BAGIAN 19

132 11 0
                                    

Pintu bulat itu kembali terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu bulat itu kembali terbuka. Aiden muncul dari sana sambil mengibaskan rambutnya yang masih meneteskan air.

"Hei! Lantainya nanti basah!" Aku berkata dengan suara lantang.

Aiden mendongak menatap kami berdua. Wajah tak acuhnya kembali terpasang, persis ekspresi yang selalu ia pasang selama di sekolah. Tunggu! Bukankah yang di bawa Aiden tadi baju berwarna hitam kenapa anak itu mengenakan baju berwarna coklat dan terlihat seperti baju olahraga di manhwa.

Anna menatap Aiden dengan tatapan tajam, "bajumu ini seperti di manhwa AAA," ujar Anna sambil mengelilingi badan Aiden dengan tatapan menyelidik.

Aku memutar bola mata jengah. Melemparkan sebuah handuk ke arah Aiden, "cepat keringkan rambutmu itu." Kataku dengan nada jengkel.

Aiden menerima handuk tersebut dan malah menaruhnya di pundak. Aku hendak mengomelinya namun Aiden beranjak mendekati sebuah benda yang ada di dekat lemar pakaian. Berbentuk seperti helm dan memiliki sebuah tiang yang menahannya.

"Apa yang kau lakukan Aiden?" Aku bertanya begitu melihat Aiden yang berdiri di bawah benda tersebut. Menekan sembarangan tombol yang ada di sana.

Aiden menyengir, "hehe, ini hebat sekali. Benda ini seperti hairdryer." Katanya sambil membiarkan benda tersebut mengeringkan rambut basahnya.

Aku dan Anna memerhatikan benda tersebut. Di mataku itu hanyalah benda aneh berbentuk seperti helm. Namun tak butuh lima menit benda itu mengeringkan rambut Aiden. Kini rambutnya sudah kering dan terlihat mengkilap.

"Kalian juga mandilah, bajunya bagus sekali tahu. Kau tak perlu membeli baju banyak-banyak setelah ini. Cukup bayangkan saja pakaian apa nanti akan terlihat seperti yang kalian inginkan." Aiden berkata dengan wajah bersemangat.

Baju yang ia kenakan mendadak berubah menjadi baju tim basket sekolah kami. Anna terpekik dan hampir jatuh ke lantai saking kagetnya. Aku menutup mulut tak percaya melihat barusan itu.

"Astaga!"

"Hebat bukan?" Tanya Aiden. Baju anak itu kini berubah lagi menjadi baju olahraga berwarna hitam putih.

"Apa yang kau lakukan Aiden?" Tanya Anna dengan terlihat wajah syok.

"Aku hanya membayangkan apa yang ingin kupakai dan baju ini akan berubah sesuai yang kita inginkan. Hebat sekali teknologi di dunia ini, kalau kujual di dunia kita pasti akan sangat mahal." Aiden berceloteh sambil menatap badannya.

Selain berandalan kini aku tahu sifat lain yang ada dalam diri Aiden. Gila, anak ini gila. Bisa-bisanya dia melakukan hal ini seolah sudah terbiasa. Melihat baju ketat yang ada di lemari itu saja membuat bulu kudukku merinding.

"Kalian cepatlah mandi. Mereka pasti sudah ada di ruangan makan semua." Seru Aiden seakan mengusir kami.

Aku mendengus kesal. Bergegas ku beranjak menuju ke lemari, mengambil baju aneh tersebut lalu beranjak ke kamar mandi. Aku bertukar kata dengan Anna dan memasuki kamar mandi terlebih dahulu.

RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang