Hari hujan sejak subuh tadi, udara dingin menyeruak masuk, tampaknya mereka harus menemukan tukang untuk memperkokoh rumah mereka musim dingin akan segera tiba dalam beberapa bulan lagi, itu adalah waktu yang singkat.
Brox menghidupkan tungku api yang setidaknya dapat menghangatkan tubuhnya dan zifal, untuk tyaga anak itu masih tertidur nyenyak dengan selimut tebal di temani cookies yang ikut tertidur di sana, tentunya zifal yang memindahkan landak kecil itu ke atas ranjang.
Zifal duduk di pangkuan kakaknya di depan tungku, udara benar-benar dingin memang, setelah tubuh mereka berdua terasa lebih baik tak sedingin sebelumnya zifal memutuskan untuk memasak makanan yang hangat, zifal meminta kakaknya mencincang halus daging rusa tempo hari dan ia akan menyiapkan bumbu yang di butuhkan.
Selesai mencincang halus daging tadi, brox menyiapkan air seperti apa yang di minta zifal, zifal sendiri mengaduk daging cincang tadi di campurkan dengan satu butir telur dan di tambahkan bawang putih halus, lada bubuk, dan bubuk pala hingga tercampur rata lalu perlahan di tambahkan tepung kanji, brox membantu zifal mengaduk adonan karena memang tenaga zifal sangat sedikit telapak tangan anak itu bahkan memerah hanya karena mengaduk sebentar.
Setelah air yang di siapkan tadi mendidih, mereka berdua mulai mencetak adonan tadi.
Tyaga memasukki area dapur setelah mencuci wajahnya dengan air yang sangat dingin, efek cuaca dingin.
Tyaga menggantikan kakaknya mencetak adonan sedangkan zifal kembali sibuk membuat cabai oles untuk adonan bakso yang sedang di buat.
Lalu menyiapkan juga bumbu untuk kuahnya nanti.
Tyaga dan brox duduk diam menunggu perintah berikutnya dari zifal karena tugas mereka yang sebelumnya sudah selesai.
setelah bakso itu terapung zifal meminta kakaknya untuk memindahkannya ke tempat lain.
Arang yang ada di dekat kayu itu di pindahkan ke perapian yang lebih pendek di sebelahnya, dan brox menghidupkan api baru.
Zifal baru teringat ia tak memiliki tusukan untuk membuat bakso tusuk, anak itu hampir pergi ke dalam ruangan sebelah tangan tyaga menghalangi, anak itu ingin ikut ya zifal tak keberatan.
Hanya saja zifal tak tau adik dan kakaknya takut zifal tak kembali jika salah satu dari mereka tak ikut dengan zifal mereka.
Mereka hanya masuk sebentar sekedar mencari tusukkan, dan zifal mengambilkan beberapa toples coklat dari penyimpanannya, ia baru teringat ketika melihat toples-toples itu berada di atas rak ruang penyimpanan di dalam rumah.
Sekarang tyaga di sibukkan dengan menusukkan bakso ke tusukkan dengan coklat yang memenuhi pipi adiknya itu, tyaga memberikan kakaknya lima butir coklat dan sisanya untuk dirinya sendiri padahal ada total 2 toples yang di bawa, ingatkan zifal untuk menjatahkan permen untuk adiknya itu agar tyaga tak sakit gigi.
Kuah sudah mulai mendidih, brox menunggu di tungku bara api sebelah sembari membolak-balikkan tusukkan bakso dan zifal memasukkan bakso ke tungku kuah.
Mereka membuat cukup banyak, sisanya akan zifal simpan nanti di penyimpanan.
Zifal meminta tyaga untuk merendam mie yang sudah di siapkan dengan air panas.
Hujan sedikit mereda, masakkan mereka sudah selesai, aroma masakan menyeruak memasuki indra mereka bertiga, brox dan tyaga duduk dengan tenang saat zifal menyiapkan mie dan bakso ke dalam mangkuk, khusus milik brox zifal tambahkan bumbu cabai ke dalam mienya dan di pisah dari bakso, zifal jelas tau kakaknya itu sangat menyukai olahan makanan yang terasa pedas.
Sebelum mereka mulai makan, zifal kembali masuk ke dalam kamar mengambil cookies yang masih berada di atas ranjang.
Landak kecil itu terlihat enggan bangun tapi langsung bergerak ketika mencium buah buah segar yang di sodorkan zifal di hadapannya.
Setelah semuanya lengkap, mereka mulai makan.
Tyaga menambah dua kali, porsi makan anak itu semakin banyak setiap harinya dan untuk kakak kelas porsinya lebih banyak lihat saja tubuh kakaknya yang besar tinggi menjulang itu.
Jangan lupakan bakso bakar pedas tadi, zifal mengusap bibir adiknya yang terdapat cabai, tyaga juga suka Penas tapi anak itu tak tahan pedas lihat saja wajah yang biasanya putih pucat itu terlihat memerah karena pedas.
Tyaga duduk sembari mengusap perutnya yang penuh.
Brox membantu zifal mencuci piring yang kotor, tak terlalu banyak jika di kerjakan bersama.
Tyaga ingin membantu tapi anak itu tak sanggup berdiri terlampau kenyang.
Tapi tetap saja sepenuh apapun perutnya masih ada tempat untuk coklat di sana.
Brox dan zifal selesai mencuci piring, zifal mengambil kain bersih membasahinya sedikit, mendekati adiknya dan membersihkan wajah adiknya itu dengan kain basah, sedangkan tyaga hanya cengengesan saja di perlakukan begitu, sedangkan brox tak tahan pria datar itu mencubit pipi putih adiknya melihat pipi itu sudah berisi tak seperti dulu.
Bagaimanapun sifat tyaga mau yang tak di ketahui ataupun yang di ketahui tyaga tetaplah adik kecil mereka, tingkah anak itu tetap terlihat menggemaskan di mata kedua pemuda itu.
Dan lihatlah perut bulat milik cookies yang sudah berbaring di atas meja, landak kecil itu memiliki selera yang luar biasa dua potong buah ludes.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE
Historical Fictionalderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. [ Slow update ] [ bromance ] zifal seorang pemuda yang memutuskan untuk tak lagi memiliki hubungan kekeluargaannya tiba-tiba saja di kejutkan dengan sesuatu yang mustahil terjadi di...