Chapter 31

1.2K 70 1
                                    

"Arka jadian sama Mellody"

"Ka Arka beneran jadian?'

"Patah hati gue"

"Mellody sama Arka jadian"

Oliv mulai risih pada pembicaraan yang sedang heboh di kelasnya kini. Bahkan bukan hanya di kelasnya saja, melainkan disetiap kelas. Bukannya ia tak senang dengan kabar ini. Tapi ia tak suka semua orang yang terlalu melebih lebihkan hubungan orang lain. Memangnya ada masalah apa jika Mellody dan Arka jadian? Bukankah itu kabar baik?

Tak lama, terdengar suara bell. Menandakan jam istirahat untuk semua siswa. Oliv merapikan buku bukunya kemudian ia memilih beranjak menuju kantin. Gadis itu lebih memilih menemui pemeran utama pembicaraan sejak tadi. Dari pada membuang waktu mendengarkan gosip murahan.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Tak butuh waktu lama untuk mencari Mellody. Terlihat gadis itu kini tengah duduk sendiri sambil membaca novel dan menyumpal kedua telinganya dengan earphone.

Oliv mengangkat sebelah alisnya. Ia bertanya tanya kemana Arka. Biasanya lelaki itu selalu berada tak jauh dari Mellody. Ditambah lagi rumor mereka jadian sedang menjadi topik hangat di sekolah. Tapi mengapa mereka tak terlihat bersama? Oke, itu sedikit aneh.

"Jadi lo beneran jadian?" Tanya Oliv to the point dan langsung duduk di depan Mellody. Gadis itu mengalihkan pandangannya dari novel kemudian ia melepas earphonenya agar mendengar pembicaraan Oliv dengan jelas.

"Apa?" Tanya Mellody agar Oliv mengulang ucapannya.

"Lo jadian sama si Arka?" Ulang Oliv dan mendapat anggukan singkat dari lawan bicaranya itu.

"Oh, selamat deh" ujar Oliv disisipi senyuman manisnya yang jarang sekali ia tunjukan.

"Tapi Arka mana?" Tanya Oliv lagi setelah ia menyerah karna tak bisa menebak kemana perginya lelaki itu.

"Ada urusan sama Miss Vanya" jawab Mellody seadanya. Jujur, ia masih sedikit canggung jika berhadapan dengan Oliv. Walau Mellody tau jika Oliv sudah berubah. Tapi tetap saja ia masih bingung akan membicarakan apa.

Tapi mungkin, suasana canggung itu bukan hanya dirasakan Mellody. Melainkan juga dirasakan oleh Oliv. Buktinya kini keduanya sama sama terdiam.

"Ada yang aneh dari kita ya?" Oliv memulai pembicaraan kembali. Membuat kening Mellody berkerut.

"Perhatiin sekeliling lo deh" lanjut Oliv kemudian Mellody mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Benar saja, hampir setiap mata tertuju ke arah mereka.

Mereka menatap dengan tatapan yang berbeda beda. Ada yang seolah sedang menunggu tontonan gratis, ada juga yang seolah berharap tak ada pertengkaran diantara mereka lagi.

"Mungkin mereka pikir kita mau ribut. You know lah, peran kita dulu emang gak baik" terang Oliv dan mendapat anggukan setuju dari Mellody. Entah apa yang lucu, tapi kini keduanya kompak tertawa.

"Lucu ya, rival jadi sedeket ini" ucap Mellody di sela tawanya.

Tak lama setelah itu, tawa keduanya terhenti karena kedatangan dua orang lelaki yang berhasil membuat rusuh. Kedua lelaki itu berhenti tepat di samping meja Mellody dan Oliv. Masih dengan mengatur nafas mereka yang tersenggal senggal karena berlari.

"Kalian kenapa?" Tanya Oliv bingung.

"Kenapa harus lari lari segala?" Kali ini tanya Mellody.

"Kalian gak bikin keributan lagi kan?" Akhirnya setelah lama mengatur nafas. Salah satu diantara mereka angkat bicara. Yap, kedua lelaki di samping Mellody dan Oliv ini adalah Arka dan Zio. Yang berlari bak kesetanan.

"Hey, apa kita selalu sebrutal itu?" Protes Oliv membentuk bibirnya menjadi mengerucut lucu.

"Semua orang bicarain kalian karna kalian duduk berdua disini. Mereka kira kalian mau ribut lagi" terang Arka polos. Sontak saja membuat Mellody dan Oliv tertawa geli.

Selang beberapa menit setelah itu, Davin, Tasya dan Sasa juga datang berlarian sama seperti Arka dan Zio tadi. Ketiganya hampir saja bertubrukkan jika saja tak mengendalikan keseimbangan mereka sendiri.

"Biar kutebak, pasti kalian kira aku sedang membuat onar lagi kan?" Tebak Mellody yang tentu saja tepat sasaran. Ketiganya mengangguk kompak.

"Oh tuhan, apa pembicaraan kita dulu semenyeramkan ini?" Celetuk Oliv sembari menepuk keningnya pelan.

"Oke, biar gue jelasin. Gue kesini cuma mau tanya sama Mellody, dan itu juga dengan baik baik kok" sambung Oliv menerangkan. Semuanya hanya mengangguk lalu membentuk mulutnya menjadi huruf 'O'.

Dan kali ini bukan hanya Mellody dan Oliv yang tertawa. Melainkan juga dengan kelima orang yang sedang berhadapan dengan mereka itu.

Mereka baru menyadari jika sudah banyak yang berubah peran saat ini. Oliv yang bukan lagi menjadi rival, Arka yang bukan lagi menjadi sekedar sahabat, Davin yang bukan menjadi pacar, Tasya yang bukan lagi menjadi murid tertindas, Sasa yang bukan lagi menjadi mantan sahabatnya, Zio yang .... em.... tidak lagi menyebalkan seperti dulu.

Dan ...

Oh, sepertinya ada yang tertinggal saat ini.

"Hey, apa ribut ributnya udah kelar?" Tanya Gio yang baru saja datang.

- Tamat -

***

Next akan ada Epilog.
Thanks for reading :)

Vomment?

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang