13. Unwritten Story

8.7K 583 18
                                    

Jam 5 pagi.

Ann sudah selesai mandi lalu keluar dari kamar menggunakan pakaian Alva, ia sangat asing dengan tempat yang disebut mansion ini, tak pernah terlintas dipikirannya keluarga pria itu akan memiliki tempat semewah dan sebesar ini.

Ann turun dari lantai atas menggunakan tangga yang sangat lebar. Ia sedikit kesal melihat banyaknya anak tangga itu. Setelah sampai di bawah ia melihat Alva sedang sibuk menata beberapa barang.

"Ini rumahmu?" tanya Ann.

"Mansion keluarga."

"Kenapa nggak pada tinggal di sini?" tanya Ann penasaran. Yang ditanya hanya diam tak menjawab. Tak lama ada suara klakson mobil dari luar.

"Sudah?" tanya Alva dan langsung dibalas anggukan oleh Ann.

Mereka keluar dari mansion. Lagi-lagi Ann dibuat kagum melihat pemandangan tempat ini. Sangat indah dan penuh dengan hiasan tanaman pohon serta air mancur yang ada di tengah halaman besar.

Saat pertama datang ke tempat ini. Ann hanya fokus mencari Alva yang kabur setelah kehilangan kendali. Tak lama mereka menghampiri sebuah mobil yang ada di luar pagar besar. Ada sang Ayah di depan sana sedang mengambil beberapa koper kecil dari bagasi.

"Ayah," panggil Alva. Sang Ayah langsung menoleh lalu menatap Ann yang berjalan di belakang.

"Langsung ke laboratorium," ucap Alva dan sang Ayah mengangguk lalu memasukkan lagi koper kecil itu ke dalam bagasi. Alva mendekat dan ikut menaruh beberapa barang di bagasi mobil.

"Ayo," ucap Alva menarik Ann kembali ke dalam mansion.

"Lohh, nggak ikut ke mobil ayahmu?"

"Pake mobilku aja."

---

Kembali di ruang lab yang sama. Alza masih setia duduk di kursi dan terlihat beberapa kali hampir terjatuh karena rasa kantuk. Sampai sebuah ketukan di pintu membangunkan Alza. Ia merenggangkan tubuhnya sejenak lalu berjalan malas ke arah pintu.

Setelah membuka, Alza terkejut sampai hampir terjatuh melihat sosok yang ada di balik pintu itu. "Buset, udah selese?" tanya Alza menatap heran pada sosok Alva di depannya.

Alva hanya diam lalu masuk meletakkan beberapa kantong buah di meja. Netra semerah darahnya menatap pemuda yang ada di brankar medis. Pemuda bernama Nao itu terlihat sedang tertidur pulas. Tak lama, ia beralih menata buah-buah itu dalam keranjang kecil.

"Mujarab juga si Ann. Biasanya sampe seminggu, kan?" bisik Alza sambil menyenggol lengan Alva lalu mengambil 1 buah apel dan memakannya.

"Diem," ketus Alva singkat langsung kabur keluar.

Alza hanya tersenyum melihat saudaranya yang tersipu malu. Ia lumayan paham dengan apa yang sudah terjadi. Tak lama Ann datang membawa beberapa kotak makanan di tangannya.

"Nao udah bangun?" tanya Ann langsung mendekati kasur Nao.

"Belum, harusnya bentar lagi. Tinggal nunggu anestesinya habis," balas Alza sambil mengunyah apel.

Ann hanya mengangguk lalu meletakkan beberapa kotak makanan di meja. Ia menatap gadis Rexer yang duduk tertidur di pojokan sambil memeluk jaket cokelatnya dan Reo yang juga tertidur di kursi dengan Xici di pangkuannya.

Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Belum ada aktivitas berarti dari orang-orang yang telah menghabiskan malam dengan sebuah 'perang'. Ruangan itu sangat senyap dan hanya ada suara dari monitor hetler.

"Alza, ini kutaruh di sini ya, kalau udah pada bangun suruh makan aja," ucap Ann dan langsung diiyakan oleh Alza.

Ann terdiam menatap keheningan ruangan itu. Banyak alat medis bekas dan beberapa tumpukan kain yang bebercak darah. Tempat ini benar-benar seperti ruangan operasi.

I'm not Enigma [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang