HA |9|

13.9K 1.5K 885
                                    

Hasbi langsung bergegas pergi ke Rumah Raisa dengan ditemani Gus Faqih dan Yuda, ia sangat khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Fathan yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

Walaupun Hasbi baru beberapa bulan saja mengenal anak itu ia sudah mempunyai rasa sayang yang besar untuk Fathan, jadi saat ini iya dilanda rasa kekhawatiran yang teramat besar ia akan sangat merasa bersalah jika terjadi sesuatu pada anak itu.

Ketiganya sudah sampai di Rumah Raisa, terdengar suara teriakan Raisa dan suara pecahan barang membuat mereka langsung berlari masuk ke dalam perkarangan Rumah, mereka sudah menduga pasti saat ini Raisa sedang marah, dan gangguan mentalnya pasti sedang menguasai tubuhnya.

Saat di halaman Rumah, seorang Art Raisa keluar yaitu Bi Ratih berlari ke arah ketiganya dengan raut wajah ketakutan.

"Tuan tolong, nyonya Raisa ngamuk kayak orang kesurupan, saya hampir saja di bunuh, saya di cekik nyonya Raisa, tapi saya berhasil menyelamatkan diri," ucap Bi Ratih dengan terengah-engah.

"Astagfirullah, psikopat kali tuh si Raisa," celetuk Yuda.

"Fathan dimana Bi? Apa dia baik-baik saja?" tanya Hasbi yang semakin khawatir setelah mendengar ucapan Bi Ratih tadi.

"Saya sejak tadi tidak melihat Fathan Tuan," jawab Bi Ratih.

"Kalau gitu Bibi tunggu di mobil saya saja, Bang Yuda tolong antar Bi Ratih ke mobil, terus kasih minum kasian Bi Ratih pasti trauma dan ketakutan," titah Hasbi ia tidak habis pikir jika Raisa akan setega itu, hampir saja ada satu nyawa yang melayang, ia berharap semoga Fathan selamat dari kemarahan Raisa.

"Oke siap, ayok Bi ikut saya, Bibi yang tenang ya," ujar Yuda sembari menepuk-nepuk bahu Bi Ratih.

"Yud, tolong kamu hubungi Rumah Sakit jiwa terdekat untuk menangani Raisa," ucap Gus Faqih sebelum Yuda melangkah pergi dan Yuda hanya mengacungkan jari jempolnya sebagai jawaban.

Setelah itu Hasbi dan Gus Faqih bergegas masuk ke dalam Rumah Raisa.

"Aaaa."

"Aaaa," teriak Raisa sembari melempar semua barang yang berada di sekitar, penampilannya sangat acak-acakan, keadaan Rumah seperti kapal pecah, banyak pecahan barang berserakan di lantai.

"Astagfirullah," lirih keduanya.

"HENTIKAN RAISA," bentak Hasbi saat melihat Raisa akan membanting tv.

Wanita itu menghentikan aksinya ia berbalik melihat siapa yang berteriak tadi, ekspresi wajahnya berubah seketika saat tau bahwa itu Hasbi, dirinya tersenyum, lalu melangkah mendekat ke Hasbi, saat dihadapan Hasbi Raisa berusaha memegang wajah Hasbi namun dengan cepat Hasbi menjauh.

"Hasbi sayang, pasti kamu berubah pikiran kan? kamu mau tinggalin Aisyah demi aku? terus kita nikah dan hidup bahagia hahaha," ucap Raisa yang berjalan sempoyongan.

"Dimana Fathan?" tanya Hasbi dengan tegas.

"Fathan? siapa?" ucap Raisa malah bertanya balik, Hasbi semakin dibuat geram mengapa tiba-tiba Raisa lupa dengan anaknya sendiri? wanita itu mengetuk-ngetuk jari telunjuk nya di dagu.

"Oh maksud kamu anak pembawa sial itu? haha dia lagi berenang di kolam," ucap Raisa lagi dengan tertawa.

"Gila kamu Raisa! kamu biarkan saja anak umur 3 tahun berenang di kolam setinggi itu," ucap Hasbi lalu berlari menuju kolam berenang.

Langkah Hasbi berhenti di depan kolam berenang, tubuhnya melemas ia melihat tubuh kecil yang mengambang di air, salah apa anak sekecil itu hingga Raisa tega membuat pergi nyawa anak tak berdosa itu.

Byurr

Hasbi langsung masuk ke dalam air, ia membawa tubuh kecil Fathan yang sudah kaku itu, air matanya sudah tak mampu ia bendung, pangeran kecilnya, anak yang sangat ia sayangi, yang selalu ia lindungi kini telah pergi, Hasbi menaruh jasad Fathan di pangkuannya ia membisikan kata "Lailahailallah." pada telinga Fathan. Hasbi memeluk tubuh Fathan yang kaku dan dingin dengan erat.

HASSYAH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang