...
Hunter tersenyum saat melihat orang disebelahnya yang sedang berjalan beriringan dengannya.
Dia sama sekali tidak berniat untuk menyembunyikan rasa bahagianya dan menyimpan maskernya sejak tadi.
Langkah kakinya sengaja ia selaraskan dengan langkah kaki orang disebelahnya. Membuat suasana malam menjadi semakin manis.
"Kau mau mentraktirku apa?" Tanya Hunter.
"Aku hanya mengikut" jawab Yechan.
Hunter lagi-lagi tersenyum hanya dengan mendengar jawaban dari Yechan.
"Hmmm bagaimana kalau steak?" Usul Hunter membuat langkah kaki Yechan terhenti.
"Serius?" Tanya Yechan kembali dengan setengah tidak percaya.
"Iya"
"kenapa? Terlalu mahal?"Yechan menggelengkan kepalanya malas kemudian kembali melanjutkan langkahnya, "kau tahu kan, kalau kau sedang memanfaatkan uang pelajar sekarang, padahal penghasilanmu lebih besar" oceh Yechan.
Tapi, bukannya merasa bersalah, Hunter malah tertawa puas. "Kau sangat lucu"
Yechan hanya bisa menghela napas berat, "Terimakasih pujiannya",
Sedangkan Hunter langsung merangkul Yechan, "Uangmu kurang?"
Langkah kaki Yechan kembali terhenti, kali ini dia mencoba untuk menjauhkan dirinya dari Hunter, "Kau meremehkanku?"
"Oh tentu tidak" jawab Hunter dengan nada mengejek.
"Aku punya banyak uang tau" ujar Yechan yang mencoba untuk membuat Hunter tidak mengejeknya lagi.
Tetapi lagi dan lagi, Hunter tertawa. Yechan langsung saja menyipitkan matanya dan melayangkan satu tatapan sinis yang membuat Hunter semakin merasa gemas.
"Baiklah.. baiklah.. maafkan aku"
Hingga akhirnya mereka tiba disalah satu restoran yang menjual Steak dengan kualitas terbaik.
Sebelum memasuki restoran itu, Yechan diam-diam menghela napas berat. Dia sadar kalau dia membawa uang yang pas-pasan dan tidak berani mengeluarkan uang pada kartu yang dipercayakan oleh ayahnya hanya untuk mentraktir idol yang kesenangan karena ditraktir olehnya.
Bahkan setelah mereka duduk, Yechan langsung melihat buku menu dan tentu saja dia langsung terkejut melihat harga, tetapi ia juga berusaha untuk menyembunyikannya dari Hunter.
"Pesan apa?" Tanyanya pada Hunter yang sama sekali tidak membuka buku menu dan malah menopang dagunya sembari menatap Yechan yang merasa cemas.
Hunter tidak tersenyum.
"Aku akan memakan apapun yang anak ayam pesan"
Yechan yang tidak mau beradu mulut langsung saja memesan sesuai dengan keinginannya.
Dan mulai menutup buku menu, membiarkan pelayan yang sedari tadi mencatat pesanan pergi. Kemudian mata Yechan seketika terarah pada Hunter yang ternyata masih menatap Yechan juga.
"Apa ada yang salah pada wajahku?" Tanya Yechan.
Hunter menggelengkan kepalanya lalu bersandar pada sandaran kursi sembari melipat tangannya.
"Hanya saja, cukup menarik"
"Apanya?"
"Seorang pelajar yang menggunakan uang orang tua mentraktir seseorang yang sudah memiliki penghasilan sendiri" jelas Hunter.
Yechan memutar matanya malas, "aku hanya menepati janjiku, tenang saja uang orang tuaku banyak" balasnya.
Dia tidak mau kalah. Lantas dia pun mengikuti posisi duduk Hunter, bersandar dan melipat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN & TWELVE - Hunter X Yechan (Hunchan) #1 ✓
Fanfiction!! Follow dulu sebelum baca !! Kisah Hunter yang terobsesi dengan Yechan di kehidupan nyata sementara Twelve jatuh cinta dengan Eleven di aplikasi obrolan. (Completed) Note : • all karakter kalo bukan member Xikers dan ateez adalah imajinasi author...