BAGIAN 14

170 32 68
                                    

Aku dan Anna berjalan beriringan dengan langkah pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan Anna berjalan beriringan dengan langkah pelan. Kami yakin kalau Aiden tak akan mengikuti kamu sampai sejauh ini.

"Kau tahu Anna," aku memulai pembicaraan lain, "kak Julia memberikanku sebuah novel namun itu adalah novel kosong."

"Kosong?" Tanya Anna dengan satu alis naik.

Aku mengangguk, "iya kosong tak ada apa-apa di dalamnya." Jawabku dengan helaan nafas panjang.

Anna termangu kini ia berusaha mencerna semua penjelasan yang kuberikan padanya. "Apakah kau membawa novel itu sekarang Ive?" Tanyanya.

Aku mengangguk lagi, "ya, ada di dalam tas kau mau melihatnya?" Aku balik bertanya pada Anna. Gadis itu mengangguk dengan wajah antusias.

Kuambil novel tersebut dari dalam tas dan menyerahkannya pada Anna. Sama sepertiku Anna tak tahu huruf apa yang ada di bagian belakang novel tersebut. Didalamnya masih kosong sama seperti saat aku pertama kali membukanya.

"Aneh sekali," Anna berkata dengan wajah tampak bingung.

"Kan?" Aku menyahut karena memiliki reaksi yang sana dengan Anna.

Kami berjalan beriringan, Anna masih sibuk membolak-balik novel tersebut dan tak menemukan apapun dibuku usang tersebut. Anna menghela nafas kasar ia mulai kesal melihat novel yang tak ada-ada tersebut. Anna kembali menyerahkan novel tersebut padaku dan langsung kembali masuk ke dalam tasku. Kami berjalan melewati sebuah rumah berlantai tiga yang memiliki teras menjulang ke arah jalan. berbeda dengan jalan di dekat toko kak Julia, jalanan yang kami lewati saat ini seperti sebuah gang namun cukup besar untuk di lewati mobil.

Aku sempat bergumam saat melihat sebuah kasur yang terjemur di atas atap. Di tengah matahari sore yang tak terasa menyengat lagi. Anna memerhatikan jalanan yang kami lewati. Dulu waktu aku SD ke sinilah aku berjalan pulang karena SD yang paling dekat hanya ada di sekitar sini.

"Anna besok kau akan ikut klub pecinta tanaman?" Tanyaku setelah diam cukup lama.

Anna mengangguk, "ya bunga dekat ruangan kepala sekolah mendadak layu, seperti musim kemarau membuatnya tak lagi bertahan." Anna menjawab sambil melirik sekitar yang mendadak hening.

Aku menelan ludah, merasa tak nyaman saat ini. Kami seolah sedang di ikuti seseorang yang membuatku memberikan kode pada Anna agar mempercepat langkah kami melewati gang tersebut. Kami berdua berjalan seperti sedang terdesak sesuatu. Semakin cepat kami berjalan seolah benda itu ikut semakin cepat pula mengikuti kami. Ntah apa itu tak ada waktu untuk memeriksa ke belakang.

Anna terlihat lelah karena sudah berlari kesana kemari sejak tadi. Ia berhenti sambil mengatur nafasnya yang menderu tak karuan. Kami berhenti di depan sebuah rumah bertingkat dua yang memiliki teras menjulang seperti rumah sebelumnya.

"Aku lelah Ive, bisakah Kuta istirahat sebentar?" Tanya Anna dengan nada yang benar-benar terdengar letih.

Aku mengangguk, mungkin salahku juga karena tadi akulah yang menyeret Anna agar kami bisa kabur dari Aiden. Aku berhenti dan ikut mengatur nafas yang sedikit sesak.

RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang