29

1.4K 24 1
                                    

Wanita itu sudah tidak bisa mengendalikan dirinya saat Ryu mendominasi seluruh alur permainan.

Pantat wanita itu terangkat saat mulutnya mengigit sprei dengan putus asa, mencengkram sprei ranjang, mengeluarkan desahan manis saat vagina nya di tabrak berkali-kali oleh penis Ryu.

"Kau mengakui kekalahan mu, Keina?" Ryu berbisik di telinga wanita itu, menghentikan kembali gerakan pinggulnya.

Keina menggertakan giginya dengan frustasi saat pandangannya tidak fokus, ini sudah terjadi berkali-kali. Ryu selalu menggagalkan klimaks nya.

"T ... Ti ... Ti-dak ..."

"Keras kepala." Ryu tersenyum kecil saat dia menjilat leher cantik milik Keina, kembali menggerakan pinggulnya secara perlahan.

Keina menggertakan gigi dengan senyuman samar saat dia merasakan rangsangan kembali karena nikmatnya penis Ryu.

Ryu melihat kedua tangan Keina yang mencengram erat sprei, dia menarik kedua tangan Keina sehingga tubuh gadis itu sedikit terangkat. Kepala Keina seidkit terjuntai saat dia menggertakan gigi dengan frustasi, mempunyai air liur yang bergelantungan di dagu nya.

Ryu menarik kedua tangan Keina dari belakang cukup keras, membuat wanita itu mengerang.

"Mnhhhh .... Ahnn Yu-kun! Lebih cepat ... Ahhhnnn–."

Saat klimaks Keina hendak muncul kembali, Ryu mencabut penis miliknya hingga membuat Keina melihatnya dengan putus asa. Keina tidak tau harus bagaimana saat beban di tubuhnya menumpuk sangat banyak,

"Brengsek!!" dia membanting kepalanya ke atas kasur berkali-kali seolah kewarasan nya benar-benar menghilang.

Dia mengutuk dengan keras saat pemuda di belakangnya itu benar-benar mempermainkan nya. Ryu hanya tersenyum kecil saat menahan tangan Keina agar wanita itu tidak dapat masturbasi.

Keina sedikit menatap Ryu dengan menggertakan giginya, menatapnya tajam. Dia marah, frustasi, putus asa, juga merasa di rendahkan oleh laki-laki yang lebih muda darinya.

"Aku ... Kalah ... Yu-kun." Dia menatap Ryu sambil menggertakan giginya.

Ryu tersenyum kecil saat dia memasukan penis nya kembali dengan lembut hingga itu terkubur sepenuhnya, Keina menggeliat lembut saat kenikmatan tiba kembali. Tapi Ryu tidak menggerakkan itu, dia hanya menyimpan nya di dalam sana saat Ryu membungkuk untuk berbisik pada Keina.

"Jadi apa maksud kesombongan mu di awal 5 jam yang lalu?"

Keina mengerang frustasi, ingin segera menggerakan pinggulnya agar penis itu dapat menggesek vagina.

"Aku ... Minta maaf, itu salah ku ..." Tatapannya sudah tidak fokus saat Ryu menjilat tengkuk dari wanita itu dengan lembut.

"Kau ingin penis ku?"

"Aku menginginkan nya, penis mu."

"Lalu ? .." Ryu berbisik dengan lembut.

" ... K- ... Ku ... Kumohon, b-berikan aku penis mu–Ahnnnn ..," Keina mengerang keras saat Ryu tiba-tiba menghentakan penisnya, entah kenapa itu membuat wajahnya sedikit bercahaya oleh kesenangan.

"Sesuai keinginan mu."

Ryu mulai menghentakan kembali penis nya menabrak dinding rahim milik Keina, membuat wanita itu mendesah liar tak terkendali.

Di tengah malam yang sunyi itu, hanya suara desahan Keina yang terdengar dan suara tubuh yang saling bertabrakan.

Keina mengerang keras dengan senyuman saat beban di tubuhnya di lepaskan bersamaan dengan rahimnya yang di isi penuh oleh penis Ryu 4 jam nonstop.

Aplikasi Misterius.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang