illustration of Edgar (teen version)...
---
Kota Atdam, sebuah kota yang indah, tenang dan sangat tentram. Siapa pun yang mendengar nama kota ini pasti sangat mendambakan dan ingin tinggal di sana. Pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi dan keindahan pohon serta tanaman yang sangat asri menghiasi setiap sudut kota.
Di satu tempat yang tak terlalu jauh dari pusat kota, terdapat keluarga bermarga Edison yang hidup dengan tentram. Di sana tinggallah seorang pemuda yang bernama Edgar Edison. Ia hidup bahagia bersama kedua orang tuanya di sebuah mansion besar.
Orang tuanya adalah pemilik perusahaan AI yang sangat disegani. Perusahaan yang menjalin hubungan langsung dengan pemerintahan dan menjadi tangan kanan pemerintah dalam hal menjalankan bisnis.
"Ayah, Ibu, aku pulang!" ucap Edgar yang kembali ke mansionnya dengan membawa sebuah piala yang cukup besar dan map berisi piagam penghargaan. "Ayah, Ibu, liat dehh, aku menang kompetisi sains, loh!" ucap Edgar dengan bangganya sembari memamerkan hasil kerja kerasnya.
Ayah dan Ibu yang melihat betapa senangnya anak mereka tersenyum dan ikut memuji pencapaian putranya. "Wah, anak Ibu pinter, ya. Rajin banget, nanti kalau sudah besar mau jadi apa, nih?" tanya sang Ibu.
"Aku mau jadi seperti Ayah dong, jadi orang yang sukses dan harus bisa ngalahin Ayah nanti," ucap Edgar dengan semangat, sang Ayah yang mendengar itu hanya tertawa kecil.
"Iya, makanya harus belajar yang pinter lagi, ohiya... Besok malam kita main ke festival mau? Sebagai reward kerja keras putra Ayah," tawar sang Ayah dan langsung disambut raut girang dari Edgar.
"Wahhh bener ya Ayah, asikk! Besok main ke festival!"
Hari itu berlalu seperti biasanya, dan esok hari datang begitu cepat. Saat malam hari sesuai dengan janji sang Ayah. Mereka menikmati waktu bersama sambil melihat sebuah festival kembang api yang hanya ada 1 kali dalam setahun yakni saat pergantian tahun.
Mereka menyewa sebuah rooftop dari gedung yang lumayan tinggi untuk mendapat view terbaik. Edgar pergi ke ujung rooftop saat pesta kembang api akan dimulai sambil membawa sebuah kamera di tangannya untuk mengabadikan momen itu.
Saat waktunya tiba, kembang api itu mekar dilangit dengan sangat indah. Sampai Edgar terpana dan hampir lupa dengan kamera yang ada di tangannya.
Setelah pesta pergantian tahun itu, Edgar kembali mendekati Ayah dan Ibunya. Lalu duduk di antara keduanya.
"Yahhh... Cuman dapet 5 foto, hampir lupa tadi mau foto kembang apinya," keluh Edgar cemberut.
"5 fotonya bagus semua tuh," puji sang Ayah sambil melirik ke kamera yang ada di tangan anaknya.
"Udah, yang penting Edgar suka liatnya. Nggak perlu difoto nggak papa. Jadiin memori yang nggak akan Edgar lupain aja," ucap sang Ibu menghibur Edgar.
Edgar hanya mengangguk tersenyum, lalu mengajak kedua orang tuanya berfoto bersama, setelah itu ia kembali ke pinggir rooftop untuk mengambil gambar apa saja yang bisa diambil. Tak lama ia dipanggil untuk segera kembali dan pulang karena pestanya sudah berakhir.
Hari demi hari hingga tahun demi tahun berlalu, kini Edgar sudah berhasil dan resmi menjadi seorang profesor dan ilmuan yang memiliki posisi penting dalam organisasi AI, Edgar menjadi penerus resmi AI yang dibanggakan oleh Ayahnya dan mendapat penghargaan dari pemerintah.
Edgar menjalani hari-hari yang sibuk mengatur dan mengelola bisnis AI. Sampai di suatu ketika, ia mendapat sebuah pesan tentang kecelakaan yang menimpa Ayah dan Ibunya. Tentu Edgar tak percaya saat menerima pesan itu, ia merasa itu hanyalah pesan candaan tapi saat ia mencoba menghubungi kedua orang tuanya, tak ada satupun telepon yang bisa masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Enigma [TERBIT]
RomanceAnn, seorang pembunuh bayaran yang beralih profesi menjadi barista, tetapi diam diam ia bekerja lagi dengan seorang Enigma berbahaya bernama Alva Edison, kerjasama yang dibangun secara sepihak ini membuatnya harus memutar otak untuk menolak setiap m...