32.

1.7K 22 4
                                    

Saat pagi harinya, bulu mata Ryu yang lentik bergetar sesaat saat dia membuka matanya perlahan dengan erangan kecil.

Wanita itu sedikit menguap saat dia menyimpan punggung tangan di dahi dengan lemas, sedikit tersenyum masam saat dia mengingat kejadian semalam.

"Uhhh ...," Ryu juga mengerang kecil saat ruangan ini di dominasi oleh bau muntahan nya semalam.

Ryu sedikit kesulitan saat beranjak dari ranjang karena tangan Hana yang melingkar di perutnya, Ryu menutup hidung nya sendiri dengan pelan saat Hana bernafas lembut. Nafas Hana benar-benar berbau seperti muntahan dia sendiri, membuat Ryu tidak kuat saat dia berusaha keras untuk menyingkir. Sedikit berguling ke samping lain saat dia sedikit terjatuh di bawah ranjang dengan suara kecil.

Ryu bangun dan mengambil lembut botol minum yang ada di meja kecil dekat ranjang, meneguk keseluruhan air yang ada di dalamnya. Dia sangat kehausan karena semalam Hana benar-benar menyiksanya.

"Ahhh, ..." Wanita itu sedikit tersenyum lega saat tenggorokan nya telah segar kembali.

Dia menatap Hana sesaat saat rutinitas paginya datang, namun dia terbiasa dan tidak tertarik untuk melakukannya saat berada di wujud laki-laki. Jadi Ryu memutuskan untuk pergi ke kamar mandi sambil menguap kecil, dia terlalu terbiasa melakukan nya di kamar karena Hana selalu mengurus rutinitas paginya.

Ryu tidak mengenakan apapun saat dia membuka pintu toilet dan duduk di atas nya. Menghela nafas kecil saat dia sedikit ragu untuk kencing.

Saat dia hendak mengeluarkan nya.

Bamm!!

"WAAHHHH!!" Tubuhnya mengerjap kaget,  Jantung Ryu hampir melompat melewati mulutnya saat dia terkejut pintu terbuka dengan keras.

"Sial Hana! Jangan membuka pintu seperti itu! Kau benar-benar membuat ku terkejut!"

"Hah, ku pikir aku akan terlambat." Hana menghela nafas lega, lalu menatap Ryu dengan senyum tipis.

"Mari lakukan bersama." Hana melangkah mendekat ke arah Ryu yang memiringkan kepalanya.

"Eh? Tunggu! Tung–." Penis Hana yang setengah ereksi segera memasuki mulut Ryu. Ryu sudah tidak merasakan lagi perasaan mual, Ryu hendak mengeluarkan penis itu dari mulutnya. Namun Hana menahan kepalanya.

"Aku akan segera mengeluarkan nya Ryu."

Ryu panik saat matanya melebar, namun saat dia hendak memberontak. Tubuhnya mengejang kecil saat cairan asin mendominasi mulutnya, beberapa tertelan. Tersimpan ke dalam mulutnya, sebagian lagi menyembur melalui sela-sela mulut Ryu.

Mata Ryu hampir berputar ke belakang karena perasaan sesak sekaligus tersedak saat air matanya mengalir tanpa pemberitahuan.

Hana menatap ke bawah dengan senyum tipis saat selangkangan Ryu juga mengeluarkan cairan kekuningan.

"Ini terasa sangat familiar." Hana sedikit menyeringai kecil saat menatap Ryu.

Saat urin mereka berhenti keluar, Hana menarik penis nya. Mendapati Ryu yang sedikit membungkuk dengan terbatuk berkali-kali.

"Kau keterlaluan ... Hana..."

Hana memiringkan kepalanya sendiri menatap Ryu dengan senyum tipis."Kau sedang menyindir dirimu sendiri Ryu?"

"Sial ..." Ryu mengutuk pelan. Mungkin selama 3 hari ke depan, itu akan menjadi neraka bagi Ryu.

"Kau harus membersihkan nya sayang." Hana dengan lembut memegang penis nya sendiri di depan wajah Ryu.

Ryu sedikit mengerutkan kening saat lidahnya keluar untuk menjilat sisa urin yang keluar dari uretra. Menatap Hana sedikit tajam, wajah Hana terdistorsi oleh kesenangan saat dia menyeringai kecil menatap Ryu.

Aplikasi Misterius.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang