BAGIAN 32

79 7 0
                                    

Meja makan lengang tanpa ada seseorang pun disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meja makan lengang tanpa ada seseorang pun disana. Mia mengajak kami untuk bermain di luar. Feer mengizinkan asal tidak keluar dari pagar Vila karena bisa saja itu berbahaya.

Pagar Vila sangat luas sehingga kami bisa bermain pasir pantai dan melihat beberapa pohon kepala yang ada di dalam arena pagar. Anna sibuk membuat istana pasir dengan Mia sedangkan aku berusaha melatih kembali kemampuan yang ku gunakan tadi. Itu jarak yang jauh dan menjadi rekor baru untuk kemampuan teleportasi milikku.

Aku kembali mencoba tapi tak berhasil. Aku harus menjentikkan jari lagi agar berpindah tempat namun itu seperti sebelumnya hanya sepuluh meter. Ya seperti di hutan tadi aku bisa berpindah tempat setengah kilometer.

Aku menghela nafas panjang, ini benar-benar aneh. "Kenapa aku tidak bisa melakukannya?" Tanyaku sambil menatap telapak tangan yang sedikit basah karena keringat.

"Kak Ive! Ayo main." Panggil Mia yang sedang memegangi sebuah ember kecil berisi pasir.

Aku menoleh kearahnya. Baiklah lupakan soal kekuatanku dulu tak ada salahnya menikmati waktu di pantai seperti ini. Aku beranjak mendekati Mia sambil tersenyum lebar, ikut bermain pasir dengannya.

Di dalam Vila Feer masih duduk di dalam ruangan tamu. Pria tua itu terlihat sedang sibuk memikirkan sesuatu hingga membuat alis putihnya bertaut.

"Feer, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Aiden yang berjalan ke arahnya.

"Oh! Anak muda," Feer menoleh ke arahnya. "Tidak ada hanya sedikit lelah karena sudah berguling-guling dan berlari." Jawab Feer sambil mengusap jenggotnya.

Aiden mengangkat satu alisnya, dia bukan tipe yang akan langsung puas dengan jawaban seperti itu. Ia duduk di hadapan Feer sambil melipat lengan bajunya yang saat ini menjadi sebuah seragam sekolah kami.

"Apakah soal Lozen dan Sang Kaisar itu?" Tanya Aiden dengan santainya. Ia sama sekali tak terlihat takut harus membahas kedua pria berbahaya tersebut.

Feer menghela nafas berat, ia mengangguk. "Benar nak. Sepertinya Lozen hendak membuat Sang Kaisar kembali ke singgasananya," ujar Feer dengan nada lelah. Pembahasan ini sungguh menguras rasa khawatir.

Aiden memiringkan kepalanya, "tapi kenapa dia ingin melakukannya?" Tanya Aiden sambil menatap Feer lamat-lamat.

"Aku tidak tahu soal itu nak. Dia bukan orang dari dunia ini dan pengetahuan kita soal dunia lainnya sangatlah terbatas. Jadi aku tak memiliki jawaban atas pertanyaanmu." Jawab Feer sambil menggelengkan kepalanya. Jelas-jelas ia juga tak suka akan keterbatasan pengetahuannya soal dunia lain dan kemampuan Lozen yang bisa mengendalikan bayangan.

"Ngomong-ngomong soal anak Sang Kaisar, apakah dia memiliki keturunan sampai saat ini?" Aiden melipat kedua tangannya di belakang kepala.

"Mungkin saja, tak ada yang tahu anak itu diapakan oleh para petinggi setelah tahu berusaha membuat portal menuju segel tersebut," kata Feer. "Dan ntah kenapa Lozen berhasil mendapatkan portal menuju segel tersebut."

RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang