65.Arkan Hancur?

358 15 0
                                    

Bagikan disambar petir disiang bolong, itulah yang dirasakan Arkan saat ini. Saat mendengar berita kematian ayahnya dari sang dokter, Arkan terduduk lemas dilantai rumah sakit yang dingin. Arkan tidak menangis, tapi pandangannya kosong menatap ke depan. 

"Arkan,,, lo yang kuat ya" ucap Lance menyemangati Arkan

"Papa,,," gumam Arkan 

"Papa lo udah tenang Arkan" Lance mengusap bahu Arkan agar Arkan tenang

"G-gue banyak salah sama papa Lance" Arkan berucap dengan suara bergetar 

"Papa lo pasti udah maafin semua kesalahan lo Kan" ucap Lance

"Papa ngga pergi Lance" gumam Arkan, matanya menatap kosong ke arah pintu ruang ICU tempat papanya berjuang hidup 

"Arkan, sadar Kan" Lance membantu Arkan duduk di kursi ruang tunggu 

"Papa gue cuma tidur Lance, papa gue ngga pergi" Arkan berusaha meyakinkan dirinya kalau papanya tidak mungkin pergi secepat ini

"Ikhlaskan om Mario, Kan" Lance terus saja mengusap bahu Arkan, berharap bisa menyalurkan kekuatannya 

"Papa sama mama cuma istirahat aja,, nanti mereka kembali, gue yakin itu, mereka pasti kembali" Arkan, sepertinya dia sudah mulai masuk didunia imajinasinya 

Lance hanya bisa menangis melihat Arkan seperti ini. Sebuah kebohongan besar jika Lance akan biasa saja melihat bos serta sahabatnya hancur seperti ini. Mereka tumbuh bersama, jadi saat yang satu hancur, semua ikut hancur. Lance membawa Arkan pulang ke mansion bersama ambulans yang membawa jenazah Mario mengikuti mereka dari belakang. Sesampainya dimansion, Lance langsung mengantarkan Arkan ke kamarnya. Lance menjauh untuk menghubungi seseorang.

"Halo" sapa orang diseberang telepon 

"Romi,,, Om Mario meninggal" Lance langsung menghubungi Romi karena tau kalau Romi ada di Indonesia

Hening. Tidak ada jawaban dari Romi. Romi diam mematung, cukup terkejut dengan berita ini.

"Romi, kau masih di sana?" Tanya Lance 

"K-kau se-serius? J-jangan main-main soal kematian, itu tidak baik" Romi berucap dengan suara bergetar 

"Aku serius, tolonglah, aku butuh bantuanmu sekarang, aku harus mengurusi pemakaman om Mario, tapi kondisi Arkan juga tidak bisa aku tinggal begitu saja" ucap Lance

"Bagaimana kondisi Arkan?" Tanya Romi

"Buruk, Arkan seolah tidak bisa menerima tentang kematian ayahnya" jawab Lance 

"Aku ke sana sekarang" Romi mematikan teleponnya sepihak dan bergegas keluar dari kamarnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Angkasa saat mereka berpapasan diruang tamu 

"Uncle ku meninggal, aku harus ke sana sekarang, mungkin aku tidak pulang untuk beberapa hari" jawab Romi

"Oh, aku turut berdukacita, kau berhati-hatilah, apa kau masih bisa menyetir? Kau tampak kacau" ucap Angkasa melihat menampilan Romi dari atas ke bawah. Rambut acak-acakan dan wajah pucat pasi.

"Aku tidak apa-apa, terimakasih tapi aku masih sanggup menyetir" ucap Romi

"Baiklah" ucap Angkasa 

Romi pun berlari keluar dari Mansion sahabatnya dan pergi ke mansion Arkan menggunakan salah satu mobil milik Nanda. Sesampainya dimansion Arkan, Romi bergegas ke kamar Arkan. Dikamar, Arkan sedang memberontak.

"LEPASIN GUE BANGSAT!!!" teriak Arkan memberontak didalam tahanan anak buahnya 

"Apa yang terjadi?" Tanya Romi pada Lance 

SKY PATH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang