BAGIAN 20

112 9 0
                                    

Makan malam telah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makan malam telah selesai. Aku dan Anna menawarkan diri membantu Aurora namun wanita itu menolaknya dengan sopan, dan lebih meminta bantuan agar menemani Mia tidur di kamarnya.

Vero terlihat sedikit sibuk dengan benda petak yang tampak seperti sebuah laptop namun tak ada keyboard ataupun kaget yang tersambung ke benda tersebut. Ia juga meminta bantuan kami agar menemani anaknya tidur di kamar.

Aiden tak ikut dengan kami, hanya mengantar sampai di depan pintu kamar Mia. Dia kembali ke kamar sebelumnya dengan wajah yang sangat antusias. Aku dan Anna lah yang akan menemani Mia tidur.

Kamar Mia terlihat sangat rapi, sedikit lebih kecil dari kamar sang kakak. Kasurnya menempel di dinding seperti perabotan lainnya. Ada sebuah lemari, meja belajar, dan rak buku di dalam kamar tersebut. Setelah di perhatikan lagi kamar Mia terasa lebih bulat dari pada kamar tadi.

Mia naik ke ranjangnya yang menempel di dinding dengan bantuan Anna. Ia langsung menyelimuti badannya dengan selimut bermotif bunga mawar merah.

"Kakak bisakah kalian menceritakan dongeng pengantar tidur untukku?" Tanya Mia dengan mata yang masih terlihat setengah mengantuk.

Aku dan Anna menukar pandangan. "Tentu saja Mia." Jawabku serempak.

Mia senang dan tampak tak sabaran akan cerita yang akan kami ceritakan. Setelah bercakap-cakap sesaat Anna lah yang akan menceritakan dongeng untuk Mia. Dia menceritakan tentang kisah sSi Putri Salju yang umum di dunia kami.

Anna duduk menggunakan sebuah bangku yang ada di dekat lemari milik Mia. Sepertinya itu adalah bangku yang digunakan Aurora atau Vero saat akan menemani anaknya tidur dan menceritakan dongeng pengantar tidur.

"Dahulu kala ada seorang Ratu yang memiliki cermin ajaib. Ia bertanya pada cermin tersebut 'wahai cermin ajaib siapakah wanita tercantik di dunia ini?' Ratu bertanya pada cermin tersebut. Ia terlihat yakin kalau dirinyalah wanita cantik yang akan di jawab oleh cermin ajaib. 'putri salju-lah wanita tercantik di dunia ini' jawab cermin tersebut."

Mia terlihat antusias mendengarkan Anna bercerita. Matanya bahkan tak berkedip dan terus memerhatikan Anna yang ada di sebelahnya.

"Ratu itu marah. Dia menyuruh seseorang agar membunuh Putri Salju, jamuan pembunuh itu tak tega. Dia menyuruh Putri Salju pergi jauh-jauh dari istana agar Sang Ratu Ibu tirinya tak mengetahui dirinya masih hidup. Putri pergi memasuki hutan tanpa tujuan sama sekali. Saat menyusuri hitam ia tak sengaja bertemu dengan sebuah rumah yang sangat terpencil. Rumah tersebut memiliki semua benda-benda yang berjumlah 7. Sapu, baju, kamar, kasur, piring, sendok, bahkan gelas pun berjumlah 7. Putri Salju terlihat bingung ia duduk di rumah tersebut karena sudah lelah berjalan lama. Sampai akhirnya ia tertidur di lantai rumah tersebut.

"Tak lama kemudian datanglah 7 kurcaci. Ternyata itu adalah rumah para kurcaci tersebut, mereka terkejut melihat Putri Salju yang tertidur pulas di lantai. Salah satu dari mereka menyarankan agar tak membangunkannya dan memberikan selimut pada  Putri Salju yang tertidur. Begitu sadar para kurcaci itu bertanya siapa dia? Kenapa ada di rumah mereka? Putri Salju menjawab sambil menangis, ia berkata kalau Ibu tirinya mencoba membunuhnya dan ia tak punya rumah untuk di tinggali. Para kurcaci merasa iba dan menerima Putri Salju di rumah mereka. Mereka menjalani hidup dengan bahagia.

"Ratu jahat itu kembali bertanya kepada cermin ajaib 'siapakah wanita tercantik di dunia' dan lagi-lagi cermin itu masih menjawab bahwasanya Putri Salju lah wanita tercantik di dunia. Ratu marah besar. Ia pergi mencari Putri Salju di hutan berpura-pura menjadi seorang wanita tua penjual apel dan meracuni Putri Salju hingga tak sadarkan diri. Para kurcaci panik dan menaruh tubuh Putri Salju ke dalam sebuah peti kaca. Bertahun-tahun kemudian datanglah seorang pangeran tampan yang menemukan rumah para kurcaci. Ia menemukan Putri Salju yang berbaring di dalam peti kaca. Pangeran itu memberikan sebuah ciuman di wajah Putri Salju dan sangat ajaib Putri Salju membuka kelopak matanya dan kembali sadar. Putri Salju dan para kurcaci berterima pada pangeran tampan itu. Pangeran tang terpikat dengan kecantikan Putri Salju melamarnya menjadi pendamping hidupnya dan mereka hidup bahagia bersama para kurcaci di istana. Sedangkan Ratu jahat itu mati karena terjatuh dari tangga istananya dan."

Tanpa Anna sadari ternyata Mia sudah tertidur. Gadis kecil itu sudah memejamkan mata sambil memegangi ujung selimutnya dengan erat menandakan dirinya sudah tertidur pulas.

Aku yang ada di belakang Anna mengucapkan selamat. "cerita yang bagus," pujiku sambil tersenyum lebar.

Anna tertawa kecil kemudian bangkit bangku tempat ia duduk. Wajahnya juga terlihat sudah sangat lelah. Aku mengajaknya ke kamar dimana Aiden sudah terlebih dahulu ada disana. Kami menutup pintu kamar Mia dan memastikan kalau dia tidak terbangun.

Di kamar kakak Mia ntah apa yang dilakukan Aiden dia terlihat sibuk dengan sebuah buku dan sibuk menulis sesuatu di sana.

"Apa yang kau tulis?" Aku bertanya padanya.

"Teori." Jawab Aiden singkat.

"Teori?" Aku mengulangi.

Aiden mengangguk. "Teori tentang dunia ini, aku yakin ada sesuatu yang membuat kita bisa sampai ke dunia ini." Jawabnya masih sibuk menulis gambar-gambar dan tulisan-tulisan aneh di buku tersebut.

Aku duduk di dekat Aiden memerhatikan apa yang di tulis anak itu. Anna duduk di sebelahku dan ikut memerhatikan Aiden. Ntah apa yang di tulis Aiden yang pasti hanya dia yang bisa membaca tulisan ceker ayam itu. Aku merasa jengkel melihat tulisan Aiden yang sangat jelek.

"Menurutku kita telah melewati portal dunia ini," ujarnya setelah sibuk menulis.

"Portal?" Anna terlihat bingung.

Aiden mengangguk. "Kalian ingat tanah di bawah kita waktu itu mendadak melunak dan akhirnya menelan kita bukan? Aku rasa bukan tanahnya yang melunak melainkan portal itu terbuka di bawah kita dan membuat kita terjatuh ke bawah dan sampai di halaman belakang rumah Vero."

Aku berusaha menyimak teori-teori Aiden. Ia terlihat yakin saat menjelaskan. "Tapi bagaimana caranya portal itu bisa terbuka?" Tanyaku heran.

"Ayolah Ive, kau kan bisa berpindah tempat, teleportasi. Mungkin saja kekuatanmu itu yang membuka portal antar dunia ini." Jawab Aiden sambil menunjukku dengan pena di tangannya.

"Aku saja hanya bisa berpindah beberapa meter, Aiden. Mustahil aku bisa membuka portal." Aku membantah penjelasan Aiden. Nenek saja hanya bisa berpindah tempat bukan membuka portal.

Aiden menggidikkan bahunya, "mungkin saja novel pemberian itulah yang membantu kekuatanmu berkembang, Ive." Tambah Aiden.

Aku masih tak yakin. Kalau iya kenapa kak Julia memberikannya padaku? Apakah dia tahu kalau aku memiliki kekuatan berpindah tempat? Tapi kalau iya bagaimana dia bisa mengetahuinya?

Anna mempertahankan mimik wajahnya yang terlihat tidak baik-baik saja. Dia tiba-tiba mmemelukku dengan erat, "tenanglah, Ive. Kita pasti mendapatkan jawaban semua ini." Katanya dengan nada lembut.

Aku melirik Anna yang memelukku. Tak biasanya Anna bisa bersikap seperti ini. Dia memenangkan diriku di saat dia saja masih dalam keadaan bingung dengan keadaan kami. Aku tersenyum simpul dan membalas pelukan Anna. Aiden yang ada di dekat kami hanya memutar bola matanya, tak ingin terlibat adegan seperti ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang