Bab 04 : Tuan kekurangan uang

28.5K 2.1K 68
                                    

Melvan melirik Nathan yang wajahnya tidak baik, setelah dari rooftop.

Dia mendengar Nathan terus mengumpat dan mendengus.

Melvan tidak bisa, untuk tidak bertanya. "Hei, apa yang terjadi?"

Dengan wajah kesal, Nathan berkata. "Aku pikir ketua OSIS sangat menyebalkan."

Melvan tidak mengerti, dia dengan respon lambat hanya membalas. "Huh?"

Nathan semakin kesal. Ketika saat jam pelajaran mendengar suara berat ketua OSIS melalui speaker setiap kelas. Mengatakan bahwa siswa-siswi mulai besok di wajibkan untuk mengikuti kegiatan sekolah.

Nathan dan Melvan menunggu jemputan di depan gerbang. Melvan ingin bertanya sesuatu, tetapi melihat wajah tidak baik Nathan. Niatnya dia urungkan.

Nathan berkata. "Apa kau tau, ketika aku di rooftop. Aku bertemu dengan dewa sekolah."

Melvan berbinar-binar. "Benarkah?"

"Mn. Kemudian aku bertanya padanya, bahwa apa siswa di wajibkan untuk mengikuti kegiatan sekolah."

"Aku jelas mendengar dia mengatakan tidak pada awalnya. Tetapi ketika aku mengatakan bahwa aku malas mengikuti kegiatan sekolah, dia berubah pikiran."

Nathan kembali mendengus. Melvan untuk sesaat tidak menanggapi.

Kemudian dia berkata. "Tidak apa-apa mengikuti kegiatan sekolah. Bagaimana kalau kita mengikuti kelas seni, bukankah kau suka melukis."

Nathan mengangguk pasrah. Lalu berkata. "Tetapi, aku akan mengikuti kelas vocal. Apa kau akan pergi bersama ku?"

"Tidak. Aku akan mengikuti kelas seni drama. Aku tidak pandai bernyanyi."

Nathan mengangguk mengerti.

Melvan bertanya. "Akhir pekan, apa rencana mu?"

Nathan, "Aku tidak tau. Mungkin aku akan bermain piano sepanjang hari. Jika kau ingin ke rumah ku silahkan."

"Oke, aku akan kesana. Lalu bagaimana pada akhir tahun, apa rencana mu?"

Nathan berpikir sesaat, kemudian berkata acuh tak acuh. "Entah. Aku belum merencanakannya."

Melvan hendak membuka mulutnya tetapi sebuah mobil berhenti di depan mereka.

Melvan berkata. "Jika, supir mu tidak datang. Kenapa tidak bersama ku saja pulang."

Nathan tersenyum, lalu berkata. "Tidak. Kita berbeda arah."

"Tidak apa-apa. Bukankah kita sahabat."

Nathan mendengus, kemudian dia terkekeh kecil. "Pergilah lebih dulu. Hati-hati."

"Baiklah. Sampai jumpa."

"Mn."

Begitu pihak lain pergi. Nathan mengirimkan pesan pada Liam, ketika melihat balasan Liam. Nathan menghela nafas kasar.

Ternyata mobilnya masih di perbaiki. Kemudian dia mulai memesan taksi online.

Ketika tengah menunggu taksi datang. Dewa sekolah muncul dengan motornya.

Nathan hanya melirik ke samping dengan ekspresi acuh tak acuh.

Raymond membuka helmnya. Kemudian dia melirik Nathan, yang berada di samping sedikit jauh darinya.

"Apa yang kau lakukan?"

Nathan tidak menanggapi. Pandangan nya fokus ke depan, dalam hatinya dia berdoa agar mobil taksi segera tiba.

Membetulkan kacamata nya. Kemudian dia melihat ponselnya.

Merasa diabaikan oleh pihak lain. Raymond mengerutkan alisnya. Dia bertanya lagi. "Apa yang kau lakukan? Bukankah ini sudah jam pulang."

Kutu Buku Dan Ketua Gangster (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang