[14]

4.4K 523 19
                                    

brox pergi membeli senjata ke kota untuk berburu sekaligus menjual beberapa daging kering yang sudah di bumbui dengan berbagai macam rupa, kakak sulungnya itu sudah pergi sejak pagi tadi dan sekarang sudah hampir sore seharian ini zifal bersama dengan tyaga.

Tyaga menemani kakaknya ke aliran sungai kecil tempat mereka biasanya mengambil kerang, zifal mencoba menangkap beberapa udang yang bersembunyi sedari tadi dan tak membuahkan hasil, karena anak itu terlalu ceroboh bukannya mendapat udang ia malah terjatuh beberapa kali, tyaga sudah meminta kakaknya itu untuk berhenti sejak zifal jatuh tadi namun sudah tabiat zifal untuk tak mendengar larangan adiknya itu.

"tangkap tyaga, bantu kakak" zifal berseru meminta tyaga membantu dirinya menangkap udang yang cukup besar itu, tyaga hanya menurut lagipula ia bisa apa jika sudah melihat wajah antusias kakaknya itu, pipi merah dengan pakaian basah di mana-mana semakin hari kakaknya terlihat semakin menggemaskan, untung mereka tinggal sendiri tanpa tetangga jika tidak kakaknya pasti sudah di jodohkan pada perempuan maupun wanita oleh orang-orang yang memiliki anak remaja.

"kakak" wadah yang berisi air sedikit itu sudah di penuhi berbagai macam tangkapan dari udang sampai kepiting kecil tentunya zifal yang menangkap kepiting kecil itu, katanya untuk peliharaan nanti.

"un?" zifal menoleh dengan pipi yang terdapat lumpur dan rambut yang sedikit basah, tyaga terkekeh melihat hal itu.

"nanti kak brox marah kalau tau kakak main air selama ini bahkan sampai basah begitu"

"kalau tyaga tidak bilang kak brox tak akan tau tuh" zifal mendengus, main air sebentar saja tidak boleh ini tidak boleh itu tidak boleh semuanya saja di larang.

Tyaga hanya mendengus lalu berbalik dari sana sebelum ikut di marahi.

"AAa-kakak!?" zifal hampir berteriak kuat jika saja tak melihat siapa yang mengangkatnya dengan tiba-tiba.

Brox menatap tajam adiknya itu, baju sudah basah bahkan sudah kering di sendiri sebagian, dan pipi di yang terdapat lumpur, brox bahkan dapat merasakan tubuh adiknya itu sudah dingin karena terlalu lama bermain air.

"hehe kakak, sudah pulang?" Zifal mengalungkan tangannya ke leher brox, agar tak di marahi.

"kenapa tak mendengarkan tyaga? baru sembuh dan sudah bermain air bahkan sampai mendingin" suara berat brox membuat zifal mencebik anak itu menelusupkan kepalanya ke leher brox tak ingin di omeli hal itu membuat brox hanya bisa menghela nafas.

Ia pulang dan tak mendapati adiknya, brox mencoba tenang ia juga yakin adiknya tyaga dapat melindungi zifal, jadi brox mencari kedua adiknya itu dari halaman belakang hingga ke sungai.

UNBELIEVABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang