Bab 11 : Kegiatan sekolah

15.4K 1.2K 6
                                    

Hari Selasa, seperti biasa ketika jam istirahat Nathan akan pergi ke rooftop sekolah dengan membawa bekal.

Kali ini Melvan juga mengikuti Nathan membawa bekal dan mereka berdua pergi bersama.

Melihat tidak ada orang lain yang pergi ke rooftop sekolah, wajah mereka sangat bahagia.

Nathan melirik kotak makan Melvan, begitu melihat isinya Nathan mengerutkan alisnya, dan bertanya. "Siapa yang membuat?"

Melvan pada awalnya bingung, kemudian ketika melihat tatapan mata Nathan pada kotak makannya. Baru menyadari dan menjawab dengan cengengesan, "Ibu ku. Aku meminta membuatkan bekal pada ibu ku."

Nathan, "Aku sudah menduga dari awal. Sejak kapan kau bisa membawa bekal dengan baik dan terlihat lezat?"

Melvan hanya tertawa. Kemudian dia berkata. "Apa kau ingin mencoba nya?"

"Tidak. Kau beruntung masih memiliki seorang ibu."

Melvan sedikit terkejut. Merasakan suasana hati sahabat nya tidak baik. Melvan berkata lembut. "Jika, kau ingin. Aku akan meminta ibu ku membuatnya."

"Tidak perlu."

"Kau tau, ibu ku merindukanmu. Belakangan ini kau jarang pergi ke rumah ku."

Nathan menghela nafas, tersenyum. Kemudian berkata. "Aku akan pergi ke rumah mu, lain kali."

Melvan tersenyum. Dia tidak akan memaksa.

Mereka fokus memakan bekal nya masing-masing. Lalu tiba-tiba seseorang muncul, mengejutkan mereka berdua.

"Apa yang kalian lakukan disini?!"

Nathan saat itu tengah menegak minum, ketika mendengar suara berat dan dingin itu. Air yang sudah berada di dalam mulutnya menyembur keluar.

Sedangkan Melvan tengah makan dan tersedak, dengan wajah panik dia segera mengambil minum dan menegaknya.

Nathan menatap dewa sekolah, berkata acuh tak acuh. "Senior, apa kau tidak bisa melihat?"

Raymond terbatuk. Kemudian dia mendekati Nathan dan duduk di samping. Sehingga posisi Nathan berada di tengah antara Melvan dan Raymond.

Raymond berkata. "Bolehkah aku mencoba bekal mu lagi?"

Dengan wajah tanpa ekspresi, menjawab. "Tidak."

Sedikit terkejut. Wajahnya memerah malu. Kemudian dia berdehem, dan memalingkan wajahnya.

Melvan ingin tertawa keras. Merasa kasihan ketika dewa sekolah di tolak oleh seorang kutu buku.

Melvan berkata. "Senior, bagaimana kalau mencoba bekal ku saja?"

Nathan melirik Melvan. Kemudian melanjutkan makan bekalnya kembali.

Raymond menjawab dingin. "Tidak perlu."

Melvan, "....."

Ketika melihat pihak lain wajahnya berubah sedih. Nathan berkata acuh tak acuh. "Jika ada orang yang ingin melakukan kebaikan pada mu, tidak baik menolak nya."

Raymond melirik Nathan, kemudian berkata pada Melvan dengan acuh tak acuh. "Baik. Kemarikan bekal mu."

Melvan tersenyum senang. Dengan senang hati dia memberikan nya.

Wajah Melvan berubah ketika melihat pihak lain memakan bekal nya hampir habis. Padahal dirinya baru beberapa suap.

Nathan berkata."Makan punya ku, aku sudah tidak lapar."

Raymond melirik Nathan dan mendengus.

Melvan dengan senang hati menerima. Kemudian dia memakan dengan lahap.

Kutu Buku Dan Ketua Gangster (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang