BAGIAN 37

65 6 0
                                    

Dua jam berlalu sejak aku menyeret Aiden dan Anna ke halaman belakang Vila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua jam berlalu sejak aku menyeret Aiden dan Anna ke halaman belakang Vila. Dua jam pula Aiden membantu aku dan Anna berlatih kekuatan kami.

Keringat sudah membasahi seluruh badan kami, bahkan Aiden yang biasanya terlihat baik-baik saja kini sedikit ngos-ngosan. Wajahnya juga terlihat mengeluarkan keringat. Anna yang di sebelahku tampak sangat lelah, bahkan dia tak sanggup lagi berdiri tegak.

Aku menelan ludah dan menyeka keringat di dahi, nafasku tersengal katena habis-habisan menghindari serangan Aiden. Pukulan 0.5 inci yang kulakukan secara tak sengaja tadi sepertinya benar-benar hanya sebuah keberuntungan. Aku sudah mencobanya puluhan kali kepada Aiden dan Anna tetap saja tak terjadi apa-apa seperti yang tadi itu.

"Aku lelah sekali," Anna tampak menyeka keringat di lehernya.

Aku menatapnya, "aku juga Anna."

"Hei, kalian pikir kalian saja? Aku juga lelah melatih kalian berdua secara bersamaan." Aiden mengeluh.

Pintu Vila menuju halaman belakang terbuka. Terlihat Vero yang datang sambil memegangi segelas kopi di tangan kanan. "Ayo sarapan anak-anak, kurasa sudah cukup untuk latihan pagi kalian."

Aku mengangguk. Ini benar-benar sudah lebih dari cukup, kami bertiga sudah lelah karena stamina yang kami miliki tak terlalu banyak. Aku, Anna, dan Aiden melangkah masuk ke dalam Vila Feer yang terlihat sedikit lebih ramai karena teriakan heboh Mia.

"Ada apa?" Tanya Aiden begitu kami sampau di ruang tengah.

Ada Feer, Uroz, dan Mia di sana. Mia sedang berlari sambil mengangkat tangan ke atas, wajahnya terlihat ceria dan bahagia.

"Dia barusaja selesai menonton film kesukaannya." Jawab Feer sambil tersenyum lebar. Ia sibuk memerhatikan cucu perempuannya itu.

"Kami akan mandi dulu." Ujarku sambil menuju kamar kami bertiga.

Aiden menggidikkan bahu, "kalian saja." Katanya sambil beranjak mendekati Uroz.

Aku kesal melihat anak itu. Apakah dia tak sadar berapa banyak keringat di badannya? Dasar! Aku langsung mendekati Aiden dan menyeretnya menuju kamar yang kami tempati.

"Apa yang kau lakukan, Ive?" Tanya Aiden sambil berusaha melepaskan tanganku yang memegangi bajunya.

"Kau itu sudah bau keringat duduk mau di tengah-tengah orang pula. Bagaimana kalau Uroz terganggu dengan bau badanmu." Aku terus berjalan sambil menyeret Aiden.

Anna langsung mendekatiku, "siapa Uroz, Ive? Apakah pria di dekat Feer?" Tanya Anna sambil melirik Uroz sesaat.

"Iya," Aiden yang menjawab.

"Tapi kapan dia datang? Dia kemarin malam belum ada di Vila ini." Anna kembali bertanya, dia terlihat sedikit was-was pada Uroz.

Aiden melepaskan tanganku dari bajunya dan berdiri tegak. "Kemarin malam sekitar tengah malam, dia datang lewat perapian." Jawab Aiden sambil merapikan bajunya yang kusut karena ulahku.

RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang