HA |17|

11.1K 1.4K 1K
                                    

Video cctv menampilkan Bi Ratih sedang disiksa oleh Raisa dan kedua temannya, cctv yang Hasbi pasang tidak hanya merekam keadaan sekitar dan gerak-gerik setiap orang namun cctv itu merekam suaranya pula jadi saat, ini mereka berempat dapat mendengar apa yang Raisa katakan saat kejadian itu.

Pukulan demi pukulan terus Raisa layangkan pada tubuh Bi Ratih, menjambak rambut, menampar kedua pipi, menendang bagian paha, saat Bi Ratih tidak mampu lagi berdiri, itulah yang membuat Aisyah meringis saat melihat rekamannya.

"KENAPA BISA SEMUA CCTV YANG LO PASANG MATI?" bentak Raisa.

"Saya tidak tau non," lirih Bi Ratih.

"Alah ga usah bohong deh, ini pasti ada hubungannya kan? Sama omongan Lo tadi kalo lo pengen berhenti bantuin Raisa dan Lo sengaja non aktifkan cctv nya," timpal teman perempuan Raisa.

"Inget ya Bi!! Hidup bibi bakal lebih menderita karena berhenti bantuin Raisa!" ancam Raisa.

Raisa dan keduanya temannya menginjak punggung tangan Bi Ratih saat akan meninggalkan kamar.

Hasbi dan Aisyah tidak menyangka jika Raisa berani datang ke Rumahnya, mereka berdua juga tidak mengetahui bahwa tadi siang Raisa ke rumah mungkin saat mereka berdua terlelap tidur.

"Bener-bener ya tuh nenek lampir kejem banget, Bi Ratih tuh orang tua loh bisa-bisanya dia ngelakuin hal sekejam itu," cerocos Yuda yang merasa kesal setelah melihat rekaman itu.

"Pantes aja tadi Bi Ratih kayak kelihatan sakit gitu," ujar Aisyah.

"Ga nyangka Raisa bisa berubah drastis seperti itu," kata Hasbi. "Terus rencana kita selanjutnya apa?" tanya Hasbi.

"Simpen dulu rekaman itu buat bukti ke polisi, kita tinggal cari bukti satu lagi Raisa itu bunuh kembaran Lo apa enggak, kita harus kasih dia efek jera ke Raisa," saran Yuda. Hasbi dan Aisyah hanya mengangguk menyetujui saran Yuda tadi sedangkan Faqih sejak tadi malah fokus pada handphonenya.

"Ah Gus ngapain sih? fokus dong fokus malah main handphone," tegur Yuda sembari menepuk pundak Gus Faqih.

"Maaf, ini Syifa dari tadi chat saya nanti kalau tidak dibalas bisa repot, marah besar tuan putri," ucap Gus Faqih menjelaskan pada semuanya.

Ketiganya tertawa ketika mendengar penjelasan Gus Faqih tadi, rupanya ini Gus es batu suami takut istri, pada orang lain kaku kayak kanebo eh sama istrinya lembek.

"Sebentar, Syifa video call," ucap Gus Faqih lalu mengangkat panggilan istrinya.

"Bubu, kapan pulang? lama banget sih," ucap Syifa di sebrang sana.

"Sebentar lagi ya tuan putri, sabar ya," balas Gus Faqih dengan senyuman.

"Bilangnya bentar lagi bentar lagi, tapi ga pulang-pulang aku kangen ihh, kalo dalam 10 menit Bubu ga di Rumah nanti malem tidur diluar aja!" ancam Syifa lalu memutus hubungan telepon sepihak.

Ketiganya tertawa lagi mendengar hal yang baru saja mereka dengar, pasangan ini semakin hari semakin gemas, melihat ekspresi Gus Faqih yang hanya tunduk dan pasrah bertambah lucu sehingga mereka tertawa kencang.

"Hahaha sejak kapan si Syifa manggil Gus dengan sebutan Bubu?" tanya Yuda sambil menyenggol bahu Gus Faqih.

"Sejak hamil anak kedua ini," jawab Gus Faqih.

"Alasannya?" kini Aisyah yang bertanya.

"Katanya gemes aja panggil saya dengan sebutan Bubu, saya juga tidak mengerti, nurut aja daripada anak saya ileran," jelas Gus Faqih.

Di kehamilan pertama Syifa, Gus Faqih lah yang mengidam dan manja dan sekarang bergilir Syifa yang ngidam dan selalu manja, selalu minta Gus Faqih untuk di Rumah menemaninya, kehamilan keduanya ini sangat banyak maunya hingga membuat Gus Faqih kerepotan.

HASSYAH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang