zifal waktu itu meminta paman roel untuk membuat saku petak kolam di belakang dan tanpa banyak bertanya paman roel yang memang ahli dalam membuat hal-hal seperti itu membuatnya sesuai permintaan zifal, kolam kotak tak perlu bagus yang penting dapat menampung apa yang akan ia pelihara nanti.
zifal sudah sembuh namun pemuda itu dapat merasakan dua pasang mata yang memperhatikannya sejak tadi, siapa lagi jika bukan Sora dan tyaga kedua anak itu bersembunyi di balik pembatas memperhatikan zifal yang sedang mencuci sayur.
Sebenarnya brox belum memper bolehkah zifal untuk melakukan apapun namun bukan zifal namanya jika tak keras kepala dan brox bisa apa jika sudah berhadapan dengan adiknya itu.
Jadi ia menitipkan zifal pada adiknya, tyaga dan juga pada bocah yang selalu menempel itu siapa lagi jika bukan Sora.
Ia tau sebenarnya bukan hanya tyaga dan Sora yang memperhatikannya melainkan semua orang, paman-paman yang bekerja saja bergantian sejak tadi melewati belakang rumah dekat tempat ia mencuci sayuran alasannya sih mengambil kebutuhan bangunan, padahal zifal dapat melihat wadah yang di bawa tetap kosong tuh.
Matanya berbinar begitu melihat paman Sam yang lewat sembari membawa seikat bambu dari arah hutan belakang.
Zifal mengibas-ngibaskan tangannya yang basah lalu berlari kecil mendekati paman Sam yang menatapnya bingung, terlebih lagi begitu melihat kedua bocah di belakang sana yang menatapnya.
"Paman dapat bambu ini dari mana??" Tanya zifal begitu tiba di hadapan sam yang meletakkan bambu itu di tanah.
"Di hutan belakang di dekat aliran air"
"di sana banyak tunasnya tidak paman?"
"karena sekarang sedang musim hujan tentu saja sedang banyak-banyak tunas bambu" walau paman Sam bingung kenapa tuannya ini menanyakan tentang bambu ia tetap menjawab seadanya.
"paman antarkan aku ke sana yaa, tyaga dan sora tolong kakak bawakan keranjang yang ada di dekat lemari dapur ke sini " tyaga dan Sora yang bersembunyi di belakang sana tersentak lalu tersenyum canggung karena persembunyian mereka ternyata sia-sia, jadi mereka berdua segera berlari ke dalam menggambil keranjang besar yang di minta kakaknya itu.
Serta kedua bocah itu berinisiatif membawa dua keranjang kecil milik mereka.
Selagi menunggu kedua bocah itu membawa keranjang, paman Sam mengantarkan bambu yang di bawanya tadi ke tempat pembangunan, lalu kembali ke sana dan tak lupa membawa parang miliknya tadi.
"ini kak" tyaga dengan kesusahan memberikan keranjang besar itu ke kakaknya dan langsung di ambil alih oleh paman Sam, darimana pun juga lebih besarlah keranjang itu daripada tubuh zifal karena itu keranjang milik brox yang biasa di gunakan untuk mengambil anggur yang berada di berapa titik hutan.
"biar paman yang membawa keranjang" zifal mengangguk lalu mengikuti langkah besar milik paman Sam dan dua bocah menjaga di belakang.
setelah berjalan beberapa menit tak terlalu jauh menurut paman Sam namun ketiga orang di belakangnya sudah ngos-ngosan saja, ternyata zifal tak perlu menghafal jalan ia nanti jika ingin mencari rebung cukup mengikuti aliran air karena bambu-bambu itu tumbuh di pinggir aliran.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE
Historical Fictionalderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. [ Slow update ] [ bromance ] zifal seorang pemuda yang memutuskan untuk tak lagi memiliki hubungan kekeluargaannya tiba-tiba saja di kejutkan dengan sesuatu yang mustahil terjadi di...