BAGIAN 21

103 7 1
                                    

Pagi hari kami sudah di ajak sarapan oleh Mia yang datang ke kamar kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari kami sudah di ajak sarapan oleh Mia yang datang ke kamar kami. Di ruangan makan sudah ada Vero dengan kopi hitamnya dan Aurora yang sibuk memasak sarapan.

Kami sarapan bersama lagi. Menunya masih sama seperti makanan semalam. Sup hitam yang sangat lezat. Selesai makan Aurora berkata kalau mereka akan mengantarkan Mia ke sekolahnya sekaligus mengantarkan kami ke saluran transportasi utama agar kami bisa pulang ke kota kami tinggal.

Setelah berganti pakaian lagi. Tak perlu baju baru kami hanya perlu membayang baju model lainnya dan baju ini memiliki teknologi selalu bersih. Vero memberikan tiga pasang sepatu berwarna hitam kepada kami.

"Sepatu yang kalian pakai sebelumnya terlihat sangat kotor." Kata Vero sambil memperlihatkan sepatu kami yang benar-benar kotor.

Aku dan Anna memerhatikan sepatu itu. Sepatu tersebut terlihat terbuat dari kulit, berwarna hitam mengkilap dan tak memiliki tali sama sekali. Aiden yang sedari tadi sudah antusias langsung memakaikan ke kakinya. Sepatu itu langsung menyusut hingga mencetak kaki Aiden. Tak terlihat lapang seperti sebelumnya.

Melihat Aiden yang baik-baik saja dan terlihat senang. Akhirnya aku dan Anna sama-sama memakai sepatu tersebut dan persisi seperti sebelumnya. Sepatu itu menyusut hingga membentuk kaki kami dengan ketat. Sepatu itu terasa sagat ringan dan bahkan ada sensasi segar saat mengenakannya.

Kami berjalan menuju ke pintu depan. Vero yang memimpin jalan dan membuka pintu bulat lainnya. Di luar, tepatnya di depan kami tak ada halaman seperti di halaman belakang. Hanya pintu dan langsung membuat kami menatap betapa tingginya tempat ini berada. Hembusan angin yang di atas membuat wajah kami terasa dingin.

Astaga! Ternyata sangat tinggi bahkan ada sekitar satu kilometer tinggi tiang yang menahan rumah bulat milik Vero ini. Anna menelan ludah terlihat pucat pasi, sepertinya dia memiliki takut ketinggian.

Vero terlihat menekan dan mengutak-atik sesuatu di dekat pintu. Memakan tombol yang bergambar seperti sedotan. Kemudian munculah selaput tembus pandang yang seperti di lubang atas rumah kemarin. Vero kemudian melangkah menuju pintu tersebut dan diikuti oleh Aurora dan si kecil Mia.

Anna lagi-lagi terlihat syok dan tak melihat kalau mereka ada di balik pintu buntu tersebut. Aiden melangkah maju dan melewati selaput tembus pandang tersebut dan sama seperti Vero, Aurora, dan Mia dia tak muncul di balik selaput tembus pandang tersebut. Aku dan Anna harus memberanikan diri melewati selaput tembus pandang itu. Dan mendarat di sebuah tempat ramai.

Kami sedang ada di sebuah tempat ramai oleh orang-orang. Semua pakaiannya berwarna putih membuat kami bertiga saling tatap dan bergegas menyesuaikan pakaian dnegan orang-orang sekitar. Sangat ramai dan mereka memasuki benda seperti kapsul yang memiliki pintu yang bisa bergeser ke samping.

Vero dan Aurora mendekati sebuah kapsul yang ada di dekat kami. Mia masuk ke dalam dan dengan semangat menyuruh agar kamu segera masuk ke dalam kapsul tersebut. Mungkin di mataku ini mirip kapsul namun di mata Aiden ini mirip seperti roti baguette tapi berwarna perak.

RUBY [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang