HA |29|

12.8K 1.1K 454
                                    

"Ihhh A' Hasbi aku ngidam pengen ketemu Gus Faqih loh, pengen dengerin suaranya yang merdu secara langsung kenapa ini malah pulang sih, kamu mau anak kita ileran," cerocos Aisyah wanita itu terus mengoceh di dalam mobil karena permintaannya tidak dituruti oleh sang suami.

Tadi saat Aisyah mengatakan tujuannya ke Pesantren ingin bertemu dengan Gus Faqih wajahnya berubah kesal, hatinya cemburu bisa-bisanya Aisyah ingin bertemu dengan suami kakaknya sendiri jelas-jelas dia sudah mempunyai suami, Hasbi merajuk lalu pergi melangkah meninggalkan Aisyah.

Istrinya bingung kenapa wajah suaminya berubah kesal? Ia langsung saja mengikuti langkah Hasbi yang menuju parkiran Aisyah kira Hasbi akan benar-benar mengantarnya ke Pesantren tapi setelah di pertengahan jalan arahnya bukan ke Pesantren melainkan ke jalan Rumah mereka itu sebabnya Aisyah terus merengek di dalam mobil.

"Aku juga punya suara bagus dengerin suara aku aja, inget kamu itu udah punya suami ga usah pengen ketemu sama laki-laki lain," tegas Hasbi.

Aisyah menautkan alisnya mengapa suaminya ini jadi mode posesif, padahal ia hanya ingin bertemu dengan Gus Faqih dia bukan orang lain dan tidak mungkin juga ia berselingkuh dengan kakak iparnya sendiri.

"Gus Faqih itu bukan orang lain, dia suami kakak aku, apa salahnya sih?" Aisyah mengerucutkan bibirnya ia sebal pada suaminya itu. "Suara kamu emang bagus tapi jujur masih bagusan Gus Faqih, ayolah A' Hasbi aku pengen banget denger suaranya Gus Faqih, kayaknya bawaan dede nanti anakmu ileran loh," bujuk Aisyah lagi dan lagi.

Hasbi tak membalas ucapan istrinya ia terus melajukan mobilnya ke arah Rumah mereka membuat Aisyah berdecak sebal ia terus cemberut dan lebih memilih memandang jalan di jendela mobil. Selama 10 menit di perjalanan Aisyah tidak merengek lagi dan Hasbi pun tidak berbicara apapun, setelah sampai di Rumah hati Aisyah semakin kesal kenapa suaminya ini tidak mau menurutinya sih? apa permintaanya salah dan memberatkan?

Aisyah menutup wajahnya dengan kedua tangan ketika mobil sudah berhenti tepat di garasi rumah mereka, tubuh Aisyah bergetar lalu setetes air matanya keluar, ia juga tidak tau kenapa semenjak hamil ia jadi sensitif, sering kesal hingga menangis seperti sekarang, ini pertama kalinya ia ingin sesuatu yang harus sekali dikabulkan biasanya tidak seingin ini, mungkin benar jika ia sedang mengidam.

Baru pertama kali ngidam ga diturutin sama suami, batin Aisyah ia semakin keras menangisnya hingga Hasbi menyadari hal itu.

"Eh kok nangis?" ucap Hasbi yang tidak jadi turun dari mobil, tangannya terulur menyentuh bahu Aisyah namun langsung ditepis oleh istrinya.

"Jangan sentuh-sentuh aku, aku ga mau pulang mau ke Rumah Umi aja, A' Hasbi mah jahat ga mau nurutin ngidamnya Aisyah," sentak Aisyah lalu bergegas keluar dari mobil.

Hasbi mengikuti Aisyah yang berlari kecil ke Rumah orang tuanya, jaraknya hanya terhalang 2 Rumah jadi tidak perlu naik kendaraan umum untuk pergi ke Rumah orang tuanya. Hasbi menggaruk kepalanya yang tak gatal kenapa jadi begini tujuannya pulang ke Rumah untuk mengambil pakaian ganti ia berpikir sekalian saja menginap di tempat Gus Faqih dan Syifa sudah lama juga ia tidak pergi ke Pesantren, dan soal ia hanya diam di mobil tidak menyahuti ocehan Aisyah ia hanya sedikit kesal mendengar permintaan istrinya yang terdengar aneh ingin bertemu dengan Gus Faqih dan ingin mendengar suaranya, suami mana yang tidak cemburu saat istrinya sendiri mengagumi pria lain.

Ini juga karena salahnya mendiamkan Aisyah dan tidak mengatakan maksud dan tujuannya pulang ke Rumah, istrinya jadi salah paham ia jadi repot sendiri untuk membujuk Aisyah.

"Peri cantik jangan ngambek dong," teriak Hasbi yang berada di belakang Aisyah, istrinya itu tetap tidak menggubris ucapan Hasbi ia terus melangkah hingga sampai di depan Rumah orang tuanya.

HASSYAH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang