sudah dua minggu berlalu, zifal sudah sehat wal Afiat anak itu baru saja selesai membuat sarapan menggunakan ikan yang kakaknya tangkap dan telur yang adiknya ambil tadi pagi-pagi sekali.
zifal memang hanya membuatkan dua porsi nasi goreng dan lauknya, semangkuk merunjung terisi untuk kakak dan adiknya agar sehat selalu, sedangkan Ia sendiri memilih untuk membuat salad entah mengapa zifal menjadi suka sayur-sayuran.
Tyaga dan brox sudah duduk di tempat mereka masing-masing dan juga zifal duduk di tempatnya, mereka berdua mengernyit melihat sifat hanya makan sayuran dan tak ada makanan seperti milik mereka.
"mana sarapan kakak?" tyaga memiringkan kepalanya bingung, sembari melihat kakaknya yang menatapnya bingung dengan pipi bulat yang mengembung berisikan salad itu.
zifal menelan makanannya terlebih dahulu baru setelah itu menjawab pertanyaan adiknya.
"ini, kakak tak terlalu ingin makan nasi hari ini" brox menyernyit mendengar jawaban adiknya itu, zifal memang tak terlalu kurus terlebih lagi pipinya yang bulat itu tapi bukan berarti adiknya tak butuh asupan gizi tambahan, brox bahkan sudah menangkap ikan pagi-pagi sekali agar gizi kedua adiknya terpenuhi.
Tyaga dan brox menghela nafas, brox menarik kursi adiknya dan posisi zifal saat ini sangat dekat dengan kakaknya itu.
"makan" brox menyodorkan sesendok nasi beserta lauknya itu ke depan mulut zifal.
"tapi kakak, zifal tak mau" zifal menggeleng ribut tak mau menerima suapan itu.
"makan zifal" suara brox begitu dingin membuat zifal tersentak hal itu tentunya di sadari oleh tyaga.
"makan lah kak" tyaga ikut mendekat jadi posisi zifal sekarang di tengah-tengah, zifal dengan berat hati menerima suapan kakaknya itu dan setelah ia menelan suapan kakaknya malah tyaga yang gantian menyuapi dirinya.
begitulah terus menerus sampai makanan mereka habis, tyaga dan brox puas melihat zifal yang merenggut kesal karena di paksa makan.
Hari ini tak banyak kegiatan yang ingin mereka lakukan, brox akan memotong kayu untuk persediaan mereka yang menipis dan tyaga serta zifal yang akan berkebun.
Brox sudah di halaman depan memotongi kayu zifal bahkan dapat mendengar suara kapak dan kayu yang terbelah.
"tyaga jam segini telur ayam masih ada tidak?" zifal memiliki ide ketika melihat buah-buahan yang begitu banyak.
"masih kak, dan kak tyaga kemarin sempat membeli beberapa ayam untuk kita pelihara" zifal mengangguk itu bagus, ia sudah memiliki otak bisnis saat ini.
"bagus, tyaga bisa bantu kakak?"
"bisa, kakak mau tyaga bantu apa?"
"kumpulkan semua telur dan ambilkan kakak beberapa potong daging asap dan letakkan di dapur" tyaga mengangguk dan segera mengerjakan apa yang kakaknya perintahkan, sedangkan zifal anak itu sudah kesana-kemari memetiknya buah-buahan yang akan menghasilkan uang nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE
Historical Fictionalderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. [ Slow update ] [ bromance ] zifal seorang pemuda yang memutuskan untuk tak lagi memiliki hubungan kekeluargaannya tiba-tiba saja di kejutkan dengan sesuatu yang mustahil terjadi di...