20 : bbq

266 74 11
                                    

...

Yechan baru saja pulang setelah mengabaikan dan tidak membalas pesan masuk dari Hunter.

Sembari dirinya melepas kancing seragamnya satu persatu, dia memikirkan kata BBQ yang terus membuatnya dejavu.
Bahkan saat dirinya selesai mengganti baju, dia masih saja memikirkan kata itu.

Perlahan dia mendudukkan diri di kursi belajarnya lalu membuka buku pelajaran karena sebentar lagi ujian semester terakhir akan dilaksanakan.

Dia pun mulai belajar walaupun kepalanya kini dipenuhi dengan kata BBQ. Itu juga membuat benaknya berkata, Apa itu kebetulan saja?.

Ya, pasti kebetulan saja.

Dia terus meyakinkan dirinya sendiri tentang kata BBQ dari Hunter dan juga, teman online yang dia kenal sebagai Eleven.

Dia beradu dengan pikirannya sementara matanya menatap buku dihadapannya. Anehnya dengan pikiran begitu dia masih bisa belajar.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar kemudian suara ibunya menyusul, "Apa mama mengganggu?" Tanya ibunya setelah membuka pintu perlahan.

Dengan setengah mengintip, ibunya menunggu putranya yang imut menjawab.

Tetapi Yechan hanya berbalik tanpa bersuara.

Ekhem

"Sepertinya mama menganggu kamu ya sayang?" Lanjut ibunya diawali dengan deheman lembut.

Yechan menggelengkan kepala membuat ibunya tersenyum lega, "kalau begitu mama masuk ya sayang".

Setelah melihat Yechan menganggukkan kepalanya, ibunya pun masuk menghampiri putranya yang masih berada di posisinya.

"Apa putra mama sudah menentukan mau masuk ptn mana?" Tanya ibunya langsung dengan senyuman antusias tetapi Yechan malah menggelengkan kepalanya sehingga senyuman antusias milik ibunya kini berubah menjadi senyuman kikuk.

"Ah a-apa putra mama punya plan sendiri?" Tanya ibunya lagi dengan penuh harap tetapi nihil, Yechan menggelengkan kepalanya lagi.

Seketika ibunya terpaku.

Yechan yang melihatnya juga seketika merasa bersalah, lantas dia berdiri dan membungkukkan badannya.

"Maaf mah, aku hanya belum menentukan pilihan jadi saat aku sudah menentukan pilihan.."
"Aku akan memberitahu mama secepatnya" paparnya.

Senyuman ibunya kembali pulih lagi, ibunya lega dengan jawaban dari putranya sehingga dengan cepat wanita awet muda itu membantu Yechan berdiri tegak tanpa membungkuk lagi dihadapannya.

"Baiklah, Mama akan menunggu dan tenang saja mama tidak akan memaksa putra mama untuk memilih ptn mana, itu hak dan pilihan putra mama jadi kamu pasti tau sendiri pilihan mana yang akan menguntungkan kehidupanmu kelak" tutur ibunya sembari mengusap lembut kepala Yechan.

Yechan mengangguk, "Terimakasih mah"

"Mau peluk mama?" Tanya ibunya sambil merentangkan tangan.

Dan tanpa basa basi lagi, Yechan langsung mendekat dan memeluk ibunya erat. Tentu saja keduanya kini tersenyum manis hingga satu kata diantara kalimat yang keluar dari mulut ibunya membuat senyuman manis Yechan memudar.

"Malam ini kita makan diluar yuk sayang, makan di restoran bbq favorite ayahmu"

BBQ lagi.

"Ba-baik mah", Yechan tersenyum kikuk sekarang saat punggung ibunya sudah menghilang setelah pintu tertutup.

Yechan kini diam membisu. Kata yang memenuhi pikirannya telah disebut langsung oleh ibunya sendiri.

Tetapi dia mencoba untuk mengabaikan kata itu dengan membuka layar ponselnya. Lagi lagi dia hanya membaca pesan Hunter tanpa membalas dan memilih untuk mengirim pesan kepada Eleven, teman onlinenya.

ELEVEN & TWELVE - Hunter X Yechan (Hunchan) #1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang