Chapter 18

1.2K 90 3
                                    

Arka menyembunyikan wajah tampannya di balik lipatan tangan yang ia letakkan di atas meja. Hari ini sepertinya ia berangkat terlalu pagi. Alhasil ia harus terjebak di dalam kelas dengan dua orang yang sedang bercumbu di sudut kelas.

Berulang kali ia membuang nafasnya jengah. Karna tak sengaja mendengar percakapan menjijikan kedua orang yang sedang di mabuk cinta itu.

"Iya sayang aku sayang kamu" kata seseorang dengan suaranya yang berat. Sudah bisa dipastikan ini suara si cowok.

"Aku juga sayang kamu" sahut seseorang dengan suara cempreng. Dan ini suara si cewek.

"Aku dua kali lebih sayang kamu"

"Aku tiga kali lebih sayang kamu"

"Aku empat kali lebih sayang kamu"

"Aku lima kali lebih sayang kamu"

"Aku enam kali lebih sayang kamu"

"Aku tujun kali lebih sayang kamu"

Begitu seterusnya dan entah sampai angka ke berapa. Menurut Arka itu benar benar menggelikan, alay, lebay, iyuhh, menjijikan dan blablabla...

"Kalian ini pacaran atau belajar berhitung sih?!" Omel Arka yang sudah tak tahan lagi pada mereka. Sementara kedua insan itu hanya melirik Arka sekilas lalu memulai 'menghitung sayang' mereka masing masing. Merasa tak di gubris sedikit pun. Arka kembali menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan seperti tadi.

"Morning" sapa seseorang sembari menepuk bahu Arka pelan. Tunggu!! Suara siapa ini? Ini bukan suara berat si cowok dan bukan juga suara cempreng si cewek. Ini seperti suara bidadari dari surga yang turun ke bumi bersama teman temannya kemudian dia terpisah dan nyasar ke sekolah Arka *halah.

Arka mendongakkan kepalanya. Melihat gadis cantik yang kini tengah tersenyum manis di depannya. Oh, dia benar benar bidadari.

"Morning Mell" sapa Arka balik pada Mellody yang sudah duduk tepat di sampingnya.

"Kamu sakit ya Ka?" Tanya Mellody melihat wajah Arka yang saat ini pucat. Mungkin ini efek dari begadangnya semalam. Jadi ia sedikit merasakan kepalanya yang berat.

"Enggak kok" jawab lelaki itu disisipi senyum lembutnya.

"Enggak gimana, wajah kamu aja pucet gitu. Aku anter ke UKS yuk" ajak Mellody berbaik hati. Dalam hati kecil Arka saat ini seperti ada yang bergoyang dengan lincahnya. Mendapat perhatian dari gebetan itu ternyata membuat reaksi yang berbahaya bagi hati dan jantung.

"Aku gak apa apa Mell" sahut Arka lagi menenangkan gadis cantik di sebelahnya itu.

"Beneran? Entar kalau kamu pingsan aku gak tanggung jawab ya?" Tutur Mellody mendapat kekehan geli dari Arka. Arka hanya mengacak rambut Mellody lembut lalu kembali menaruh kepalanya di atas meja dan menghadap ke arah Mellody. Rasanya seperti ada yang membebani di puncak kepala Arka saat ini.

Arka mengamati setiap gerak gerik gadis itu. Kini, ia sedang mengeluarkan kotak makan berwarna merah muda yang selalu Mellody bawa setiap hari.

"Pasti belum sarapan kan? Nih, makan bekal aku aja" tawar Mellody lalu membuka kotak maknannya. Sebuah roti isi yang terlihat sangat lezat.

"Aku udah sarapan kok, tenang aja. Aku sengaja bawa ini buat kamu. Kan setiap pagi kamu gak pernah sarapan" sambung Mellody disisipi senyum tulusnya. Ah,, tiang mana tiang? Gadis ini pintar sekali membuat Arka terbang.

"Beneran buat aku?" Tanya Arka memastikan dan mendapat anggukan dari Mellody.

"Yakin?" Tanya Arka lagi.

"Yaudah kalau kamu gak mau, aku kasih Davin aja deh" Mellody mengerucutkan bibirnya lalu menarik kembali kotak makanan yang tadi ia bawa. Dengan sigap, Arka menahan tangan Mellody untuk tidak menjauhkan bekal makanannya.

"Kita makan berdua ya" ajak Arka dengan lembut. Arka sadar akhir akhir ini ia berubah menjadi pribadi yang sangat lembut. Padahal dulu ia terkenal dengan sifat dinginnya pada perempuan.

Mellody mengangguk mengiyakan. Baru satu gigit ia makan roti isinya, tiba tiba Arka sudah menggigit sisi yang berlawanan dari roti tersebut. Jarak mereka sangat tipis bahkan hanya menyisakan beberapa cm saja.

Mata almond Mellody bertemu dengan mata elang milik Arka. Keduanya tak bisa mengalihkan pandangan satu sama lain. Seolah sudah nyaman pada posisi seperti ini.

"Kamu bikin aku kaget" pekik Mellody lalu memundurkan kepalanya. Memberi jarak.

"Kan tadi aku bilang, makan berdua. Nah, ini namanya makan berdua" canda Arka melupakan pusing di kepalanya sesaat.

Tanpa disadari keduanya. Mellody dan Arka sedang sama sama mengatur hatinya yang melompat kesana kemari. Menyembunyikan semburat merah yang tampak pada pipi masing masing. Jadi rasa apa ini? Suka? Sayang? Atau cinta?

°°°°

Special part Mellody - Arka.
Ayeee :D

Thanks yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca :)

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang