46.Amee patah hati

324 17 0
                                    

Hari-hari baru dilalui Manda sebagai seorang ibu. Manda tidak bisa menyimpulkan kalau menjadi ibu itu mudah karena meskipun sudah dibantu bi Darsih, dia tetap kesusahan dalam mengurus Argatha. Mau nyerah, tapi ini anak sendiri. Tak mau ambil pusing, Manda mendengar sedikit cerita dari bi Darsih tentang almarhumah mamanya yang dulu juga kesulitan mengurus mereka berdua. 

"Kalau melihat nona begini, saya jadi ingat nyonya dulu" ucap bi Darsih memperhatikan Manda yang sedang menyusui Argatha 

"Mama?" Beo Manda 

"Iya,, nyonya dulu juga kesulitan mengurus kalian, tapi nyonya berusaha bersikap santai, tidak buru-buru" ucap bi Darsih 

"Mama dulu kesulitan juga? Terus gimana mama bisa ngurus kami dengan baik?" Tanya Manda 

"Awalnya nyonya memang kepikiran terus, takut tidak bisa jadi ibu yang terbaik untuk kalian, tapi seiring berjalannya waktu, nyonya mulai bisa menerima dan berdamai dengan pikirannya, nyonya bilang, anak-anak tidak butuh sosok ibu yang terbaik, tapi mereka butuh sosok ibu yang mengurus mereka dengan baik, akhirnya nyonya menjalani semua dengan santai, saat anak-anaknya tertidur, nyonya melakukan perawatan pada dirinya dan suaminya, saat anak-anak bangun dan lapar, makanya nyonya bisa merawat keluarga dan merawat dirinya. nyonya menyusuinya, tidak perlu dijaga terus menerus saat bayi sedang tidur" cerita bi Darsih panjang lebar

"Bibi benar, jadi aku ga perlu nungguin Gatha pas Gatha lagi tidur?" Manda bertanya sambil perlahan meletakkan Argatha pada box bayinya

"Kalau Gatha lagi tidur, anggap saja itulah waktu nona untuk istirahat" jawab bi Darsih

Manda hanya mengangguk mengerti. Sejak saat itu, Manda mulai mengurus Gatha dengan lebih santai tapi siaga. Saat Gatha tidur, Manda merawat dirinya kembali, saat Gatha bangun dan tidak menangis, Manda mengajak Gatha bicara atau bermain menunjukkan hal baru pada Gatha. Setiap minggunya, Manda selalu membawa Gatha ke taman. Waktu berlalu begitu cepat, hingga kini usia Argatha sudah tepat 1 tahun. Mereka merayakan ulangtahun kecil-kecilan untuk ulta pertama seorang Argatha.

"Selamat datang anak ganteng,, barakallah fii umrik" ucap Amee mencium Argatha yang ada digendong Nanda

"Minggir kau, sekarang giliranku" ucap Romi mendorong Amee agar menyingkir 

"Hei,, kau kasar sekali pada perempuan" ucap Amee kesal

"Bodo amat" ucap Romi malah mengejek 

"Fu¢k" umpat Amee

"Jangan mengumpat didepan anak kecil" ucap Romi

"Ck, ikut aku, kita selesaikan sekarang" Amee menarik telinga Romi dan membawanya menjauh dari Argatha 

"Ck,, sudah dewasa Tapi tingkahnya masih anak-anak" Nanda hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu 

"Hai Gatha, boleh aku menggendongnya Nan?" Krys mendekat dan langsung mencium pipi Argatha 

"Nah" Nanda menyerahkan Argatha pada Krys 

Kini Argatha sudah ada pada gendongan Krys. Nanda berniat akan ke kamar sebentar mengambil handphonenya. 

"Gatha mana?" Tanya Manda yang baru kembali dari toilet 

"Ada sama Krys" jawab Nanda 

Manda mengangguk dan pergi menemui Krys. Manda mempercepat langkahnya menjadi setengah berlari karena mendengar Argatha menangis, Manda mendapati Argatha menangis kencang dalam gendongan Krys. Romi dan Amee juga ikut berusaha menenangkannya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Manda mengambil alih Argatha 

"Mereka bermain-main dan membuat Gatha takut" Krys menunjuk pada Romi dan Amee 

SKY PATH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang