BAGIAN 40

74 6 0
                                    

Uroz hendak menyerang Lozen yang sangat dekat dengannya namun pria itu sudah lebih dahulu mengeluarkan serangan bayangan sehingga Uroz terlempar ke belakang beberapa meter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uroz hendak menyerang Lozen yang sangat dekat dengannya namun pria itu sudah lebih dahulu mengeluarkan serangan bayangan sehingga Uroz terlempar ke belakang beberapa meter.

Aku dan Anna bergegas memasang kuda-kuda paling tidak kami harus bisa melindungi diri kami sendiri. Feer sudah bangkit dan membuat perisai melindungi tubuhnya. Saat ini Vero sedang berusaha menyerang Lozen dengan sebuah tongkat besi yang ntah kapan dia memilikinya.

Lozen menangkis serangan Vero seolah sedang meladeni seorang anak-anak yang sedang bermain patungan kasti. Tangan kiri Lozen terangkat dan langsung menyerang Vero hingga terpelanting ke dinding. Uroz tak membuang waktu lagi, ia langsung datang sambil membuat tinju api dengan tangan kiri.

Aku juga hendak berpindah tempat ke arah Vero. "Vero." Panggilku.

Vero masih sadar, teknologi pakaian yang dia kenakan membuatnya tak luka parah. Hanya sedikit lebam dan gores-gores. Aku berusaha membantu Vero berdiri dan membawanya berpindah tempat ke dekat Feer.

"Feer tolong obati Vero." Ujarku sambil memegangi lengan panjang Vero melingkari pundakku.

Feer mengangguk dan segera hendak membantu Vero. Namun langkah terhenti saat mendengar suara teriakan dari Anna. Kami langsung menoleh ke arah Anna yang saat ini sedang di cekik oleh Meraz.

"Apa yang kau lakukan Meraz?" Aku berseru pada Meraz.

Meraz menatapku dengan tatapan dingin tak seperti dirinya yang biasa, menatap dengan hangat dan ramah. Api mulai melilit tubuh Anna dan terangkat beberapa kaki dari lantai.

"Kerja bagus Meraz." Puji Lozen sambil bertepuk tangan. Uroz bergegas melancarkan serangan saat Lozen lengah namun yang terjadi malah dirinya yang di pukul oleh sebuah Golem bayangan.

Aku tak paham apa yang terjadi saat ini. Kenapa Meraz menangkap Anna dan Lozen memujinya? Meraz tersenyum lebar dan membungkuk ke arah Lozen.

"Terimakasih atas pujian anda Tuan Lozen." Ujarnya dengan penuh hormat.

Anna masih berusaha melepaskan diri dari lilitan api milik Meraz namun sia-sia. Semakin Anna berusaha melepaskan diri semakin erat pula api itu melilitnya. Vero mengatupkan rahangnya, tatapan tertuju pada Meraz yang sedang tersenyum jahat.

"Kenapa kau melakukan hal ini Meraz?" Vero bertanya dengan tatapan sangat marah. Ia berteriak ke arah Meraz yang menatapnya dingin.

"Melakukan apa?" Tanya Meraz dingin.

"Kenapa kau mengkhianati kami?" Tanyaku. Kali ini aku juga sangat marah pada Meraz. Padahal kami datang untuk menyelamatkan dirinya.

Meraz terkekeh, seakan teriakan kami adalah hiburan untuknya, "sepertinya ada kesalahpahaman disini." Ujar Meraz sambil tersenyum lebar.

Aku semakin tak tahu apa yang dibicarakan oleh pria itu. "Sejak awal aku memang bawahan Tuan Lozen."

Kami semua tercengang. Dia bilang apa? Dia adalah bawahan Lozen sejak dulu. Lalu selama ini hanya bersandiwara di depan kami semua?

RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang