36

1.5K 20 4
                                    

Setelah semua nya berkahir, masa-masa neraka bagi Ryu. Kini Ryu telah menjadi sosok pria kembali. Dia termenung untuk sesaat memikirkan apa yang terjadi 3 hari belakang ini.

Aplikasi milik Hana benar-benar menakutkan. Itu seperti memecah kepribadian ku menjadi dua. Pikir Ryu sambil  mengusap wajah lelah.

"Yuichi ... Bisakah kita bangun sekarang –." Perkataan Miko terpotong saat Ryu menekan mulut gadis itu menggunakan jari kakinya.

"Ada yang menyuruh mu bicara?" Tanya Ryu tanpa ekpresi.

Miko menelan ludah sebelum dia kembali menundukkan kepalanya meskipun di dalam dia sangat marah karena perlakuan Ryu saat ini.

Hana, Keina, dan Miko sedang dalam posisi dogeza yang sangat dalam dengan posisi segitiga. Ryu duduk telanjang di atas kepala Hana sedangkan kedua kakinya berada di atas kedua kepala Miko dan Keina.

Miko menatap aneh kepada Hana, dimana gadis itu masih bernafas berat seolah terangsang. Seharusnya gadis itu yang paling merasa sakit karena seluruh beban tubuh Ryu di tanggung di kepalanya.

Miko tidak suka di perlakukan seperti ini namun melihat wajah Ryu yang tidak bercanda, dia hanya mengikuti nya dalam diam dan memendam amarahnya. Sedangkan untuk Keina, dia tidak terlalu memikirkan apa yang Ryu lakukan padanya.

Dia hanya sedang berpikir bagaimana bisa dia menjadi seorang sadisme saat menjadi seorang pria. Tidak memperdulikan kaki Ryu yang ada di atas kepalanya.

Ruang tamu itu hening, Ryu hanya terus melamun bagaimana bisa dia menjadi sosok yang sangat berbeda saat menjadi perempuan. Tidak, itu tidak hening. Mungkin nafas berat Hana mendominasi ruangan itu, entah karena dia bergairah atau kesakitan karena Ryu duduk di atas kepalanya.

Tapi melihat nafas panas yang keluar dari mulutnya dengan wajah memerah dan seringai kecil, Ryu tau kalau Hana malah membuat ini seperti semacam hadiah. Bukan hukuman.

Kaki kanan nya yang ada di atas kepala Miko, dia menekan wajah Miko dari samping dengan lembut. Membuat Miko mau tidak mau menoleh ke arah Ryu.

"Sepertinya kau sangat menikmatinya dalam tiga hari terakhir ya." Ryu masih tidak berbicara tanpa ekpresi saat dia memainkan kaki nya di pipi milik Miko, memainkan bibir merah muda mungil milik gadis itu menggunakan jempol jarinya. Miko mengalihkan pandangannya ke sisi lain dengan wajah memerah entah karena marah atau malu, namun dia membiarkan Ryu melakukan apapun yang pria itu ingin lakukan saat jempol Ryu menarik sudut bibirnya. Memasukan jempolnya ke dalam sudut bibir dalam gadis itu.

Memainkan wajah memerah milik Miko menggunakan telapak kakinya, menekan beberapa kali wajah cantik tomboy gadis itu dengan kakinya. Memasukan jari kakinya ke lubang hidung Miko meskipun tidak ada yang masuk ke dalam sana.

Miko yang dalam posisi dogeza namun dengan kepala menyamping, dia sedikit menggeram saat Ryu menggesekan telapak kakinya di wajah gadis yang cantik itu.

"Kau tidak memiliki tata Krama? Kau seharusnya menjilat kaki yang menempel di wajah mu saat orang melakukannya."

"Apa-apaan itu!!" Miko berteriak dengan wajah konyol setelah mendengar perkataan Ryu.

"Bukankah dia tidak tau diri Hana." Ryu menepuk beberapa kali sisi kepala Hana dengan lembut saat dia menggunakan kepala gadis itu sebagai tempat duduk.

"Y-ya ... Hah, hah, Miko-chan benar-benar tidak tau diri ... Hah, kau tidak boleh seperti itu Miko-chan ..."

Miko menggeram sambil menatap Hana tidak percaya."Masokis sialan ..."

Ryu menggerakan pergelangan kakinya ke bawah beberapa kali, menyuruh Miko untuk kembali ke posisi dogeza dengan wajah menyamping.

"Kuhhh ..." Miko kembali membuat pose dogeza yang dalam namun dengan kepala menyamping hanya untuk di sambut oleh telapak kaki Ryu yang menempel di wajahnya.

Aplikasi Misterius.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang