BAGIAN 35

66 6 0
                                    

Saat kami semua tengah tertidur lelap ada seorang yang tak beristirahat sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat kami semua tengah tertidur lelap ada seorang yang tak beristirahat sama sekali. Sedari tadi dia sibuk dengan pena dan buku yang dibawa dalam tas miliknya. Aiden sibuk menulis hal-hal aneh di buku tersebut, tulisannya jelek sehingga susah untuk dibaca.

"Aku lapar," ucapnya. Ia bangkit dari duduknya, berjalan keluar dari kamar yang kami tempati.

Aiden melangkah menuju dapur, ia ingat kalau Aurora meninggalkan sup hitam buatannya ke dalam sebuah mangkuk di dalam lemari perak. Tangannya langsung meriah mangkuk aneh tersebut dan langsung menyalin isinya beberapa ke dalam tempat makan.

Suara api menyala besar mendadak muncul. Kali ini bukan kebakaran atau sejenisnya, terlihat api di tungku perapian menyala-nyala tapi tak terlihat membakar Vila milik Feer sama sekali. Aiden merasa hal itu janggal ia dengan cepat langsung memasang kuda-kuda untuk melakukan serangan dadakan.

Seseorang muncul dari api tungku, ia terlihat seperti seorang pria tua yang benar-benar terluka parah, bahkan darah segar dari perutnya masih mengalir.

"Siapa kau?" Tanya Aiden dengan wajah waspada.

Pria itu mendongak dengan susah payah. Ia menatap lekat Aiden yang sudah siap melancarkan serangan es miliknya. "Aku bukan musuh." Ujar pria itu dengan susah payah.

"Bagaimana aku bisa mempercayainya?"

"Karena aku adalah pimpinan pasukan tempur Utara," jawabnya. Pria itu keluar sepenuhnya dari tungku perapian.

Aiden mengingat kata itu. Pimpinan pasukan tempur Utara berarti pria yang ada di hadapannya saat ini adalah Uroz. Uroz terlihat kesulitan berdiri, menilik luka perutnya yang benar-benar parah Aiden tak ragu-ragu berlari menuju kamar Feer. Membangunkan pria tua itu dengan brutalnya.

Feer mengomel karena dirinya harus bangun tengah malam. Namun begitu melihat Uroz yang terluka parah rasa kantuknya langsung hilang dan segera menyembuhkan luka-luka yang ada di pria itu.

"Apa yang terjadi padamu, Uroz?" Tanya Feer sambil membakar Uroz dengan Ali biru miliknya.

Uroz terlihat menahan sakit saat luka robek di perutnya perlahan menutup, "pimpinan pasukan tempur barat, dan selatan setuju dengan pihak komite Jaya kota Katya dengan menjadi pengikut Lozen." Jawabnya dengan nafas tersengal.

Aiden menatap ngeri luka-luka yang di derita Uroz saat ini.

"Aku dan pimpinan pasukan tempur timur menolak dan kami di serang habis-habisan, aku berhasil kabur namun pimpinan pasukan tempur timur tertangkap saat hendak kabur tadi." Uroz menjelaskan. "Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan padanya."

Feer menghela nafas panjang dan berat, "kuharap dia masih hidup sekarang." Ujar Feer dengan wajah iba. Memang kasihan sekali nasib pimpinan pasukan tempur timur itu.

"Kudengar dari pihak pasukan tempur selatan Meraz masih berusaha menjaga istana Ruby saat ini. Aku tak tahu bagaimana dia bersembunyi di dekat sana tapi yang jelas dia masih ada disana." Uroz berkata pelan. Kali ini lukanya sudah mulai sembuh sempurna.

RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang