zifal bangun sedikit siang hari ini, brox dan tyaga sengaja tak membangunkan anak itu agar istirahat lebih lama, untungnya zifal tak demam hingga pagi, anak itu mengerjap pelan sebelum melangkah keluar dari kamar dengan piama dan rambut yang sedikit mencuat, masih belum mencuci muka zifal sudah duduk manis melihat cookies yang sedang makan, mungkin tyaga yang sudah memberikan stok makanan baru untuk cookies.
Setelah puas memandangi cookies zifal pergi ke bilik kamar mandi, meraup wajahnya dengan air di tong yang terus mengalir mungkin dari mata air yang memang tak bisa di hentikan, air yang mengalir memang di manfaatkan kakaknya untuk menanam selada di sepanjang aliran air di luar.
Sudah merasa segar zifal segera ke dapur masih dengan baju tidur bermotif beruang coklat, baju dari ruang yang sengaja ia bawa untuk di pakai di dalam rumah, seperti punya adik dan kakaknya.
Zifal tak melihat tyaga dan brox sejak ia bangun, tapi ia dapat mendengar suara kapak yang sedang membelah kayu di halaman depan.
Zifal memutuskan untuk membuat makan siang, bukan sarapan karena sudah terlalu siang jika di sebut sarapan matahari mungkin sudah di atas kepala.
Ia memotong tahu yang cukup besar itu menjadi dua bagian, zifal hanya menggunakan tiga tahu yang menjadi enam potongan.
Isi tahu itu di keluarkan dan di masukkan ke dalam mangkuk yang sudah di siapkan dan kulitnya di sisihkan sementara, zifal mengambil sedikit daging asap yang sudah di bumbui lalu di cincang halus dan di campurkan ke dalam isi tahu tadi, mengupas wortel dan membuatnya menjadi potongan dadu kecil serta beberapa daun ketumbar dan daun bawang, tak lupa menambahkan lada, garam dan penyedap rasa dan barulah di tambahkan telur, serta sesendok tepung agar adonan lebih rekat.
"kakak, ada yang bisa aku bantu?" Tyaga masuk dengan beberapa potong kayu.
"Tolong cucikan beras ini dan langsung di masak saja, jika tyaga tak tau takaran airnya tanya saja nanti ke kakak, okay?" tyaga mengangguk faham lalu mengerjakan seperti apa yang kakaknya katakan.
untung saja tyaga datang jika tidak ia akan lupa menyiapkan nasi untuk mereka dan hanya membuat lauk saja.
"sudah kak" selesai memasak nasi tyaga mendekat pada zifal.
"terimakasih, bantulah kak brox di depan nanti kakak panggil jika sudah siap" tyaga mengangguk dan segera ke depan lagi, ia memang ke belakang untuk meletakkan kayu saja tadi untuk persediaan kakaknya memasak.
Zifal menggoreng tahu dan telur tadi di atas teflon , semerbak aroma masakan zifal bahkan sampai ke halaman depan, dua kakak beradik itu sudah tak sabar untuk makan masakkan zifal hari ini.
Setelah sebagian matang maka di balikkan lagi agar matang merata, telur yang di gunakan bukanlah telur dari ruang yang memang omega tiga jadi zifal akan membuat masakkan itu matang sempurna agar tak ada bakteri salmonella.
Selesai dengan masakkan pertama zifal akan mencoba membuat pencuci mulut yang lain selagi menunggu nasi masak untuk masakkan yang lainnya.
Ia mencampurkan tepung ketan, air gula dan garam dalam satu wadah yang sama, lalu di haduk sampai rata hingga adonan mengental dan tidak bergerindil, setelah itu zifal menyingkirkan teflon tadi di gantikan dengan kukusan.
Setelah kukusan siap zifal segera meletakkan adonan tadi ke dalam kukusan, lalu beralih ke nasi yang harus di aduk agar matang merata.
Ada beberapa ikan asap, jadi ia mengambil sedikit lalu di Suir dan di berikan sedikit bubuk cabai dan minyak bawang, dan di aduk hingga rata dengan ikan, selesai dengan itu zifal ke belakang sebentar mengambil beberapa sayuran segar.
memotong sayuran tadi hingga potongan kecil, lalu mengangkat tungku beras tadi di pindahkan ke datas meja, menyiapkan beberapa jenis kecap dan kaldu jamur, dan potongan daging yang sudah di potong kecil, menumis bawang hingga sedikit kecoklatan lalu memasukkan air secukupnya, sembari menunggu air tumisan panas zifal mengangkat adonan yang di kukus tadi di aduk hingga pulen lalu di kukus kembali sebentar.
Air tumisan mendidih zifal menambah beberapa kecap dan saus tiram dan kaldu jamur lalu sedikit penyedap rasa, dan memasukkan daging dan sayuran, memisahkan menjadi dua bagian yang satu di mangkok dan satu masuk di tungku, yang di tungku di tambah dengan beberapa centong nasi lalu di tutup kembali.
Semangkuk sayur dan daging tadi di letakkan di atas meja, lalu zifal mengambil adonan tadi yang sudah di keluarkan menguletnya lalu di potong kotak-kotak kecil.
Selesai dengan itu zifal mengambil beberapa buah-buahan, peach, anggur jeruk dan kiwi, sisa buah yang di petik dua hari lalu, di cuci bersih lalu di kupas kecuali anggur, setelah itu semua buah itu di bungkus dengan adonan tadi, jadinya cukup banyak zifal juga tak menduga akan jadi sebanyak ini, setelah itu sebagian akan ia simpan di lemari pendingin di dalam ruang dan sisanya akan ia makan bersama siang ini.
mengangkat tungku tadi dan mengambil sedikit daging ikan cabai tadi di aduk dengan nasi, jadi ada dua jenis nasi saat ini, zifal meletakkan nasi tadi ke dalam kulit tahu yang sudah di sisihkan sejak awal, jadi masing-masing dari mereka mendapatkan dua tahu dengan isi berbeda dan potongan telur dan isi tahu tadi, dan sepiring nasi serta sup tadi untuk adik dan kakaknya, zifal cukup makan dua tahu itu pun jika habis.
Zifal mengambil beberapa batu es di dalam ruang, dan segera kembali lagi ia tak perlu bersembunyi lagi jika ingin masuk atau keluar dari ruang.
Selai yang ia buat tadi di letakkan di paling bawah gelas, selai strawberry untuk adiknya selai blueberry untuk kakaknya lalu di tambahkan batu es dan di tuangkan susu dan untuk dirinya sendiri zifal lebih suka buah peach yang di potong kecil dan di campurkan dengan susu.
Setelah merapihkan meja dan menata semuanya dengan rapi zifal segera ke halaman depan dan memanggil kakak dan adiknya untuk makan siang bersama.
Tyaga dan brox yang memang sudah tak sabar untuk makan masakkan zifal tak akan menunda-nunda lagi mereka berdua segera ke belakang untuk mencuci tangan lalu ke dapur.
Mereka bertiga makan siang bersama dengan damai, dan juga cookies yang ikut bergabung di meja makan dengan sepotong apel yang sedang di santap landak kecil itu.
Tyaga bahkan sudah tak dapat berkomentar akan masakkan kakaknya, terlampau lezat, anak itu bahkan sudah memiliki lemak di kedua pipi putih pucat itu.
Kakaknya pun tidak berkomentar juga namun sudah menambah nasi dua kali, zifal tak dapat untuk menahan senyumannya melihat kakak dan adiknya begitu lahap makan masakkan.
Setelah nasi tadi habis, tersisa beberapa potong telur tadi tapi tenang saja, tyaga sudah mengclaim itu miliknya walau pipi anak itu masih naik turun makan-makan yang lain.
Zifal mengeluarkan mochi buah yang ia buat tadi setelah kakak dan adiknya selesai makan, memberikannya masing-masing dua untuk kakak dan adiknya.
"kakak aku mau ini setiap hari" zifal hanya tersenyum hampir setiap hari adiknya mengatakan itu pada menu yang baru, adiknya menyukai semua yang ia buat.
Brox mengusap rambut halus zifal dengan sayang, zifal tak dapat menahan senyumannya, anak itu langsung memeluk brox untung saja pria itu tak terjatuh, zifal lemah dengan sikap kakaknya ini tyaga menatap kesal kakaknya tapi tak berselang lama karena anak itu sudah senang lagi ketika di sodorkan sepotong mochi milik brox yang di berikan untuknya.
zifal udah masak lagi nih, jadi laper pas nulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE
Historical Fictionalderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. [ Slow update ] [ bromance ] zifal seorang pemuda yang memutuskan untuk tak lagi memiliki hubungan kekeluargaannya tiba-tiba saja di kejutkan dengan sesuatu yang mustahil terjadi di...