[19]

3.3K 498 38
                                    

zifal merendam kakinya sedikit di air, terasa sangat dingin karena memang masih pagi, setelah lima hari lalu hujan saat mereka sibuk seharian sembari makan daging rusa kemarin, air kembali jernih tak keruh lagi, sebenarnya kadang-kadang turun huja...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

zifal merendam kakinya sedikit di air, terasa sangat dingin karena memang masih pagi, setelah lima hari lalu hujan saat mereka sibuk seharian sembari makan daging rusa kemarin, air kembali jernih tak keruh lagi, sebenarnya kadang-kadang turun hujan namun tak terlalu deras, hanya gerimis saja.

Tyaga sibuk mengambil kerang dan menangkap udang-udang yang terlihat di matanya, anak itu bahkan sudah membayangkan berbagai masakkan yang akan kakaknya masak nanti.

Berbeda dengan tyaga, brox sibuk berburu di hutan depan sana, pria itu ingin makan daging rusa masakkan adiknya dan bukan untuk di jual, konsumsi pribadi, karena mereka

tak akan berdagang untuk beberapa Minggu kedepannya.

Zifal memperhatikan ikan-ikan kecil yang melewati kakinya, ia diam sembari menikmati angin sepoi-sepoi dilengkapi dengan apel dan berries yang ia petik di jalan.

Melihat tyaga yang sangat serius menangkap udang dan mengumpulkan kerang zifal tak ingin mengganggu kesenangan anak itu.

Dirinya berhenti merendahkan kaki dan melihat sekitar, menelusuri aliran air ke bawah, sembari melihat apa saja tanaman yang dapat ia bawa pulang, memang benar sudah banyak sekali bahan makanan yang mereka miliki stock dari dalam ruang dan juga tanaman di sekitar rumah, namun zifal sangat menyayangkan jika ia bermalas-malasan di dunia yang damai ini, tanpa polusi dan dapat menelusuri hutan yang di penuhi bahan pangan yang bisa ia jadikan berbagai macam makanan.

air yang jernih membuat tumbuhan seperti selada dan kangkung tumbuh dengan bagus, walau beberapa rusak mungkin karena aliran air yang deras beberapa hari lalu.

sibuk memetik selada zifal tak menyadari sudah berapa jauh ia melangkah, penciumannya mencium bau amis yah mungkin saja bau bekas santapan bintang buas tak jauh dari tempatnya saat ini.

ketika ingin menyentuh daun yang akan ia petik berikutnya, zifal jatuh terduduk dengan wajah pucat, tangan anak itu bergetar, ada bertumpuk mayat di hadapannya, bukan di aliran air namun di balik rerumputan, zifal menyadarinya ketika ia ingin memetik selada terlihat tangan pucat yang mencuat dengan luka yang terlihat baru, mungkin malam tadi atau tadi subuh orang-orang ini di bunuh.

terlihat sekitar empat sampai lima orang yang di tumpukan.

"ka..KAKAKKKK" zifal memekik ketika salah satu tangan itu bergerak walau hanya sedikit namun ia yakin itu bukan ilusi mata.

Suara gemercik air terdengar, terlihat tyaga yang tergesa-gesa mendekat di ikuti dengan brox di belakang anak itu, jangan tanyakan bagaimana mereka bisa dengan walau dari jarak yang jauh.

Tyaga langsung menutupi mata kakaknya sembari memeluk pemuda itu, pakaian zifal sudah basah karena terduduk tadi, tubuh anak itu bahkan bergetar, ketika brox mengambil alih menggendong adiknya, genggaman zifal pada lengan baju brox mengencang, dengan susah payahnya zifal mengatakan jika ada yang masih hidup, anak itu tentunya shock karena ia tak pernah melihat pembunuhan sebelumnya terlebih lagi dengan sadis begini.

"hidup..kakak selamatkan" zifal tak kuat anak itu bersandar di bahu lebar milik brox, brox mengangguk ia selalu menuruti apa yang adiknya inginkan.

Tyaga mengangguk ketika brox pergi mengantarkan kakaknya kembali kerumah, tyaga memeriksa tumpukan mayat itu satu persatu ternyata di balik semak-semak lebih mengerikan ada lebih dari lima belas mayat dan tiga yang masih bernafas, tyaga menyeret mereka yang masih hidup menjauh dari tumpukan mayat itu, pantas saja di dekat sana tercium bau amis, ternyata bukan santapan hewan liar yang membusuk melainkan manusia yang mulai membusuk dan bau dari genangan darah.

Brox kembali setelah mengantar adiknya pulang, dua orang di angkat brox di masing-masing pundaknya, ia terbiasa membawa buruan yang berpuluh-puluh kilo beratnya tak sebanding dengan dua orang yang ia bawa ini.

dan tyaga menggendong anak yang sekiranya berusia sembilan atau kisaran sepuluh tahun.

Hanya tiga orang yang hidup sisanya sudah mulai membusuk.

Sesampainya di rumah tyaga dan brox membaringkan orang itu di  belakang tempat biasa mereka bersantai, zifal keluar dengan berbagai obat di tangannya.

Anak itu selesai berganti pakaian, zifal tak bisa memakai pakaian basah terlalu lama atau ia akan demam tinggi setelahnya.

tyaga membersihkan luka orang-orang itu dan borax meracik obat, zifal sendiri mengompres dahi anak kecil yang memiliki demam tinggi, zifal kembali masuk ke dalam rumah dan keluar dengan selimut yang cukup kecil untuk setidaknya menjaga anak kecil itu dari udara dingin selimut yang tak terlalu tebal karena jika tebal takutnya nanti bisa terlalu tinggi demamnya dan menjadi Kejang.

Tak terasa tiga jam berlalu, orang-orang itu sudah di obati, brox bahkan menjahit luka kedua orang dewasa itu dengan seadanya saja tanpa obat bius lagipula mereka sedang tak sadarkan diri.

gudang yang memang tak terisi di bagian belakang di bersihkan hanya ada beberapa barang yang di pindahkan ke dalam ruang ajaib yang zifal miliki.

Mereka tak memiliki ranjang tambahan jadi hanya papan yang di lapisi dengan dua lampis selimut tebal yang menjadi alas orang-orang yang mereka selamatkan tadi.

brox di halaman mengangkat irisan jeruk yang adiknya jemur tadi pagi, karena hari sudah mendung dan tak memungkinkan untuk ia pergi berburu sedangkan tyaga sibuk di belakang meletakkan kerang di dalam wadah besar untuk di biarkan hingga besok agar dapat di masak, dan udang-udang yang ia tangkap tyaga letakkan di dalam wadah lain, untungnya tadi ia sempat pulang untuk meletakkan itu semua, awalnya ia pulang untuk mengambil wadah agar ia bisa membawa pulang lebih banyak kerang dan udang.

Tyaga berdoa kepada tuhan semoga saja para orang-orang yang ia dan kakaknya selamatkan tadi tak mengambil perhatian kakaknya terlebih lagi bocah kecil tadi.

ada sedikit penyesalan di hati tyaga seharusnya ia biarkan saja orang-orang itu mati di sana, sesungguhnya pemikiran ini bukan hanya pada tyaga, brox juga memikirkan hal yang sama, namun mereka tak mungkin menolak permintaan zifal untuk menyelamatkan mereka yang masih hidup.









ada sedikit penyesalan di hati tyaga seharusnya ia biarkan saja orang-orang itu mati di sana, sesungguhnya pemikiran ini bukan hanya pada tyaga, brox juga memikirkan hal yang sama, namun mereka tak mungkin menolak permintaan zifal untuk menyelamat...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang kemarin minta pawangnya zifal buat nambah, nih sekalian tiga.

komen dong udah lama bgt aku ga bacain komen kalian, rindu.

di book yang ini memang cuma sedikit percakapan dan lebih banyak masak-masaknya, konflik juga kayaknya ga bakalan berat.

kangen ya sama zifal?, aku sibuk bgt akhir-akhir ini ya mungkin kedepannya juga tetap sibuk, kalo ada waktu luang baru aku lanjutin.

ada yang kurang sreg ga sama book ku yang ini? ya secara karakternya kebanyakan diam mungkin ada yang lebih suka banyak percakapan atau ada saran?.

UNBELIEVABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang