pertama, aku mau ngasih tau dulu nih.
bab 'Missing cracks (MC)' atau 'Retakan yang hilang' ini akan lebih banyak konflik berat dan angst nya.
so... persiapkan jiwa dan air mata ya, semoga enjoy sama bab MC ini... ( ꈍᴗꈍ)---
Akhir pekan dipagi itu, Reo sudah terbangun karena kehausan setelah lembur semalaman. Ia berjalan menuju dapur mengambil air minum, setelah itu Reo berniat kembali ke kamar, tapi langkahnya terhenti saat melihat ada cahaya kecil di ruang tengah.
Reo menghidupkan lampu diruang itu, terlihat Alva sedang duduk di sofa menatap layar handphone-nya sendirian, padahal jam masih menunjukkan pukul 4 pagi.
"Sudah bangun?" tanya Reo sambil mendekat ke sofa.
Alva langsung menoleh lalu kembali fokus ke layar handphone di tangannya. Tak lama Reo berniat kembali ke kamar karena merasa tak ada yang perlu dibicarakan.
"Reo," panggil Alva pelan. Langkah Reo terhenti lalu berbalik menatap Alva yang sedikit lebih pucat hari itu.
"Ada apa?"
Alva diam sejenak, wajahnya nampak berpikir keras dan terlihat lebih lesu dari biasanya. "Aku mau tinggal di vilaku, tolong kabarin Bunda ya," ucapnya sambil mengambil kunci mobil yang ada di meja kecil.
Reo sedikit terkejut mendengarnya. "Kenapa tiba-tiba?"
"Nggak, aku mau ke vila."
"Terus Ann?"
"Dia masih tidur, nanti aku jemput," balas Alva lagi langsung pergi keluar.
Melihat itu Reo hanya diam memandangi punggung adiknya yang keluar tanpa berkata apapun lagi. Tak ingin ambil pusing ia masuk ke kamar dan kembali sibuk dengan tumpukan berkas.
Dua jam berlalu, pekerjaannya selesai dan Reo langsung merenggangkan tubuhnya setelah duduk berjam-jam. Tak lama terdengar ketukan di pintu. Ia langsung bangkit dan membuka pintu kamarnya, ternyata sudah ada Ann di sana.
"Nyari Alva?" tanya Reo yang langsung menangkap raut wajah pemuda itu.
Ann mengangguk pelan lalu menatap ke arah lain. Belum sempat, Reo mengatakan ke mana Alva pergi, pemuda itu sudah lari duluan ke kamar.
Reo yang melihatnya tentu kebingungan dengan tingkah anehnya. Tapi tak berselang lama, Ann keluar dengan membawa jaket cokelat dan topi hitam milik Alva.
"Mau ke mana?"
"Keluar," balas Ann singkat dan langsung lari keluar vila.
Panik, Reo langsung mengikuti pemuda itu dan menahan tangannya. "Tunggu, jangan keluar sendirian, nanti dijemput Alva."
Hening beberapa saat, Ann menoleh sejenak lalu beralih menatap ke arah luar vila. Tangannya terangkat menunjuk ke jalan di depan sana.
"Sudah, tuh disana, Alva udah manggil," ucap Ann dengan wajah cerah.
Reo yang melihat dengan jelas ada mobil Alva disana langsung melepaskan cengkramannya. Pemuda itu langsung lari mendekati mobil dan pergi begitu saja.
Helaan napas terdengar, Reo kembali masuk ke vila, didalam ia melihat sang Bunda sudah ada berdiri menatapnya dengan wajah bingung.
"Sayang, abis dari mana?"
"Nganter Ann keluar," balas Reo sambil menutup pintu vila.
"Loh Ann ke mana? Sama siapa?" tanya sang Bunda lagi khawatir.
"Sama Alva kok Bunda, katanya mau ke vila dulu."
"Begitu ya, padahal Bunda mau bikinin jus anggur buat Ann hari ini, yasudah deh, nanti kalau udah pulang aja," ucap sang Bunda sedikit kecewa lalu pergi ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Enigma [TERBIT]
RomansaAnn, seorang pembunuh bayaran yang beralih profesi menjadi barista, tetapi diam diam ia bekerja lagi dengan seorang Enigma berbahaya bernama Alva Edison, kerjasama yang dibangun secara sepihak ini membuatnya harus memutar otak untuk menolak setiap m...