BAGIAN 42

72 5 0
                                    

Meraz mengucapkan terima kasih pada Lozen kemudian langsung menyerang Aiden dengan sekuat tenaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meraz mengucapkan terima kasih pada Lozen kemudian langsung menyerang Aiden dengan sekuat tenaga. Sebuah semburan api panas langsung tertuju ke arah kami berdua. Aiden maju ke depanku sambil membuat tembok es yang sangat tebal.

Aku terpekik tertahan melihat betapa besarnya serangan dari Meraz dan betapa panasnya api tersebut hingga membuat tembok es meleleh.

"Kita kabur, Ive." Seru Aiden. Aku mengangguk dan memegangi tangannya langsung berpindah tempat ke belakang Lozen.

Serangan api Meraz hanya mengenai dinding dan membuatnya terbakar hingga berwarna hitam kelam. Nafasku memburu, jika aku dan Aiden tak berpindah tempat tadi maka kami berdua akan terbakar hangus.

Anna berseru panik saat kakinya dan Vero semakin masuk ke dalam lubang hitam tersebut. Portal Permata semakin besar namun mendadak terhenti membuat Lozen semakin murka hingga menjebloskan Annas dan Vero. Aku terpekik saat mendapati Aiden di depanku terpelanting karena serangan dadak dari Meraz. Aiden terpelanting hingga mengenai dinding dan membuat dinding tersebut retak. Meraz tak memberikan jeda sedikitpun, pria itu sudah melompat sambil mengepalkan tangan yang sudah berapi-api.

Aiden terlihat jengkel karena Meraz yang benar-benar membuatnya terdesak. Aku berseru saat pukulan api dari Meraz berhasil mengenai lengan Aiden tapi anak itu langsung melapisi lengannya dengan es jadi tak terlalu mendapatkan cedera yang parah. Aiden mulai balik memberikan serangan, dengan jumlah besar Aiden membuat ratusan es tajam yang langsung meluncur mengejar Meraz yang terus menghindar.

Anna berteriak kali ini gawat sudah masalah kami semua. Tubuh mereka sudah masuk setengah ke dalam lubang hitam tersebut. Anna terlihat semakin panik begitupula denganku yang sejak tadi hanya diam dan tak menolong dengan melakukan apapun.

"Jangan buka portalnya apapun yang terjadi, Ive." Vero berseru walaupun keadaannya dalam bahaya.

Keadaan saat ini benar-benar membuatku semakin bingung. Apa hang harus kulakukan? Jika tak kubuka portal seperti yang diminta Lozen maka Anna dan Vero akan di masukkan ke dalam lubang hitam itu. Ntah apa yang ada di dalam lubang mengerikan itu yang jelas akan sangat membahayakan mereka berdua. Aku hendak membuka lebih besar lagi portal tersebut.

"Jangan buka Ive." Kali ini Anna yang bicara.

Lozen semakin geram dan memasukkan mereka lebih dalam. Aku semakin terdesak, hanya bisa menangis melihat semua ini.

"Jangan buka portalnya, Ive. Dia merencanakan hal jahat." Aiden berseru di sela-sela menghindari serangan Meraz.

Aku terdiam. Lihatlah Anna dan Vero mereka sudah memasuki lubang tersebut hingga dada mereka terbenam. Aiden juga di buat kewalahan meladeni Meraz, ia jelas kalah kalau soal pengalaman bertarung, Meraz jauh lebih unggul darinya. Feer sudah tak sadarkan diri dan terlihat lelah. Terakhir Uroz, kemungkinan besar pria itu takkan bisa di selamatkan lagi.

"Maafkan aku semuanya. Aku tak ingin kalian mati di tangan pria itu." Gumamku sambil berlinang air mata.

Sebuah teriakan keluar dari mulutku. Menggema ke seluruh ruangan hingga memekakkan telinga, Aiden sampai meringis sambil menutupi telinganya dengan susah payah. Meraz berhenti menyerang Aiden dan menoleh ke arahku. Kini Portal Permata terbuka semakin besar dan siap sudah portal itu terbuka, besar dan setinggi manusia dewasa.

RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang