
sedangkan zifal sedang membersihkan wadah kaca yang tak terlalu besar, pertama-tama ia akan menjual lemon madu dan kerang bakar bumbu pedas, zifal memutuskan untuk menjual makanan yang berbeda-beda sesuai suasana hatinya.
Untung saja ia menyimpan banyak bumbu di ruang dan terlebih lagi cabai, anak itu pecinta pedas.
dan untuk madu jangan di tanyakan dari mana yang tentunya hasil kerja keras kakaknya, madu cukup mahal karena untuk mendapatkannya di perlukan nyali dan juga keberanian pasti orang-orang kaya yang akan membeli madu karena madu di ketahui banyak khasiatnya dan juga madu jarang di temukan jadi pasti akan cepat laku.
Dan untuk kerang bakar pedas mungkin awalnya akan cukup sulit untuk menjual karena orang-orang tak tau jika kerang bisa di makan, mungkin akan ada yang meniru masakkan mereka nantinya jika tau kerang bisa menjadi sumber uang tapi rasanya tak akan sama, dan juga untuk yang ragu membeli akan di berikan sampel gratis orang-orang pasti akan senang di beri sampel gratis, dan jika mereka sudah mencoba sampel itu artinya mereka sudah memakan umpan karena siapa saja yang mencoba masakkan zifal pasti tak akan cukup jika hanya dari sampel saja.
segini dulu, aku mau buat tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE
Historical Fictionalderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. [ Slow update ] [ bromance ] zifal seorang pemuda yang memutuskan untuk tak lagi memiliki hubungan kekeluargaannya tiba-tiba saja di kejutkan dengan sesuatu yang mustahil terjadi di...