Chapter 3

2K 101 1
                                    

Arka tak lagi merasa risih saat dirinya kini menjadi pusat perhatian di kantin. Ia lebih tertarik pada objek yang ada di hadapannya. Seorang gadis yang sejak tadi asyik bercerita sembari sesekali menyesap jus apel.

Dia Melody, gadis yang baru kemarin pindah ke sekolahnya. Entah Arka yang pintar berbasa basi atau memang Melody yang mudah bergaul dengannya.

"Suka komik juga?" Tanya Arka.

"Suka sih, tapi lebih suka novel. Kamu ngoleksi komik?" Melody mengembangkan senyum yang sejak tadi belum luntur dari bibirnya. Tak lama, sebuah gebrakan meja mengagetkan seluruh pengunjung kantin. Termasuk Arka dan Melody.

Samar samar terlihat 3 gadis yang sedang menghampiri meja Melody. Untuk apa gebrakan meja tadi? Mencari perhatian saja? Ayolah, apa tidak ada pekerjaan lain yang lebih bermutu dari pada harus mengagetkan seluruh isi kantin?

Tapi... tunggu!!

Sepertinya Melody mengenal salah satu dari tiga gadis itu.

"Jadi elo murid barunya?" Ucap gadis itu. Nada bicara yang sangat Melody kenal sejak dulu. Dia.... Oliv. Bisa dibilang sebagai musuh dan rival Melody sejak SMP. Jadi, takdir mempertemukan mereka kembali di masa putih abu abu kini.

"Hebat banget ya lo, berhasil jadi bahan pembicaraan semua murid disini!" Kata Oliv dengan nada bicara yang semakin meninggi. Semantara Melody masih dalam posisi diamnya. Semua pasang mata sedang memperhatikan mereka kini, termasuk sang ibu kantin.

"Kemarin dateng sama kak Zio, sekarang berduaan di kantin sama Arka. Mau cari sensasi lo?" Ejek Oliv yang semakin memuncakkan emosi Melody. Namun, Melody bukan gadis yang dengan mudah meluapkan emosinya sesaat. Seperti yang di lakukan Oliv saat ini. Menurutnya itu cara yang sangat kampungan.

"Bukan aku yang cari sensasi, tapi kamu yang selalu memperhatikan aku" ucap Melody santai sambil tertawa kecil. Arka mengerutkan keningnya, bingung. Disaat semua orang di kantin dibuat takut karna Oliv, gadis itu malah tertawa seolah tak terjadi apa apa.

"Kadang ada fans yang menyamar menjadi heaters agar mereka lebih diperhatikan, dan aku rasa itu berlaku untukmu" sambung Melody santai.

"Iya, gue selalu perhatiin lo termasuk orang orang di sekitar lo. Oh iya, gue rasa orang baru gue ini sangat lo kenal" tutur Oliv disisipi senyum iblis mematikannya. Entah apa maksudnya, namun ini membuat perasaan Melody sedikit tidak enak. Tak lama, dari balik kerumunan kantin muncul seorang gadis berambut ikal sebahu dengan kaca mata tebal.

Oh tuhan.. kejutan apa lagi ini?

"Inget dia?" Tanya Oliv mendekatkan dirinya pada gadis itu. Bagaimana Melody tak mengenal gadis itu, dia adalah sahabat kecil Melody. Sebelum sesuatu membuat jarak diantara mereka.

"Hai, apa kabar........ mantan sahabat?" Sapa Melody mengalihkan pandangannya pada Sasa. Ya, gadis itu bernama Sasa.

Sasa mulai mendongak, mengangkat kepalanya. Setelah sejak tadi hanya berani menatap lantai saja.

"A-aku...." ucap Sasa sedikit terbata bata.

"Dia jadi sahabat gue sekarang. Hebatkan gue? Orang yang terkenal dekat dengan lo bisa dengan mudahnya berpaling ke gue" potong Oliv sebelum Sasa menyelesaikan kalimatnya.

"Mungkin perlu gue perjelas, kalau mantan sahabat lo ini sekarang jadi temen gue? Right?" Lanjut Oliv penuh dengan kemenangan.

"Oh ya? Selamat ya. Tapi aku rasa kamu perlu hati hati. Jika dia bisa menusukku dia juga bisa menusukmu dari belakang" tutur Melody membuat semuanya terdiam. Saat ini Melody baru tersadar bahwa sejak tadi hanya dia dan Oliv yang menguasai pembicaraan.

"Ta-tapi.. aku bu-bukan orang yang seperti itu" Sasa angkat bicara dengan susah payah setelah sejak tadi hanya memilih menatap sepatunya untuk mengumpulkan keberanian.

"Jika kamu bukan orang seperti itu, mungkin saat ini posisi kita tidak seperti ini" ucap Melody tajam.

"Jika dulu kamu tidak melakukan kebodohanmu itu, mungkin kamu yang kini berada di sampingku, bukan di samping dia" lanjut Melody sembari melirik ke arah Oliv. Melody menarik nafas kemudian menghembuskannya perlahan. Setidaknya itu yang bisa ia lakukan untuk mengontrol emosi.

"Aku duluan, terimakasih sudah menghancurkan mood makanku" kata Melody lalu pergi begitu saja dari kerumunan kantin.

Musuh..

Mantan sahabat..

Lalu siapa lagi setelah ini?

•••••

Gimana sama part yang ini?
Panjang kan?? Setidaknya sih lebih panjang dari part sebelumnya :)

Jangan lupa kritik dan Votenya ya kawan :*

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang