13.

2.4K 37 1
                                    

Sesuai permintaan Ryu kemarin, Hana hari ini memakai seragam sekolah dan berangkat untuk mendapatkan apa yang sebelumnya Ryu minta.

Waktu sore hari, akhirnya Hana kembali pulang dengan nafas berat dan semburat kemerahan di pipinya.

Dia menghentakkan berkas tebal itu di meja belajar kamarnya yang terdapat Ryu sedang duduk di kursi belajar miliknya.

"Ini yang kau minta, mngghh ... Semuanya, guru, staf, penjaga, murid dan siapapun yang terkait dengan sekolah. Ada lebih dari 800 orang." Ujar Hana, sambil sesekali menggeliat.

Ryu hanya menyeringai kecil menatap berkas tersebut."Kerja bagus Hana."

Ryu mulai membaca satu persatu berkas yang di berikan Hana, tidak membaca sepenuhnya dia menatap ke arah Hana yang menggeliat dan mengeluarkan erangan kecil dengan kedua tangannya yang bertumpu di ujung meja.

"Kau sudah sangat basah di sana." Ryu mengangkat rok milik Hana, mendapati celana dalam yang sangat basah dan Vibrator bergetar yang menonjol di sana.

"Ryu ..." Hana menggigit bibir bawahnya secara sensual hanya karena sentuhan lembut tangan Ryu di vagina miliknya.

"Hmmm?" Ryu menatap wajah gadis itu yang memerah. Tidak, ada sedikit lebam kemerahan di sana.

"Siapa yang melakukan ini?" Dia membawa wajah Hana mendekat ke arahnya dengan menghimpit kedua pipi gadis itu.

"Ahhh ... Ryu ..." Hana menggertakan gigi karena frustasi, dia sudah benar-benar tidak tahan karena vibrator itu sudah bergetar seharian.

Ryu menarik Hana hingga gadis itu duduk di pangkuannya, Hana meliukan pinggulnya dengan liar seolah ingin merasakan penis Ryu.

"Ku bilang siapa yang melakukan ini?" Ucap Ryu sekali lagi mengelus pipi Hana yang memiliki lebam samar, itu seperti jejak bekas tamparan.

Hana tidak menjawab melainkan mencium bibir pemuda tersebut dengan rakus saat tangannya mengelus penis Ryu yang setengah berdiri di balik celananya.

Ryu menghentikan ciuman itu dengan menjambak rambut Hana ke belakang.

"Ahh Ryuu! Kumohon, aku sudah tidak bisa menahannya lebih lama." Hana meliukan tubuhnya dengan frustasi, tangan kanannya mengelus penis Ryu dengan lembut dan tangan kiri nya meraba wajah dan bibir milik Ryu.

"Kau tidak mendengar apa yang ku katakan sebelumnya?"

"Aku bisa memberitahu mu nanti!" Hana melingkarkan tangannya di leher Ryu seolah menarik kepala pemuda itu, dia mendekatkan wajahnya untuk mencium Ryu mengabaikan jambakan Ryu yang membuat kepalanya sakit. Gadis itu sudah terengah-engah dengan keringat yang mengalir, cairan cinta terus berceceran saat Vibrator terus bergetar di balik celana dalamnya.

Ryu akhirnya mengalah dan membiarkan gadis itu melepaskan nafsunya. Dia mulai mencium Ryu, mengaitkan lidah satu sama lain. Ryu meraih pinggang Hana dan menekannya untuk memperdalam ciuman. Erangan dan desahan lolos dari mulut Hana karena kenikmatan dari ciuman mereka berdua.

"Hah hah, hah ... Ryu ..." Hana sudah di luar kendali, dia tidak bisa berpikir dengan jernih. Yang dia pikirkan sekarang hanyalah melakukan seks intens dengan Ryu.

Hana yang memakai seragam sekolah memang lah sangat cantik, itu juga membuat gairah Ryu memuncak hingga penis nya ereksi sepenuhnya saat Hana membuka resleting milik Ryu dan mengeluarkan nya.

Hana menarik celana dalamnya ke samping dan menyingkirkan Vibrator itu hingga terjatuh. Dia memasukan penis Ryu dalam sekali hentakan yang dalam, membuat tubuhnya melengking penuh kenikmatan dengan seringai mesum nya.

Aplikasi Misterius.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang